Topswara.com -- Setelah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan maka seluruh kaum muslimin di dunia merayakan Idulfitri. Seluruh umat Islam merayakan dengan sukacita.
Begitu juga yang dilakukan oleh saudara-saudara kita di Palestina. Mereka juga berhari Raya pada hari Ahad, 30 Maret 2025. Sesuai pengumuman Mufti besar Palestina syekh Muhammad Husein.
Warga Palestina menghadiri pelaksanaan shalat idul fitri di dekat kuil Kubah Batu di kompleks masjid Al Aqsa di Kota Tua (CNBC Indonesia.com,30/3/2025).
Sementara itu militer Israel menyerang secara serentak di kamp pengungsian Khan Younis di Gaza Selatan hingga kota Gaza. Juga kamp pengungsi di Jabalia, Gaza Utara. Serangan ini menewaskan sedikitnya sembilan warga, lima diantaranya adalah anak-anak. Serangan ini dilancarkan pada saat warga Palestina yang menggelar shalat ied.
Sejak melanggar gencatan senjata dengan Hamas, Israel telah membunuh 900 warga Palestina di Gaza. Israel juga membunuh anak-anak di Gaza setiap 45 menit dengan rata rata 30 anak terbunuh setiap hari selama 535 hari terakhir (Tempo.co,30/3/2025).
Tidak hanya itu, militer Israel juga telah menyerbu beberapa rumah di Hebron, Tepi Barat. Mereka menduduki dan menggeledah tempat tinggal warga. Kemudian menangkap 3 orang, satu orang remaja berusia 16 tahun dan 2 orang mantan tahanan. Pasukan Israel mendirikan banyak pos pemeriksaan dan menutup jalan sekitar Hebron. Menolak untuk membuka sepenuhnya masjid Ibrahimi di Hebron bagi umat Islam Palestina untuk Idul Fitri (CNN Indonesia,30/3/2025).
Serangan Zionis saat momen hari raya Idulftri makin menegaskan bahwa mereka tidak mengenal makna diplomasi dan gencatan senjata. Mirisnya umat Islam hanya bisa menyaksikan pembantaian dan genosida yang terjadi di Palestina.
Kebrutalan zionis seharusnya sudah cukup menyadarkan umat Islam bahwa masalah Palestina bukan sekedar perebutan tanah. Tetapi penjajahan dan perampasan yang nyata.
Palestina terus berjuang sendiri melawan Zionis yang didukung oleh Amerika Serikat. Kekebalan Zionis juga seharusnya membuat kita sadar bahwa rakyat Palestina butuh keberanian para penguasa muslim, untuk memobilisasi militer memerangi Zionis yang merupakan musuh bersama umat muslim sedunia. Bukan hanya retorika empati dan bantuan kemanusiaan.
Pilu umat Islam di Palestina dan umat di seluruh penjuru dunia yang mengalami penindasan dan penjajahan. Sejatinya merupakan pilu dan duka seluruh umat Islam sebab umat Islam bagaikan satu tubuh. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw, ”Orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuhnya ikut merasakan tidak bisa tidur dan panas (turut merasakan sakitnya)” (HR. Muslim).
Tetapi saat ini umat Islam tidak bisa menolong saudara-saudaranya yang terjajah meskipun jumlah mereka sangat banyak. Umat Islam kini dalam kondisi lemah dan tercerai berai. Mereka bak buih di lautan. Jumlahnya banyak tetapi tidak ada kekuatan. Hal ini karena tiadanya junnah (perisai) yang melindungi mereka dari penjajahan. Junnah tidak lain adalah Daulah Khilafah.
Khilafah akan berperan sebagai junah yang melindungi umat Islam di seluruh penjuru dunia agar terbebas dari cengkeraman penjajahan. Khilafah akan mempersatukan umat Islam di dunia dengan ikatan akidah Islam dan menerapkan syariat kaffah di dalam negeri. Menyelenggarakan jihad ke luar negeri untuk membebaskan negeri muslim yang terjajah.
Khilafah akan mengerahkan tentara reguler maupun cadangan (rakyat) hingga negeri muslim yang terjajah bisa dibebaskan kembali. Khilafah tidak akan mau berkompromi dengan negara-negara barat maupun lembaga-lembaga internasional yang nyata-nyata melindungi Zionis. Juga tidak akan terikat dengan perjanjian atau solusi dua negara yang diprakarsai Barat. Kenapa akan menjadi negara independen tanpa disetir oleh negara lain.
Untuk itu umat harus berjuang untuk menegakkan kembali khilafah, karena khilafah adalah pelindung hakiki seluruh umat Islam. Dengan bergabung dalam jamaah dakwah yang melakukan pembinaan di tengah-tengah umat untuk membangun kesadaran umat dan berjuang untuk menegakkan kembali institusi khilafah.
Waallahu'alam bishawab.
Oleh: Endang seruni
Muslimah Peduli Generasi
0 Komentar