Topswara.com -- Presiden Prabowo Subianto menyatakan Indonesia siap menampung ribuan warga Gaza, Palestina yang menjadi korban kekejaman militer Israel. Prabowo akan mengirim pesawat untuk menjemput mereka (beritasatu.com, 09/04/2024)).
Prabowo menilai penyelesaian konflik di Gaza bukanlah perkara mudah dan membutuhkan kerja sama internasional. Namun, dia menekankan bahwa RI berkomitmen untuk mewujudkan penyelesaian konflik tersebut dengan solusi dua negara.
Awal Genosida
Sejak 7 Oktober 2023 hingga hari ini tak terhitung lagi penderitaan yang dialami rakyat Palestina. Meski begitu ternyata dunia belum bisa berbuat banyak. Bahkan bantuan kemanusiaan pun terhalang masuk ke wilayah Gaza.
Adanya rencana evakuasi penduduk Gaza menunjukkan ketidakberdayaan dunia dan negeri Islam dalam menghadapi serangan Israel. Padahal nyata bahwa kekuatan Israel sebenarnya sangat kecil jika dibandingkan dengan kekuatan umat Islam.
Ketakutan para pemimpin Arab terhadap AS sebagai pendukung setia Israel membuat negeri-negeri Islam memilih posisi diam terhadap genosida yang berlangsung. Adapun kutukan dan kecaman hanyalah sebagai tameng menutupi ketidakpedulian mereka terhadap nasib Palestina.
Jangan Lupakan Sejarah
Palestina menjadi bagian dari kekhilafahan Islam pada masa Khalifah Umar Bin Khattab tepatnya pada tahun 16 Hijriah atau 637 Masehi. Saat itu Pendeta Soprhonius menyerahkan kunci Baitulmaqdis kepada Umar Bin Khattab. Yerusalem pernah diserang oleh tentara Salib pada masa Perang Salib I (1096-1102). Salahuddin Al-Ayyubi berhasil membebaskan Yerussalem pada 2 Oktober 1187 M.
Jatuhnya Palestina ke tangan Yahudi setelah adanya Deklarasi Balfour yang dikeluarkan pada tanggal 2 November 1917 oleh Pemerintah Inggris. Deklarasi ini mengumumkan dukungan terhadap pendirian "rumah nasional bagi bangsa Yahudi" di Palestina, yang saat itu merupakan wilayah Kekhilafahan Utsmaniyah dengan populasi Yahudi minoritas.
Setelah itu PBB mengumumkan berdirinya Israel melalui Resolusi 181 Majelis Umum PBB pada 29 November 1947. Resolusi ini menyetujui pembentukan negara Israel dan Palestina. Resolusi ini kemudian membuka jalan bagi deklarasi kemerdekaan Israel pada 14 Mei 1948.
Ini semua menunjukkan bahwa penjajahan atas Palestina telah berlangsung sejak lama. Inggris lah yang telah mencaplok tanah Palestina dan menyerahkannya pada Yahudi. Hingga kini keberadaan Yahudi didukung penuh oleh PBB dan AS. Bahkan genosida itupun didanai dan dipersenjatai oleh AS.
Evakuasi Gaza Langgengkan Penjajahan Yahudi
Dengan memahami sejarah berdirinya Yahudi di Palestina maka adanya rencana Evakuasi warga Gaza justru menunjukkan dukungan kepada Yahudi dan AS untuk mengambil tanah Palestina secara keseluruhan.
Tentu ini adalah impian yang diinginkan oleh Yahudi sebab Yahudi memang ingin menguasai Palestina secara keseluruhan. Sejak berdirinya institusi Yahudi, mereka tidak pernah berhenti melakukan genosida dan perluasa wilayah.
Bagi umat Islam ini adalah penjajahan yang tidak boleh dibiarkan sebab AlQuds adalah kiblat pertama umat Islam yang harus dijaga. Tidak boleh menyerahkan tanah ini kepada penjajah kafir.
Lebih dari itu umat Islam tidak boleh membiarkan genosida ini terus berlangsung sebab nyawa seorang Muslim lebih berharga di sisi Allah dari pada hancurnya dunia dan segala isinya sebagaimana dalam hadits an-Nasa'i.
Jihad dan Khilafah Solusi Tuntas Palestina
Gencatan senjata yang selama ini dilakukan kenyataannya tidak menghentikan kebrutalan Zionis. Zionis tetap melancarkan serangan meski dalam kondisi gencatan sejata. Ini karena Zionis Yahudi tidak akan pernah menepati janji-janji mereka.
Seandainya pun gencatan senjata itu bukan sementara hingga terjadi perdamaian yang permanen maka tetap saja hal itu bukan solusi bagi kaum muslimin sebab itu adalah solusi yang tidak diizinkan oleh Allah SWT.
Apa yang dilakukan kaum Yahudi terhadap muslim Palestina sesungguhnya hanya bisa disebut dengan penjajahan. Penjajahan tentu tidak bisa disolusi Dengan perdamaian tetapi harus kembali pada solusi yang diperintahkan Allah yakni jihad.
Yerusalem masuk dalam pangkuan khilafah di masa Umar bin Khattab lewat jihad fisabilillah. Kemudian dibebaskan dengan jihad fisabilillah oleh Sultan Shalahuddin saat tentara Salib berkuasa.
Kini saat Yahudi mencaplok Yerussalem dengan segala kejahatan dan kebrutalan maka solusinya juga tentu tidak lain adalah jihad fisabilillah. Hanya saja jihad ini bisa terwujud jika umat Islam berada dalam satu komando dengan terwujudnya persatuan dalam naungan khilafah. []
Oleh: Nurjannah Sitanggang
(Aktivis Muslimah)
0 Komentar