Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ramadhan Bulan Ruhiyyah dan Juga Siyasiyyah

Topswara.com -- Aktivis Muslim Malaysia Ustaz Abdul Hakim Othman mengatakan Ramadhan adalah bulan ruhiyyah dan juga siyasiyyah. 

“Ramadhan adalah bulan ruhiyyah dan juga bulan siyasiyyah. Artinya aspek ibadah dan aspek politik umat Islam tidak dapat dipisahkan. Kalau kita beribadah pun tidak bisa lepas dari aspek politik,” ujarnya dalam acara Kupas Tuntas; Ramadhan, Bulan Ruhiyyah dan Siyasiyyah di akun Facebook Jurucakap HTM, Jumat (7/3/25).

Dijelaskannya, politik yang dimaksud adalah ri'ayah asy-syu'un al-ummah dakhiliyyan wa kharijiyan, yaitu bagaimana umat Islam diatur oleh negara baik dalam negeri maupun luar negeri. Maknanya diatur di sana, diatur dalam segala aspek. Baik aspek pemerintahan, baik aspek perekonomian, baik aspek pendidikan, baik aspek raya, puasa, maupun aspek jihad.

Ia mengatakan, ada di kalangan umat Islam saat ini yang menganggap politik itu kotor dan memecah belah umat sehingga tidak bisa dibicarakan di masjid apalagi di bulan Ramadhan yang mulia ini. 

“Islam adalah agama yang sempurna, di dalamnya ada persoalan pemerintahan, ekonomi, pendidikan, ada persoalan jihad, ada juga persoalan politik. Jadi seharusnya tidak ada masalah membicarakan politik di masjid,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengingatkan umat Islam untuk tidak hanya fokus pada ibadah ruhiyyah di bulan Ramadhan dan tidak melupakan aspek siyasiyyah karena Nabi SAW sendiri yang memulai Perang Badar di bulan Ramadhan.

“Bulan Ramadhan ini juga merupakan bulan siyasiyyah. Bulan yang berkaitan dengan politik umat Islam dan bayangkan, ternyata Rasulullah mengambil keputusan untuk berperang, perintah dari Allah SWT.
Untuk itu perang di bulan Ramadhan tahun pertama wajib puasa yaitu pada tanggal 2 Hijriah,” tegasnya.

Dijelaskannya, persiapan perang Khandaq, peristiwa Fathul Makkah dan masih banyak peperangan lainnya yang terjadi sepanjang sejarah Khilafah Islam juga terjadi pada bulan Ramadhan. Namun sayangnya hal tersebut tidak dilakukan oleh para pemimpin umat Islam saat ini.
 
“Gaza sudah dihancurkan habis-habisan oleh orang-orang Yahudi, bahkan di bulan Ramadhan pun tidak ada umat Islam, tidak ada penguasa Muslim, tidak ada tentara Islam yang mau berperang,” ujarnya.

Ditegaskannya, sejak jatuhnya khilafah dan setiap bulan Ramadhan tiba, umat Islam hanya diberikan informasi tentang ibadah meski umat Islam sedang berperang di Palestina, tidak ada satu pun ulama yang menyerukan kepada para pemimpin umat Islam untuk mengerahkan tentara. 

“Agar umat Islam tidak hanya beribadah atau mengambil aspek ruhiyyah saja di bulan Ramadhan, maka kita membutuhkan negara yang menjadikan Al-Qur'an sebagai kitab praktis, bukan lagi kitab teori. Dia akan menerapkan hukum-hukum Al-Qur'an termasuk hukum-hukum yang bersifat siyasiyyah, termasuk hukum praktis, jihad dan sebagainya,” tutupnya.[] Syamsiyah Jamil
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar