Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Profesi Mulia di Tengah Rusaknya Sistem Sekularisme

Topswara.com -- Dokter merupakan salah satu profesi mulia yang memiliki prestise tinggi. Diharapkan menjadi teladan di setiap layanan. Namun, apa yang terjadi jika dokter impian keluar dari kriteria harapan?

Fakta Dokter Rusak

Tengah ramai diperbincangkan tentang profesi dokter yang banyak dipertanyakan. Begitu banyak fakta yang mengungkap rusaknya kehidupan dokter saat ini. Sejumlah kasus pelecehan seksual yang dilakukan para dokter kian mengemuka. 

Setelah terbongkarnya kasus pelecehan seksual keluarga pasien yang dilakukan dokter PPDS di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung (CNNIndonesia.com, 18-4-2025), terbongkar pula kasus-kasus serupa yang menyeret nama-nama dokter lainnya. Laporan dari para keluarga korban pun terus masuk ke meja pengaduan di beberapa wilayah, mulai dari Bandung, Garut, dan Malang.  

Karena marak kejadian meresahkan yang dilakukan para dokter, Kementrian Kesehatan pun mengambil tindakan tegas. Dokter yang bermasalah dapat dicabut surat izin prakteknya secara tegas oleh Kementrian Kesehatan. Tidak hanya itu, Kemenkes pun secara langsung dapat mencabut STR, Surat Tanda Registrasi, dokter yang bersangkutan (tempo.co.id, 17-4-2025). 

Terkait fakta tersebut, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, berjanji akan melakukan evaluasi dan perbaikan yang sistematis di bidang kedokteran (cnbcindonesia.com, 21-4-2025). 

Kemenkes pun akan menetapkan kewajiban tes psikologi bagi para peserta PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis). Hal ini diklaim sebagai upaya meminimalisasi kasus pelecehan seksual, karena hasil penyidikan pihak kepolisian menyebutkan adanya indikasi kelainan perilaku seksual. Menteri Kesehatan juga mengungkapkan terkait jaminan finansial yang dihadapi sejumlah peserta PPDS. 

Kasus pelecehan seksual atau kriminal di tengah profesi dokter bukanlah kasus baru. Kasus-kasus ini pun merupakan lahiran sistematis dari pengaturan sistem yang rusak. Penyelewengan wewenang hingga fungsi dokter banyak dilakukan karena minimnya pengawasan dan lemahnya sistem sanksi. 

Tidak habis pikir, kelakuan para dokter rusak ini sontak menyebarkan ketidaknyamanan di mata masyarakat. Apalagi yang banyak terlibat adalah dokter spesialis yang mestinya mencurahkan dedikasi terbaiknya dalam melayani kebutuhan kesehatan masyarakat. 

Kalangan spesialis keilmuan saat ini didominasi oleh individu-individu yang hanya merajakan ilmu duniawi tanpa menyandingkannya dengan keimanan ruhiyah. Saat ilmu tersebut diaplikasikan di tengah masyarakat, landasan duniawi menjadi satu-satunya sandaran yang mendominasi. 

Pencapaian materi, popularitas hingga yang paling buruk adalah pemuasan nafsu birahi yang kian tidak terkendali. Niat suci yang semestinya mendasari aktivitas justru hilang karena pemahaman yang memisahkan kehidupan dunia dengan agama. 

Inilah pengaturan ala sistem rusak, sekularisme kapitalistik. Sistem yang hanya berpijak pada keuntungan duniawi dan pemuasan nafsu jasadiyah. Aturan agama kian dihilangkan dalam setiap pola pikir dan tindakan. 

Alhasil, individu kian jauh dari nilai keimanan. Rasa malu dan kesadaran akan pengawasan Zat Maha Pencipta, semakin luntur dan menghilang. Wajar saja, jasa dokter yang seharusnya menjadi ladang amal justru dibelokkan menjadi ladang maksiat yang merusak.

Tidak hanya itu, sistem yang kini diadopsi juga melahirkan kebijakan rusak yang merusak niat mulia dokter. Mulai dari sistem gaji, sistem aturan pendidikan hingga sistem sanksi yang tidak jelas dan tidak tegas. 

Sinergi Ilmu dan Iman dalam Tatanan Islam

Konsep Islam mengutamakan penetapan iman terlebih dahulu ketimbang ilmu. Dan ilmu pun mesti sejalan dengan iman dan adab. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT. 

"Dan apabila dikatakan, "Berdirilah kamu," maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Mujadilah: 11)

Intelektual Islam sudah pasti harus dibekali iman, apapun jenia kelimuannya. Terlebih keilmuan yang berhubungan dengan layanan kesehatan umat, karena berhubungan dengan penjagaan nyawa umat. 

Sistem pendidikan Islam yang komprehensif dan sistemis akan melahirkan generasi cakap ilmu yang penuh iman. Konsep pendidikan yang mengutamakan akidah Islam akan melahirkan generasi tangguh yang tidak mudah tergoda gangguan yang merusak imannya. Akidah, adab, dan akhlak akan senantiasa menjaga berkahnya ilmu yang diperoleh setiap individu. 

Sistem Islam pun menjamin setiap pembiayaan pendidikan, terlebih biaya spesialisasi pendidikan yang membutuhkan fokus dalam pelaksanaannya. Baitul mal dalam sistem Islam menjadi salah satu pos terbesar dalam layanan jaminan umat, terutama di bidang pendidikan. 

Tentu saja, semua konsep ini hanya mampu diwujudkan dalam satu sistem utuh yang diterapkan dalam tatanan negara. Yakni khilafah. Satu-satunya institusi yang menjaga kemuliaan dan keamanan setiap individu. 

Terkait usaha preventif, negara pun akan memblokir setiap konten-konten rusak berbau pornografi yang bersliweran di dunia maya. Karena konten sampah ini cepat atau lambat akan merusak pemikiran individu. Sementara dalam upaya kuratif, khilafah menetapkan sistem sanksi yang tegas dan jelas bagi para individu yang melanggar. 

Dengan penjagaan sempurna, setiap individu akan terlindungi utuh dan menyeluruh dalam tatanan yang manusiawi. Ilmu yang disandarkan dengan konsep iman akan menciptakan ketangguhan dan kemurnian niat dalam beramal shalih. 

Wallahu a'lam bish-shawab.


Oleh: Yuke Octavianty 
Forum Literasi Muslimah Bogor 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar