Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Tawuran Marak Terjadi, Cukupkah Gelar "Jumat Curhat"?

Topswara.com -- Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) kembali menggelar program Jumat Curhat bersama Direktorat Pembinaan Masyarakat (Dit Binmas) di Reno Cafe, Pasar Panjang. Kegiatan ini dipimpin oleh Wadir Pam Obvit Polda Sultra, AKBP Darmono, bersama Kasubdit Bin Satpam Polsus Dit Binmas, AKBP Yusuf Mars, S.H., M.H., serta perwakilan Pejabat Utama (PJU) Polda Sultra (Kendaripost.fajar.co.id, 21/3/2025).

Dalam pertemuan ini, masyarakat menyampaikan berbagai keluhan, terutama terkait tawuran antar pemuda yang marak terjadi selama bulan Ramadhan, khususnya di Kelurahan Bonggoeya. 

Warga khawatir akan dampak negatif dari aksi tawuran yang berpotensi meresahkan dan membahayakan lingkungan sekitar. Selain itu, Samsuddin Ahmad, warga Pasar Panjang, mengungkapkan keresahannya terhadap ulah remaja yang sering membuat keributan di lingkungan kos-kosan.

Tawuran pelajar makin terus saja berlangsung di negeri ini. Tidak hanya di kota-kota besar, tetapi terjadi juga di daerah-daerah salah satunya di daerah sulawesi Tenggara. Dan tawuran ini pun terjadi di bulan suci Ramadhan.

Sejatinya bulan Ramadhan adalah bulan refleksi diri untuk memperbanyak amal kebaikan, namun miris generasi saat ini justru makin absurd atas moralitasnya.

Upaya yang di lakukan oleh pihak aparat melalui gelar "Jumat Curhat" ini hanyalah solusi tambal sulam. Bagaimanapun kondisi remaja saat ini khususnya bagi pelajar makin mengerikan dan mengkhawatirkan. Tentu, solusi yang dilakukan hanyalah ilusi dalam kolusi. 

Meskipun sebelumnya para aparat juga telah menekan deklarasi damai . Namun nyatanya yang terjadi, tawuran antar pelajar pun tetap berulang tak mengenal bulan. Bulan Suci Ramadhan pun yang seharusnya untuk mencucikan diri, justru para pemuda ini malah menjerumuskan dirinya pada hal-hal kemaksiatan, yakni tawuran tersebut.

Menelisik lebih dalam tawuran yang marak terjadi di negeri ini bukan tanpa sebab. 
Beberapa faktor atau penyebab terjadinya aksi tawuran adalah : kontrol diri, krisis identitas, rivalitas antar sekolah, faktor ekonomi, budaya dan kehidupan sosial ketegasan sekolah dan pemerintah, pengaruh media sosial, serta minimnya pengawasan orang tua dalam keluarga. 

Selain itu, dalam masyarakat pun menjadikan ide kebebasan menjadi standar dalam berbuat. Sehingga sangat wajar tawuran pelajar makin marak karena dari segala sisi tak ada yang mengontrolnya. 

Sehingga pada akhirnya mereka tidak pernah berpikir dampak dari perbuatan yang dilakukannya apakah mengundang ketaatan atau malah kemaksiatan.
 
Pengaruh atas kebobrokan yang terjadi pada remaja adalah biang kerok dari penerapan sistem kapitalisme sekularisme. Ide ini dimaknai sebagai yang memisahkan aturan hukum islam dari mengatur kehidupan manusia. 

Inilah realitas output dari generasi yang di hasilkan dari sistem kapitalisme sekularisme menjadikan para generasi lalai melakukan kebaikan, malah yang terjadi menjadi tambah rusak dengan perbuatan kriminalitasnya.

Sejatinya output generasi dari sistem ini tidak berlandaskan pada akidah Islam. Sehingga wajar saja generasi tak memiliki keimanan dan ketakwaan pada dirinya dan malah jauh dari ketaatan.

Masyarakat Islam yang diatur dengan sistem dan aturan Islam. Karena dalam pandangan Islam, pendidikan diselenggarakan untuk mencetak generasi yang memiliki kepribadian Islam. 

Masalah tawuran tentu tidak bisa di tuntaskan hingga ke akar-akarnya, jika masih bertahan dengan sistem kufur kapitalisme-sekulerisme saat ini. Hanya dengan beralih ke sistem Islamlah semua kriminalitas dapat tertuntaskan.

Mengapa demikian, karena dengan kehidupan ini diatur dengan sistem Islam akan menjadikan masyarakat yang bertakwa. Dari segi pendidikan dalam islam yang di buat akan membuahkan generasi yang memiliki akidah yang kokoh dan kepribadian Islam yang luhur.

Dengan akidah yang kokoh akan menjadikan generasi makin paham akan jati dirinya dan di dukung dengan kepribadian Islam yang luhur akan membentuk pola pikir dan pola sikap yang sesuai dengan standar aturan Islam. 

Sehingga menjadikan para generasi baik individu maupun masyarakatnya mempunyai keimanan yang kuat untuk menjalani kehidupan demi meraih ridha Allah bukan serta para generasi juga berupaya menjadikan ilmu yang di pelajari akan bermanfaat bagi umat.

Dalam islam juga menjadikan masyarakat ikut aktif untuk berperan sebagai pengontrol sosial yang senantiasa memiliki kesadaran melakukan aktivitas amar makruf nahi mungkar. 

Selain itu, negara dalam sistem Islam juga aktif berperan dalam menjaga kelangsungan hidup warga negaranya dengan nemberi jaminan pemenuhan kebutuhan dan keamanan masyarakat dengan mekanisme peri'ayahan, serta penerapan sanksi sesuai arahan syariat Islam, yaitu jawabir dan jawazir penebus dan pencegah. 

Selain itu, dalam negara Islam ada penerapan sanksi bagi siapapun pelaku maksiat, dan ini dilakukan oleh negara yang memiliki tanggung jawab penuh atas masyarakatnya. Selain itu, negara memiliki peran penting dalam memberikan pemenuhan atas kebutuhan dan keamanan bagi rakyat melalui saluran periayahan. 

Ditambah pula sistem sanki yang di berlakukan oleh negara sesuai arahan aturan Allah yakni adanya jawabir dan jazawir, penembus dan pencegah atas kriminalitas, menjadikan masyarakat sadar untuk tak lagu melakukan kriminalitas tersebut.

Sistem sanksi yang terapkan oleh negara islam senantiasa akan menimbulkan efek jera dan mencegah masyarakat untuk tidak melakukan perbuatan maksiatnya. Tentu, semua solusi ini hanya dapat terjadi dalam sistem islam dalam naungan sistem pemerintahan Islam. Maka Sudah saatnya mari bersama kembali kepada sistem Islam agar mendapatkan kesejahteraan dan keamanan. 

Wallahualam bissawab.


Oleh: Rasyidah
Pegiat Literasi
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar