Topswara.com -- Daya beli masyarakat di berbagai daerah di Indonesia termasuk DKI Jakarta menurun. Ketika lebaran pun banyak pedagang yang berharap banyak pembeli, tetapi pada faktanya sebaliknya.
Momen Ramadan dan Idulfitri 2025 biasanya menjadi waktu panen bagi para pedagang. Namun tahun ini justru menyisakan kekecewaan. Para pedagang di Pasar Tanah Abang mengaku mengalami penurunan omzet signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dikutip dari metronews.com (10/4).
Ada banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Di antaranya adalah maraknya PHK, banyak perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja saat menjelang Ramadhan. Hal inilah masyarakat jadi tidak berniat untuk melakukan pengeluaran uang.
Naiknya harga-harga barang juga dipicu daya beli masyarakat lesu. Masyarakat lebih menghemat pengeluaran belanja dan melilih barang substitusi yang lebih murah. Harga-harga yang semakin melambung tidak diimbangi dengan pendapatan masyarakat yang stag tidak ada kenaikan.
Beban utang meningkat karena pendapatan tidak dapat memenuhi kebutuhan. Terbukti dengan banyaknya masyarakat yang menggunakan platform paylater yang makin masif di masyarakat, itu membuktikan masyarakat tidak mampu membeli barang berdasarkan kemampuannya.
Selain itu juga pengaruh dari lesunya ekonomi secara global, yang terbaru terkait kebijakan Trump yang saat ini diterapkan mengakibatkan ekspor barang keluar menjadi lebih sulit karena harga-harga menjadi lebih mahal.
Himpitan ekonomi membuat masyarakat memutar otak untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tidak sedikit yang berutang dengan memanfaatkan paylater (pembayaran nanti) dalam belanjanya. Apalagi belanja saat ini bisa dilakukan secara online hingga paylater dianggap memudahkan.
Dampak Sistem Kapitalisme
Di sisi lain, penerapan sistem kapitalisme mengakibatkan besarnya arus budaya konsumerisme, dan kebahagiaan diukur dengan standar materi. Adanya paylater makin mendorong arus konsumerisme. Masyarakat menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Permasalahan yang sangat kompleks ini menunjukkan ada yang salah dalam pengaturan sistem ekonomi dan sistem pemerintahan kita. Permasalahan ini harus segera dicarikan solusi agar tidak berlarut-larut dan masyarakat mengalami kemunduran ekonomi dan tidak terjerumus pada utang karena dapat dari penerapan sistem ekonomi kapitalistik yang jelas-jelas merugikan rakyat dan menguntungkan konglomerat.
Islam telah mengatur ekonomi masyarakat agar tidak mengalami kelesuan. Dengan meningkatkan lapangan pekerjaan sehingga umat menjadi produktif.
Mendorong harta-harta orang kaya agar tidak ditimbun dan diwajibkan membayar zakat jika sudah mencapai nisob. Negara membantu umatnya untuk saling tolong menolong kepada sesama saudaranya dan menghapus sistem riba seperti saat ini.
Negara Islam mempermudah untuk pendirian usaha dan tidak menerapkan pajak yang tinggi, sehingga pendapatan bisa dimaksimalkan.
Semua itu bisa diterapkan dengan sistem Islam secara menyeluruh di segala aspek kehidupan yang bersumber dari sang khalik Allah SWT. Sehingga ketika Islam diterapkan dapat memberikan solusi atas permasalahan manusia dan akan berkah kehidupan ini jika Islam diterapkan.
Munamah
Aktivis Muslimah
0 Komentar