Topswara.com -- Sudah menjadi tradisi di negara kita mudik ketika lebaran. Semua orang berbondong-bondong pulang ke kampung halaman mereka. Berbagai tiket moda transportasi mulai dari bus, kereta api, kapal, hingga pesawat sold out semua. Banyaknya orang yang melakukan perjalanan pada saat yang sama mengakibatkan kemacetan yang luar biasa dan yang tak bisa dihindari.
Baru-baru ini, telah terjadi kecelakaan lalu lintas di tol cikopo-palimanan (cipoli). Kecelakaan tersebut mengakibatkan satu orang pemudik meninggal dunia. Diduga kecelakaan terjadi sebab pengemudi mengantuk sehingga kehilangan kendali dan menabrak pembatas jalan. (DetikNews, 29/03/2025)
Selain di jalan tol, insiden memilukan ini juga terjadi di jalan lingkar karawang, jawa barat pada 28 maret 2025. Insiden tersebut terjadi akibat jalanan yang rusak dan berlubang. Pengemudi mengalami luka-luka dan motor yang ia kendarai rusak.
Melihat hal tersebut, Bupati Karawang, Aep Syeepuloh, membantu perbaikan sepeda motor dan berniat untuk memberbaiki jalan yang berlubang. Pemkab siap memberbaiki jalan Jika Perwakilan Kementerian Pekerjaan Umum belum bertindak.(Kompas.com, 29/03/2025)
Banyaknya insiden kecelakaan maupun kemacetan ketika mudik merupakan persoalan yang tidak boleh diabaikan. Sebab, hal tersebut menyangkut kenyamanan serta keselamatan penumpang. Keluarnya masyarakat secara serentak membuat aparat kewalahan dalam memantau keselamatan, sehingga banyak sekali fenomena kecelakaan beruntun.
Perlu diketahui bahwasannya penyebab fenomena ini tak hanya berasal dari segi pengemudinya saja, tapi juga dari tata kelola transportasi yang buruk, misal tidak adanya jaminan keselamatan dalam bertransportasi serta infrastruktur jalan yang tidak aman bagi pemudik.
Saat ini transportasi dijadikan jasa komersil karena pengelolaannya diserahkan kepada swasta. Sedangkan swasta, apabila telah mendirikan suatu usaha, pasti tujuannya adalah untuk mencari benefit atau keuntungan. Tidak peduli akan masalah keselamatan konsumen. Sedangkan pemerintah hanya bertugas sebagai regulator saja.
Adapun untuk infrastruktur jalan, masih minim sekali perbaikan jalan yang pemerintah adakan. Itupun dilakukan tidak totalitas. Jalan yang berlubang biasanya hanya ditambal pada bagian yang rusak, tidak diperbaiki secara keseluruhan. Hal ini juga merupakan pemicu kecelakaan juga kemacetan.
Besarnya jalan juga harus diimbangi dengan besarnya volume kendaraan. Jika semua kendaraan keluar sedangkan jalan yang tersedia tidak mencukupi akan mengakibatkan kemacetan yang cukup panjang.
Selama pengelolaan transportasi diserahkan kepada swasta, selama itulah kenyamanan serta keamanan ketika mudik hanyalah ilusi. Tata kelola transportasi seperti ini adalah tata kelola yang berlandaskan sistem kapitalisme, dimana keuntungan yang menjadi tujuan.
Transportasi dijadikan sarana meraup keuntungan. Keberadaan negara hanya sebagai regulator. Negara tidak ikut campur dalam urusan tata kelola.
Islam melarang transportasi dijadikan jasa komersil. Sebab, transportasi merupakan fasilitas umum yang bisa digunakan oleh siapapun. Transportasi yang disediakanpun haruslah yang memenuhi standar keamanan.
Cara negara menjamin keselamatan masyarakat adalah dengan menyediakan transportasi yang berkualitas serta murah. Selain itu, negara juga perlu memperbaiki infrastruktur jalan secara totalitas dan melakukan inovasi jalan untuk mengurangi kemacetan.
Wallahu ‘alam.
Oleh: Hasna Syarofah
Gen Z Muslim Writer
0 Komentar