Topswara.com -- Bombardir yang dilakukan Israel pada Gaza membuat warga Gaza kehilangan rumah-rumah dan keluarga mereka, walaupun demikian mereka tetap mempertahankan haknya untuk hidup di Gaza tanah airnya. Sekalipun Israel terus saja mengangkat senjata, hal itu tidak menjadikan Palestina lemah dan meninggalkan tanah air mereka.
Penjajahan ini masih terus mereka dapatkan sampai sekarang, dikala momen Ramadan pun mereka masih mendapatkan ancaman penyerangan dari pemimpin US apabila pengiriman sandera Israel tidak dilakukan.
Dalam media Tribunnews, (06/03/2025), Presiden AS Donalt Trump pemimpin negara dengan militer terkuat didunia mengancam akan membumi hanguskan Gaza jika pengiriman sandera Israel tidak di lakukan, sebelumnya Donal Trump menyatakan visinya bahwa akan membangun kembali Gaza, Kemudian ia menarik kembali pernyataannya.
Pada bulan Februari Trump mengumumkan bahwa Washintong bermaksud mengambil alih Gaza dan mengusir penduduknya dan presiden menyatakan rencananya bertujuan untuk mengubah Gaza menjadi Riviera Timur Tengah. mirisnya pada saat pertemuan puncak di Kairo hari Selasa negara-negara arab mendukung visi tersebut.
Trump menipu Mesir dan Yordania bahwa mereka akan membangun kembali Gaza, pada saat itu Mesir telah membuat proposal pembangunan Gaza namun ditolak oleh Trump.
Omongan Trump memang tidak dapat dipercaya karena ia tidak konsisten dengan apa yang dikatakan, omongannya berubah-ubah karena sejak awal Trump memang memiliki visi yang satu yakni mengambil alih tanah Gaza dan mengusir penduduknya dan memberikannya kepada zionis Yahudi.
Disisi lain, pengkhianatan dilakukan oleh negara-negara arab seperti Mesir dan Yordania negeri muslim terdekat yang memilih berada dipihak Trump.
Terlihat dengan mata telanjang bahwa Gaza akan terus terkepung dalam penjajahan negara barat karena negeri-negeri Muslim terpecah belah bahkan keberpihakan negeri muslim pada Trump membuktikan bahwa Gaza akan sulit mendapatkan haknya untuk hidup tenang di tanah airnya.
Warga Gaza sangat terpukul dengan sikap diam negara-negara muslim termasuk Arab, yang mana sepatutnya negara Arab lebih pro ke Gaza dan menindaklanjuti penjajahan yang terjadi bukan justru diam dan lebih pro ke musuh.
Dalam sebuah keberpihakan akan ada perjanjian ketika visi itu terwujud yakni keuntungan besar untuk pribadi dan antek-anteknya, sebagaimana kita ketahui yang menguasai dunia saat ini adalah Barat sehingga tidak heran banyak negara-negara yang tunduk termasuk negara muslim, di sistem sekularisme kapitalisme dasarnya lebih mementingkan diri sendiri dan begundal-nya hingga mempengaruhi mindset umat yang acuh tak acuh atas yang terjadi di Gaza.
Penerapan sekuler kapitalisme juga memicu perpecahan antar saudara, padahal hakikatnya orang-orang Muslim adalah saudara dalam akidah Islam, kita semua bersaudara agama kita telah mengajarkan demikian.
Rasulullah saw. bersabda ”Seorang Muslim itu saudara bagi muslim yang lainnya, tidak menzaliminya dan tidak membiarkannya (di zalimi)”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Olehnya itu, masalah saudara kita di Gaza merupakan masalah umat Muslim didunia tanpa tapi, naasnya kita dalam kubangan sekuler kapitalisme telah menghilangkan kaidah itu.
Maka satu-satunya solusi adalah jihad dan khilafah. Untuk mewujudkan harus ada partai politik Islam ideologis yang membawa pada perdamaian dan pembebasan atas penjajahan di Palestina, partai politik Islam ideologi juga di harapkan akan mencerdaskan umat untuk melihat dengan kacamata yang jeli dan mampu berpihak pada siapa, tidak mudah tertipu atas narasi Barat dan anteknya.
Perlu kita paham bahwa sistem yang berbasis Islam tidak akan membiarkan adanya kezaliman di dunia, apalagi itu terjadi pada umat Islam. Dalam sistem Islam yang di pimpin oleh sang Khalifah memiliki banyak tugas, salah satunya bertugas untuk memberantas penjajahan yang terjadi didunia.
Melihat keadaan Baitul Maqdiz dulu di bawah pasukan salib dimanah orang Islam yang hidup di sana dalam penderitaan atas kekuasaan Godfey, penduduk Islam begitu banyak mendapatkan perlakuan buruk selama bertahun-tahun.
Ketika Salahuddin Al-Ayyubi menyaksikan kekejaman pasukan salib terhadap penduduk Baitul Maqdis, beliau mulai menyusun strategi untuk membebaskannya. Ia menyatukan beberapa daerah Islam yang dulu berbeda mazab dan bersekutu dengan kaum kristiani. Nah setelah kekuatan itu tercapai beliau bergegas membebaskan Baitul Maqdis.
Pemimpin seperti beliaulah yang dibutuhkan Gaza hari ini untuk kembali membebaskan mereka dari sikap buruk zionis Israel dan antek-anteknya. Solusi itu akan terwujud ketika khilafah kembali menguasai dunia, maka semua muslim baik non muslim akan diayomi dari tindakan kekerasan atau penjajahan.
Wallahu a’lam bisshawab.
Oleh: Sasmin
Pegiat Literasi
0 Komentar