Topswara.com -- Bukan Zionis namanya jika tidak membuat kegaduhan bahkan keributan bagi umat muslim di Palestina. Karena memang karakter dasar bani Israel adalah sombong, pembangkan juga selalu membuat kerusakan di muka bumi.
Karakter-karakter inipun telah dijelaskan didalam Al-Qur’an di berbagai ayat. Bahkan sejarahpun mencatat bahwa, dimanapun mereka berada selalu berbuat kerusuhan. Hingga saat ini kita mengenal mereka sebagai sebuah entitas penjajah biadab yang ingin melenyapkan bangsa Palestina.
Ramadan yang seharusnya diisi dengan penuh kegembiraan, nyatanya nestapa yang mereka rasakan. Kehilangan orangtua, saudara, kerabat, teman dan harta benda sudah menjadi makanan sehari-hari mereka. Bahkan beribadah kepada Rabbnya pun harus mereka lakukan dengan perasaan was-was. Kenyamanan dan keleluasaan beribadah tidak dapat mereka rasakan.
Ramadan tahun ini tidak bedanya dengan Ramadan tahun lalu. Warga Palestina masih saja merasakan ketidakjelasan, rasa sakit, takut, cemas, keterbatasan serta rasa sedih. Zionis Israel yang menguasai wilayah Palestina saat ini masih saja berulah, mereka masih sering menyerang warga walaupun gencatan senjata masih diberlakukan.
Beberapa fakta di lapangan yang menunjukkan kebiadaban Zionis ini antara lain, penangguhan pengiriman bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza selama Ramadan, memperketat pembatasan solat Jum’at di Masjid Alaqsa selama Ramadan, menolak membuka penuh Masjid Ibrahimi di Hebron selama Ramadan, pemukim Israel serang jamaah di masjid d Tepi Barat.
Dilansir dari tribunnews.com, 13/3/2025, tentara zionis (IDF) menyerbu kompleks Masjidil Aqsa. Mereka mencopot paksa toa atau pengeras suara di ruang Salat Qibli yang digunakan untuk mengumandangkan azan selama bulan Ramadan.
Pemberlakuan pembatasan beribadah di masjid juga diperketat, hanya perempuan berusia di atas 40 tahun dengan kartu identitas Palestina saja yang diizinkan untuk mengunjugi serta melaksanakan ibadah.
Alasan penerapan pembatasan jamaah salat ini adalah dalih keamanan. Mereka juga mengerahkan ribuan petugas polisi Israel untuk menjaga aturan tetap berlaku di seluruh Kota Tua Yerusalem. Meski demikian, warga Palestina tidak menggubris apa yang dilakukan tentara Zionis tersebut.
Mereka tetap menunjukkan atusiasme untuk beribadah dan iftar di Al-Quds selama Ramadan ini. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penolakan pembatasan yang dipaksakan zionis Israel.
Dari fakta yang tengah diberitakan berbagai media online menunjukkan bahwa Palestina belum sepenuhnya terbebas dari penjajahan. Walaupun tentara Zionis menjadikan keamanan warga sebagai dalih, nyatanya kaum muslimin tidak bisa leluasa dalam beribadah.
Kezaliman Zionis yang dibeking Amerika Serikat ini, membuat umat Islam Palestina semakin mengokohkan keimanannya dan membuat hati mereka semakin kuat untuk berjuang memenangkan bumi Allah ini.
Keimanan ini seharusnya menjadi penyemangat serta contoh bagi kaum muslimin di dunia agar senantiasa bersatu dan bersuara akan kezaliman yang dilakukan Zionis Israel.
Momen Ramadan ini juga semestinya digunakan untuk menguatkan Azzam dalam perjuangan melenyapkan penjajahan. Solusi sesat yang dinarasikan oleh Barat harus ditinggalkan, karena tak akan ada harapan dari sana. Terbukti dari gencatan senjata yang digadang-gadang nyatanya cacat tak berarti. Tentara Zionis bebas menyerang warga Palestina di berbagai wilayah.
Pengiriman tentara muslimin harusnya menjadikan solusi untuk memerangi entitas Zionis yang tergolong sebagai muhariban fi’lan. Dengan berjihad dan memeranginya adalah solusi efektif untuk mencapai kebebasan sejati.
Peran seorang muslim untuk menyerukan Islam secara kaffah juga sangat penting demi terwujudnya kedamaian. Sehingga dibutuhkan wadah atau kelompok untuk menyalurkan seruan tersebut.
Kelompok tersebut adalah partai politik ideologis yang berjuang dengan iklas untuk mengajak umat dan menancapkan pemikiran Islam, serta memimpin umat berdasarkan pemikiran tersebut. Para pengemban dakwah inilah yang nantinya akan bergerak sesuai dengan apa yang telah Rasul contohkan.
Dengan memfokuskan dakwah pada pemikiran-pemikiran Islam tanpa kekerasan untuk membangun kesadaran umat akan wajibnya menegakkan Khilafah Islamiah.
Kebersamaan inilah yang akan mewujudkan perubahan kearah penerapan sIstem Islam secara kaffah di muka bumi ini. Karena Penegakkan kembali khilafah adalah qadliyah mashiriyah yang wajib menjadi agenda utama umat Islam.
Waalahu’alam bishawab.
Oleh: Deny Rahma
Komunitas Setajam Pena
0 Komentar