Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Relokasi Muslim Palestina, Solusikah?

Topswara.com -- Jumlah korban jiwa di Jalur Gaza Palestine akibat dari serangan militer Israel, terus meningkat. Berdasarkan laporan terbaru yang di keluarkan oleh Kementerian Kesehatan Palestina, hingga Kamis, 4 April 2025, tercatat ada lebih dari 50.600 warga Palestina yang meninggal dunia, dan 115.000 lainnya mengalami luka-luka sejak terjadinya agresi militer dimulai 7 Oktober 2023. (inilah.com. Selasa, 8/4/2025).

Menyikapi permasalahan dunia yang tak kunjung usai, bahkan semakin hari kita lihat semakin tragis dan tak pandang bulu korban yang berjatuhan dari kalangan anak-anak, perempuan dan laki-laki, dari kalangan warga sipil, tenaga kesehatan bahkan hingga jurnalis juga menjadi target.

Presiden Prabowo dalam kunjungan kenegaraan ke Tuki menyampaikan bahwasannya “Kami (Negara Indonesia) siap untuk mengevakuasi korban yang luka-luka, trauma. Anak-anak yatim piatu, siapapun yang oleh pemerintah Palestina dan pihak-pihak terkait korban ingin dievakuasi ke Indonesia, kami siap akan kirim pesawat-pesawat untuk mengangkut korban, kita perkirakan jumlahnya 1.000 orang untuk gelombang pertama, dalam pidatonya juga menyoroti tentang diamnya sejumlah Negara atas pelanggaran HAM yang terjadi.” (KompasTV, 12/4/2025).

Solusi yang ditawarkan oleh Presiden Indonesia untuk mengevakuasi korban agresi militer Israel, memuat banyak polemik baru jika diberlakukan, karena bertahannya para masyarakat Gaza di Palestina bukan hanya mereka tidak ada yang mau menerima atau mereka tidak mau keluar dari penjajahan. 

Namun di sini ada hal yang lebih genting dan penting seharusnya menjadi sorotan. Bahkan bisa menjadi pembelajaran untuk kita sebagai manusia.

Pembelajaran pertama masyarakat Gaza mengajarkan kepada kita adalah keyakinan terhadap sang pemilik kehidupan, karena Allah adalah yang paling mengetahui lagi adil, maka mereka mengajarkan kepada kita cukup “Hasbunallah wanikmal wakil” hanya kepada Allah kita berserah dan memohon, karena nyatanya begitu banyak manusia hari ini tidak mampu melawan Israel dan sekutunya.

Pembelajaran kedua, ketika kita benar maka jangan pernah lari dari pada masalah, seperti halnya Palestina, kita mengetahui bahwasannya berdasarkan sejarah baik yang tertulis oleh sejarawan dunia atau bahkan dalam versi Islam, tanah Palestina adalah tanah milik umat muslim, artinya kita punya kewajiban untuk menjaga tanah Palestina dari pada penjajahan. 

Dua hal besar inilah yang diajarkan oleh masyarakat Palestina kepada kita semua, lantas langkah untuk mengevakuasi mereka bukanlah jalan akan memberikan solusi. Melainkan jalan baru untuk melanggengkan Israel untuk menguasai tanah Palestina. 

Sebagaimana kita lihat bahwasanya mereka membunuh para korban, menghancurkan rumah mereka, menutup akses kehidupan mereka, bukan hanya karena ingin balas dendam namun Genosida, menghapuskan masyarakat Palestina.

Inilah gambaran dari pada pemikiran kapitalisme yang sudah bersarang dalam pemikiran para pemimpin hari ini. Pemikiran kapitalis yang dibangun hanya untuk mengambil jalan tengah dalan permasalahan, maka dapat kita lihat solusi yang di berikan hanya sebatas jalan pintas untuk tidak berperang saja, seperti halnya yang di tawarkan oleh PBB membangun dua Negara dalam satu wilayah. 

Nyatanya ini hanya omong kosong pada akhirnya Palestina juga akan terus di jajah, begitupun dengan evakuasi. Pertanyaan lain muncul, apakah membawa korban ke Indonesia akan mampu memberikan kebebasan kepada masayarakat Palestina? Atau akan bisa memberhentikan kejahatan Israel? Nyatanya tidak, bisa jadi mereka makin brutal menghabisi sisa orang–orang di dalam tanah Palestina sehingga mereka berjaya memilikinya.

Padahal seharusnya para pemimpin, khususnya pemimpin Negara muslim, memikirkan bagaimana solusi terbaik dari permasalahan Palestina bukan hanya solusi sementara namun solusi yang mampu membuat Israel tidak lagi berani mengangkat senjatanya kepada masyarakat Palestina, bahkan masyarakat di belahan dunia yang lainnya.

Maka solusi untuk Palestina adalah jihad, bayangkan jika kita di seluruh umat muslim bersatu untuk mengirimkan militernya melawan Israel maka kemenangan telak berada di tangan Islam. Namun nyata apa hari ini? Kita tersekat–sekat oleh nasionalisme, kita tersekat–sekat oleh peraturan dunia yang mereka buat. Dan tidak ada negara muslim mengirimkan militernya untuk membantu melawan Israel, jika kita mengikuti berita hari ini, baru Yaman dan Lebanon yang benar turun langsung melawan Israel padahal umat muslim tersebar di seluruh dunia.

Inilah dunia tanpa khilafah, kita tersekat–sekat oleh nasionalisme, kita terpisah–pisah oleh kesibukan duniawi, kita lemah oleh peraturan dibuat oleh para kapitalis. Maka jangan lagi kita tertidur, mari kita bangkit untuk kembali bersatu dalam bingkai khilafah maka pada saat itulah seruan jihad dalam satu kepemimpinan akan terjadi. 

Para tentara Muslim dari seluruh wilayah di bawah naungan khilafah akan mampu mengusir tentara Israel. Sungguh, hal itu tidaklah mustahil. Allah SWT berjanji bahwa Islam akan kembali memimpin dunia. 

Wallahu a’lam.


Oleh: Zayyin Afifah, A.Md., S.Ak. 
Aktivis Muslimah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar