Topswara.com -- Aktivis Muslimah Ummu Salamah menjelaskan tiga unsur yang harus dipelajari dari anak-anak Palestina.
"Tiga unsur yang kita harus banyak belajar dari anak-anak Gaza," ujarnya di kanal YouTube Supremacy: Anak-anak Gaza Inspirasi Anak-anak Dunia, Sabtu (8/3/2025).
Pertama, tentang keimanan. Menurutnya, anak-anak Gaza adalah anak-anak yang sedari kecil dibiasakan untuk menghafalkan ayat Al-Qur'an salah satunya adalah surah Al-Hadid ayat 22 hingga 23.
Kemudian ia membacakan ayat tersebut, "Ma asaba mim muṣibatin fil-arḍi wa la fi anfusikum illa fi kitabim min qabli an nabra'aha, inna zalika 'alallahi yasir(un). likai la ta'sau ‘ala ma fatakum wa la tafrahu bima atakum, wallahu la yuhibbu kulla mukhtalin fakhur. Artinya "tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri," paparnya.
Lalu ia menanyakan, mengapa manusia diuji oleh Allah. Kemudian ia menjawab agar manusia tidak pernah merasa sedih dan berputus asa. Ketika sesuatu itu hilang diambil oleh Allah dalam diri manusia ataupun tidak selalu bahagia ketika didatangkan kenikmatan, maka dari itu Allah Swt memberikan cobaan.
"Sahabat-sahabat Muslimah yang dirahmati Allah, anak-anak Gaza sudah terlatih, sudah mafhum itu, sudah tahu bahwasanya semua apa yang terjadi pada diri mereka ini adalah digariskan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Mereka tidak pernah merasa bahwa Allah tidak adil kepada mereka, yang mereka teriakan ketika mereka diuji kehilangan itu hanya innalillahi wa inna ilaihi rajiuun atau mereka mengucapkan takbir, Allahu akbar lailahaillallah wallahu akbar. Mereka tidak pernah membenci ataupun mengutuk Allah Subhanahu wa Ta'ala. kita harus belajar dari keimanan anak-anak Gaza," ajaknya.
Kedua, Anak-anak Gaza sudah menghafal Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 156 yang berbunyi,
alladzina idza ashabat-hum mushibah, qalu inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘uun”
"Sejak kecil, ketika mereka ditimpa musibah lalu mengucapkan innalillahi wa inna ilaihi raji'uun, maka mereka itu mengatakan kalimat istirja. Sesungguhnya segala sesuatu itu asalnya dari Allah dan akan kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala," bebernya.
Sehingga lanjutnya, apapun yang menimpa mereka, mereka tahu bahwasanya semua yang ada didunia adalah fana, akan dihentikan, apakah dengan cara yang sedang mereka alami, diambil orang tuanya, hartanya, nikmatnya, rumahnya, tapi mereka mengatakan bahwa semuanya adalah ketetapan dari Allah Swt, mereka bersabar.
"Inilah kalimat istirja yang mengajarkan kepada semua umat Islam dan termasuk anak-anak Gaza, maka mereka menghadapinya dengan sabar. Ketiga, sahabat-sahabat Muslimah yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta'ala, yang harus kita petik pelajaran dari anak-anak Gaza adalah tentang perjuangan. Bagaimana menghadapi penjajah, maka yang diajarkan oleh agama mereka adalah jihad fisabilillah bukan lari," ungkapnya.
Ia meyakinkan bahwa anak-anak Gaza mengingat firman Allah Swt dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 190 yang artinya Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas.
"Ini adalah ajaran dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sehingga penting bagi mereka sahabat-sahabat Muslimah yang dirahmati Allah untuk tidak mendurhakai perintah Allah ini. Mereka tidak mau bersikap pengecut ketika menghadapi penjajahan ini mereka sudah terbayang, kelak mereka akan menjadi mujahid-mujahid di jalan Allah yang berikutnya setelah orang tua mereka bahkan ibu-ibu mereka.
Ia menegaskan bahwa pelajaran anak-anak Gaza tersebut seharusnya menampar umat Islam. Seharusnya memberikan pelajaran penting bagi umat Islam terutama memberikan tamparan keras dan pedih kepada penguasa-penguasa Arab yang bertetangga dengan Palestina, namun mereka tidak melakukan pembelaan secara senjata untuk membela saudara-saudara mereka yang Muslim Atau paling tidak membela anak-anak Gaza agar tidak jatuh korban terus. Agar mereka bisa menikmati masa kecil mereka.
"Seharusnya, penguasa-penguasa umat Islam, para tentara yang merupakan anak cucu Umar bin Khattab, yang merupakan anak cucu dari Khalid bin Walid komandan tertinggi angkatan bersenjata Daulah Islam pada saat itu. Mereka itu adalah anak cucu dan juga anak cucu Salahuddin al-Ayyubi. Bukankah seharusnya mereka malu dengan apa yang telah dilakukan oleh anak-anak Gaza ini?" tanyanya.
Ia kagum dengan perjuangan anak-anak Gaza. Mereka sama sekali tidak mau mengkhianati, mereka sama sekali tidak mau lari dari perjuangan. Sambil geram ia menanyakan apa yang telah dilakukan oleh para penguasa dan tentara-tentara dinegeri Muslim.
"Kalian menggenggam, kalian memeluk senjata kalian yang canggih-canggih, pesawat-pesawat kalian ataupun kalaupun di arahkan itu hanya sekedar kamuflase saja, tidak memberikan dampak apapun. Bahkan setelah terjadi gencatan senjata, mereka tidak segan-segan terus membunuh. Siapa yang menjadi korbannya? Itu adalah anak-anak Gaza yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala ini. Semoga kita mau belajar, semoga kita mau memberikan amanah yang mulia kepada umat ini, menunaikan kewajiban kita kepada mereka, terutama tentara-tentara umat Islam dan penguasa-penguasa umat Islam agar menghadapinya dengan keimanan, penjajahan ini dengan sabar dan ikut berjuang mengusir penjajah entitas Yahudi ini, jangan berdiam diri. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala selalu melimpahkan rahmat dan karunianya kepada anak-anak Gaza," pungkasnya.[] Nabila Zidane
0 Komentar