Topswara.com -- Melihat kanal YouTube Raymond Chin yang membahas seputar tanya jawab terkait Islam, ada hal yang menarik, yakni salah satunya datang dari Veren Ornela yang mengatakan orang Islam tipe-tipe pejuang karena banyak aturan (hukum syarak).
Karenanya tidak heran jika ia mengatakan hal demikian, sejarah panjang Islam telah membuktikan banyak sekali pahlawan hebat yang ia lahir dari proses pembinaan Islam. Sebut saja Khalid bin Walid, ia mengingkan kematian di medan peran namun Allah berkehendak lain, ada Ja'far bin Abu Thalib yang rela kedua tangannya ditebas musuh demi mempertahankan bendera tauhid, ada Fatima Al Fihri yang merupakan pendiri universitas pertama di dunia, dan masih banyak lagi.
Islam di sini bukan hanya ibadah mahdhah (puasa, shalat, zakat, haji) saja, namun Islam mengatur seluruh aspek kehidupan baik ekonomi, pendidikan, politik, hukum, kesehatan, perang, keamanan negara, pergaulan pria wanita, pakaian, makanan, dan lainnya.
Tentu saja Islam memiliki seperangkat aturan yang datangnya dari Allah (hukum syarak). Untuk mengatur kehidupan ini, tidak mungkin manusia bisa membuat aturan yang adil dan dapat mensejahterakan seluruh banyak orang. Karena manusia bersifat lemah sehingga membutuhkan Zat yang Maha Adil, Maha Bijaksana tidak lain Allah SWT.
Ketika Islam diterapkan dalam seluruh kehidupan maka bermunculan pejuang-pejuang Islam, muncul pahlawan Islam yang siap menukarkan nyawanya untuk Islam, demi meraih ridha Allah.
Lihatlah para mujahid Palestina mereka siap menumpahkan darahnya, terbunuh untuk mempertahankan Al-Aqsha. Baik pria maupun wanita, bahkan anak kecil pun rela mati untuk mempertahankan tanah kaum muslim.
Lalu bagaimana dengan generasi di sekitar kita? Mengapa mereka masih terjebak pada kesenangan dunia yang fana ini? Bahkan mereka meresahkan warga, membuat onar.
Dilansir dari inilahjateng.com (23/3/2025). Ratusan anggota gangster dari berbagai daerah, diamankan personil gabungan TNI – Polri, saat menggelar konvoi di Kota Semarang, Minggu (23/3/2025) dinihari. Selain meresahkan masyarakat, ratusan anggota gangster tersebut juga menyalakan kembang api sepanjang konvoi.
Miris sekali begitu banyak remaja yang tenaga, pikiran dan waktunya sia-sia untuk membuat onar, menebar ketakutan di tengah masyarakat. Inikah yang dimaksud menuju Indonesia emas? Yang ada Indonesia cemas, cemas melihat perilaku, pemikiran yang jauh dari kata emas.
Sejatinya banyak remaja yang masuk ke dalam gengster karena kehidupan ini jauh dari pemahaman Islam yang sebenarnya, inilah sekularisme yang menjagkiti masyarakat.
Mereka ditakut-takuti terpapar radikalisme dan lainnya jika belajar Islam, padahal belajar Islam diajarkan untuk meningkatkan level berpikir, minimal level berpikir individu, lalu meningkat level berpikir masyarakat.
Seharusnya negara berperan mengatasi gengster ini. Remaja yang memiliki potensi besar menjadi pejuang agama Allah harus ditanamkan dalam diri mereka. Oleh karena itu dibutuhkan peran negara membina dengan Islam, dan negara harus menerapkan sistem Islam kaffah dalam kehidupan.
Oleh: Alfia Purwanti
Analis Mutiara Umat Institute
0 Komentar