Topswara.com -- Ramadhan tak lagi membuat negeri ini lebih taat
Justru tampak jelas aura-aura jahat
Kepalsuan dihajarkan untuk rakyat
Kaum yang bergelimang nikmat masuk golongan terlaknat
Begitu mudah menilap uang rakyat
Demi dunia yang tak pernah menambah nikmat
Pada sebagian bencana kehidupan yang menimpa amat
Siap-siap dari gelap menuju Indonesia kiamat
Sesungguhnya bumi dan isinya adalah hak milik Allah Sang Pemberi hidup
Diberikan kepada manusia agar bersama-sama cukup
Sayangnya dikapitalisasi manusia-manusia korup
Cita-cita Indonesia hebat kini makin redup
Jika saja Ramadhan hadir tanpa memberikan makna
Sia-sia melaluinya selama bertahun lamanya
Puasa tak lagi menjadi perisai dalam jiwa
Untuk makin sadar menjadi hamba bertakwa
Cemas pikiran kian melemas
Ramadhan penuh kepalsuan dan suasana panas
Bukannya Ramadhan menambah kesabaran dan keikhlasan
Justru geram dan tambah hilang kepercayaan
Ramadhan penuh kepalsuan
Dari manusia-manusia palsu yang mengaku sebagai tuhan
Hidup dalam tumpukan kekayaan
Seolah semua bisa dibeli dan diuangkan
Kaum oligarki berpesta pora dan harta bergelimang
Lupa kalau akhir dari hidup adalah berkalang
Tiada kata syukur negeri hancur lebur
Siapa lagi yang bertanggung jawab atas semua cita-cita yang terkubur?
Ramadhan penuh kepalsuan
Di antara tanda-tanda sakit zaman
Kepalsuan dipertontonkan dalam terang-benderang
Dari hari ke hari rakyat pun meradang
Jika kepalsuan dipupuk dan menyuburkan tindakan kepongahan
Pada satu titik negeri ini dalam kemalangan
Ramadhan kini memohon ampunan dan pertolongan
Kepada pengausa langit dan bumi yang penuh kerahmatan
Ramadhan tidak pernah palsu
Yang palsu tingkah laku manusia penuh nafsu
Yang imitasi hati yang diliputi mulut bisu
Yang psedo semangat hidup yang kian lesu
Oleh: Hanif Kristianto
Analis Politik dan Media
0 Komentar