Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Trump Membidik Gaza: Bagaimanakah Sikap Dunia?

Topswara.com -- Akhir-akhir ini publik dikejutkan dengan pernyataan presiden Amerika Serikat, Donal Trump yang menyatakan akan merelokasi warga Gaza, Palestina. Menurutnya, wilayah Palestina sudah menjadi wilayah yang tidak aman untuk dijadikan tempat tinggal, karena konflik yang terjadi dengan Israel. 

Namun, beberapa pihak berpendapat bahwa rencana tersebut merupakan kedok untuk memperoleh akses ke gas alam di Gaza Marine Field. Trump akan menjadikan Gaza sebagai tempat wisata dengan mendirikan Riveria Timur Tengah disana. Negara tetangga Palestina, yakni Arab saudi disebut menyetujui ide tersebut (cnbcindonesia.com, 13/02/2025).

Ketika mengamati kedua fakta diatas, akan kita dapati adanya kontradiksi dari pernyataan yang keluar dari mulut satu orang, yakni Donal Trump. Di satu sisi, Trump menyarankan relokasi warga Palestina dengan dalih keamanan, dan di sisi lain Trump menginginkan pembangunan di wilayah tersebut. 

Oleh karenanya, pasti ada ‘hal lain’ yang menjadi tujuan utama mengapa Trump membidik dan menginginkan Gaza?
Dilihat dari sejarahnya, Palestina adalah negara yang tenang dan aman di masa sebelum kedatangan kaum Zionis Israel. Kaum Zionis Israel inilah yang ingin merebut negara Palestina, yang sudah pasti mendapat dukungan dari Amerika Serikat sebagai negara adidaya. 

Maka tak heran, kini Trump menggunakan otoritas kekuasaannya sebagai seorang pemimpin negara terkuat, setelah sebelumnya Israel tak mampu mengusir rakyat Palestina dengan konflik-konflik yang mereka timbulkan.

Bahkan pernyataan Trump tersebut dilontarkan ditengah situasi panas akibat pelanggaran perjanjian gencatan senjata yang dilakukan oleh kaum Zionis Israel kepada Palestina. Israel adalah bangsa yang sudah Allah SWT jelaskan dalam Al-Qur’an merupakan bangsa yang suka mengingkari janji. 

Sebagaimana firman Allah SWT, “…(tetapi) mereka (Bani Israil) melanggar janji mereka, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang telah diperingatkan kepada mereka…” (QS. Al-Maidah: 13).

Mirisnya, negara-negara tetangga Palestina yang notabene adalah negara yang mayoritasnya muslim memilih bungkam terhadap pernyataan Trump tersebut. Hal ini tidak lain dikarenakan adanya hubungan mesra antara mereka dengan Amerika Serikat (AS). 

AS selama ini banyak memberikan bantuan ekonomi kepada negara-negara Islam, sehingga menjadikan mereka lemah dan tak mampu membela kehormatan saudaranya sendiri. Ditambah adanya sekat nasionalisme, yang menjadi tembok besar penghalang antarkaum Muslim.

Padahal Rasulullah SAW bersabda, “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya)” (HR. Bukhari no. 6011 dan Muslim no. 2586).

Begitulah seharusnya umat Muslim turut merasakan hal yang sama dengan yang dirasakan saudaranya di Palestina. Saudara kita butuh pertolongan, sudah menjadi kewajiban kita untuk menolongnya. Dengan mengerahkan tentara-tentara untuk memerangi Zionis Israel. Jika saja umat Islam bersatu, yakinlah bahwa Zionis Israel beserta antek-anteknya pun akan kalah telak.

Bersatunya umat Islam hanya akan terwujud dalam naungan negara Islam, yakni khilafah. Khalifah akan bertindak tegas kepada kafir harbi seperti Israel. Dengan mengerahkan tentara terbaik yang akan memenangkan umat Islam di tanah Palestina. Oleh karena itu, harus ada sekelompok atau segolongan orang yang bergerak untuk mewujudkannya. 

Siapakah mereka? Yaitu anda dan kita semua bergerak sesuai dengan potensi yang dimiliki. Semoga Allah perkenankan pertolongan-Nya sehingga segera tegak sistem Islam di muka bumi ini. Allahu Akbar! []


Oleh: Siti Nursobah
(Aktivis Muslimah)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar