Topswara.com -- Mau menarik dari urusan duniawi pun bagaimana?
Hidup di alam serba kapitalisme yang terinstall dalam diri manusia
Tatkala peguasa tiada jaminan sandang, pangan, dan papan rakyatnya
Mustahil mengambil saripati Ramadhan menjadi insan sempurna
Mau beristirahat dan merenung dalam sebuah pergumulan bagaimana?
Urusan duniawi di alam kapitalisme telah menyita waktu-waktu melupakan Sang Pencipta
Tatkala beribadah Ramadhan dalam balutan sekularisme nyata
Kadang tiada beda ini Ramadhan dan di waktu lainnya
Retret di Ramadhan yang sarat akan hikmah
Bagi siapapun yang mengambil pelajaran akan ketaatan total
Penguasa taat total kepada Allah yang telah mewajibkan syariah
Rakyat menopang ketaatan total dengan terus amar makruf nahi mungkar di sekelilingnya
Retret di Ramadhan yang penuh cerita goresan duka
Tepat di awal Ramadhan pekerja Sritex tak lagi masuk seperti biasanya
PHK pun melanda di mana-mana
Semua sibuk mencari dana umum siapa yang mau menanggung?
Ramadhan membina kerohanian dalam balutan scale up pahala
Berebutan menempuh hari-hari dengan langgam harap ridho-Nya
Setiap nafas adalah zikir dan tasbih
Setiap lelaku adalah manifestasi penghambaan dalam jiwa terdalam
Ramadhan membangun soliditas
Si kaya terbuka hati dan rasa dermawan di mana-mana
Sebagaimana Utsman bin Affan bagi makanan jumlah besar
Tatkala penduduk Madinah kekurangan pangan di bulan Ramadhan
Ramadhan mengokohkan perjuangan
Bulan quran dibaca dan penuh perenungan
Sesungguhnya pinta Allah hanya satu
Manut Al-Qur'an hidup tambah aman
Ramadhan menyolidkan konsolidasi keumatan
Hitungan hari dengan meninggikan kalam ilahi
Kalaulah Al-Qur'an dibaca dan ditadaburri
Niscaya setelah Ramadhan semua dalam kemuliaan
Retret Ramadhan
Sudah banyak pencerahan untuk seruan ketakwaan
Takwa sejati penguasa ialah takut kepada Allah dan Rasul-Nya
Takwa sejati penguasa ialah takut berbuat zalim dan tidak amanah atas kuasanya
Retret Ramadhan
Sepanjang kisah Ramadhan antara Ramadhan
Sepanjang perjalanan hidup umat manusia di alam dunia
Jika Ramadhan akan senantiasa tiba dan belum tentu semua bertemu dengannya
Oleh: Hanif Kristianto
Aktivis Politik dan Media
0 Komentar