Topswara.com -- Ramadhan selalu datang dengan terang
Jiwa sumringah tersirat bahagia khususnya pedagang
Anak-anak patrol dan berebut takjil dengan riang
Semua dengan ringan berderma dan mengharapkan hati tenang
Cahaya Ramadhan senantiasa menyapa negeri seberang
Di kala jutaan pemeluknya melaksanakan ritual
Akan seruan kewajiban seperti kaum yang telah menunaikan
Derajat takwa itulah buah dari 30 hari penantian
Gelap dalam terang itulah sorotan yang terngiang
Pemberitaan media bisa dipoles dengan akting pelakunya
Dimeriahkan hore-hura buzzer pesanan raja
Semua dalam satu hot button untuk melakukan perintah
Ramadhan nyatanya mampu menurunkan ego penguasa
Namun tidak bagi yang mencintai kekuasaan dunia
Ramadhan nyatanya mampu menyatukan siapa saja
Namun tidak bagi yang di hatinya ada setitik kesombongan dan keangkuhan kuasa
Ramadhan di kala Indonesia gelap
Manusia yang kalap tak jua bertaubat
Harta rakyat diembat
Kepemilikan rakyat pun dibabat
Ramadhan di kala Indonesia gelap
Mengurus rakyat penuh tipu muslihat
Mengambil untung besar dari bisnis yang konsumen rakyat
Hingga kekayaan itu berputar di lingkungan itu-itu saja
Ramadhan di kala Indonesia gelap
Siapa saja penguasa harusnya mengambil sikap
Tak akan mampu mengatur hidup tanpa syariat
Apalagi berkuasa penuh sarat dan saling mengikat
Di Ramadhan ke berapa penguasa itu akan menyadari jiwa
Jika saja tahu bahwa melakoni kekuasaan tanpa Allah itu berat
Jika saja tahu tak ada yang lebih hebat
Jika saja tahu adzab di sana begitu dahsyat
Tidaklah Ramadhan hadir menjadikan hidup susah
Justru hadirnya membawa berkah
Indonesia tercinta di alam raya
Niscaya iman dan taqwa penduduknya akan bertambah jaya
Ramadhan di kala Indonesia gelap
Ramadhan di kala Indonesia dalam ujian hidup
Ramadhan di kala Indonesia dinamakan opini sesat
Semoga Ramadhan mampu mencerahkan dan mengembalikan jiwa semua yang telah kalap
Oleh: Hanif Kristianto
Analis Politik dan Media
0 Komentar