Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ramadhan Momentum Umat Kembali ke Hukum Allah

Topswara.com -- Ulama Aswaja Kiai H. Yasin Muthohar, menjelaskan Ramadhan sebagai momentum umat kembali ke hukum Allah, kembali ke pemerintahan Khilafah Islamiah.

"Ramadhan sebagai momentum mengajak umat kembali ke hukum Allah, syariat, kembali ke pemerintahan yang telah Allah gariskan, telah Rasul contohkan, telah disepakati para ulama yaitu Khilafah Islamiah," paparnya di akun Instagram Abi.yasinmuthohar, Senin (3/3/2025).

Ia mengingatkan, momentum runtuhnya khilafah tanggal 3 Maret 1924, umat Islam untuk kembali ke agama Allah. Kembali membumikan hukum-hukum Al-Qur'an yang diturunkan oleh Allah dibulan Ramadhan, karena takwa yang hakiki adalah dibuktikan dengan menerapkan Al-Qur'an.

Ia mengutip perkataan Imam Ali menyerukan ciri orang bertakwa salah satunya adalah mengamalkan Al-Qur'an yang diturunkan oleh Allah dibulan Ramadhan.

"Bulan Ramadhan adalah bulan persatuan umat Islam, bulan perjuangan, persatuan dan kesatuan Ramadhan pada saat perang Badar, Futuh Makkah, Ain Jalut," terangnya.

Ia menjelaskan bahwa musibah atau krisis yang terjadi hari ini diakibatkan karena hukum Allah tidak ada, hukum Allah tidak ada karena pemerintahan Islam tidak ada di dalam kehidupan kaum Muslimin, karena itu musibah terbesar kaum Muslimin hari ini adalah tidak adanya pemerintahan Islam, dihancurkannya, dihapuskannya khilafah Islam dari kehidupan kaum Muslimin.

Ia mengutip hadis Rasulullah; “Sungguh, simpul-simpul Islam akan terlepas satu demi satu. Setiap kali satu simpul terlepas, orang-orang bergantung pada simpul berikutnya. Yang pertama terlepas adalah al-hukm (pemerintahan/hukum) dan yang terakhir adalah salat.” (HR Ahmad).

"Rasul menggambarkan keadaan yang akan terjadi di masa yang akan datang setelah masa Rasulullah Saw, akan datang satu masa dimana syariat itu lepas seperti hari ini tidak dipegang lagi (pemerintahan) oleh kaum muslimin," terangnya.

Sehingga, ketika satu tali lepas maka orang akan memegang tali berikutnya. Kemudian kata Nabi yang pertama kali lepas adalah masalah pemerintahan, yang terakhir shalat. 

Ia melanjutkan, hukum-hukum terkait pemerintahan akan lepas, dengan lepasnya hukum pemerintahan, dengan lepasnya sistem pemerintahan tidak lagi dipimpin oleh kaum muslimin maka lepaslah tali-tali berikutnya, syariat-syariat berikutnya.[] Alfia Purwanti
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar