Topswara.com -- Barangkali yang tingkat takwa paling tinggi adalah penguasa
Ramadhan sebenarnya telah menyapa semua penguasa dunia
Hanya ada yang merasa biasa dan tak mengambil manfaatnya
Bahkan ada yang terus menerus menindas sampai berhenti ketika datang malaikan pencabut nyawa
Tidak ada yang tahu indeks ketakwaan penguasa
Kecuali dari tingkah pola kebijakan yang diambilnya
Sikap bengis dan zalim saja dipraktikkan tanpa merasa salah
Hingga tangis dan rintihan sakit telah menjadi saksi bagi rakyat di bawah
Takwa para penguasa
Sadari kelemahan akan diri sebagai manusia
Manusia tetaplah makhluk
Bukan al-kholik yang bermakna sang pencipta
Bisakah penguasa itu mewujudkan kesejahteraan?
Tentu bisa jika aqidah Islam sebagai landasannya
Bisakah penguasa itu mewujudkan supremasi hukum?
Tentu bisa jika syariah Islam sebagai penopangnya
Bisakah penguasa dunia itu tidak menyiksa rakyatnya dalam penjara gelap?
Tentu bisa jika menyadari sebagai hamba Allah yang tahu hisab di akhirat sana
Bisaka penguasa dunia itu tidak jumawa dan membungkam rakyatnya?
Tentu bisa jika sadar manusia itu tempat salah, lupa, dan dosa
Takwa para penguasa derajatnya lebih tinggi tentunya
Manusia terdepan yang di pundak penuh dengan beban
Manusia terbelakang yang rela sengsara demi kehidupan lainnya
Manusia terbawah yang sibuk memperbaiki diri bersama para pembantunya
Takwa para penguasa
Takwa yang paling membekas untuk dicintai rakyatnya
Takwa yang paling sempurna karena balasannya jannah
Takwa yang paling agung karena hari kiamat mendapat payung
Berkuasa itu tidaklah lama
Hitungan tahun setelah itu sirna
Berkuasa bukanlah kenikmatan dan kemuliaan manusia
Bisa jadi jalan hina ketika tak patuh syariah
Ramadhan senantiasa datang meski tiada diundang
Jika penguasa tak pernah merasa
Paling tidak bisa merasakan sapaan Ramadhan dalam perenungan
Akan jati diri sebagai penguasa di bumi yang nanti akan ditanam di bumi
Ramadhan telah hadir dihadapan penguasa
Puasa pun telah dijalankan agar mendapat predikat takwa
Takwa penguasa
Takwa rakyatnya
Oleh: Hanif Kristianto
Analis Politik dan Media
0 Komentar