Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Perhatian Islam terhadap Para Pendidik

Topswara.com -- Menjadi dosen merupakan impian sebagian orang. Dosen adalah profesi yang membanggakan juga menjanjikan. Namun sayangnya, ini hanya sekedar bayangan, yang terjadi justru banyak tantangan. 

Awal tahun 2025, para dosen harus menerima kado pahit dari pemerintah. Kado pahitnya adalah tidak adanya anggaran tunjangan, baik tunjangan kinerja maupun tunjangan profesi bagi dosen yang sudah berstatus ASN. 

Hal ini disampaikan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktusaintek) sendiri (news.republika.co.id, 13-01-2024).

Sekretaris Jenderal Kemdiktisaintek, Togar M Simatupang menyebutkan bahwa penyebab ketiadaan anggaran tunjangan dosen tersebut adalah karena perubahan nomenklatur. Lebih lanjut dia juga menyampaikan telah mengusahakan untuk mengajukan ke Badan Anggaran (Banggar DPR) dan Kementerian Keuangan terkait tunjangan bagi para dosen (news.republika.co.id, 13-01-2024).

Profesi dosen yang harusnya menjanjikan kesejahteraan bagi mereka sebagai pendidik namun ternyata minim perhatian. Ironi memang, antara pengabdian dan beban kebutuhan. Inilah yang dirasakan oleh mereka. 

Disisi lain mereka adalah pendidik yang bertugas memberikan pendidikan bagi generasi sebagaimana amanat dari negara yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun disisi lain mereka juga punya kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, seperti tanggungan keluarga, kebutuhan sehari-hari, dan lain-lain. Apalagi kebutuhan hari ini serba naik namun sayangnya pendapatan tidak ikut naik.

Disisi lain dunia pendidikan tinggi hari ini juga sangat kapitalistik. Uang Kuliah Tunggal yang tinggi misalnya membuktikan tidak semua orang bisa mengakses pendidikan tinggi. Walaupun ada beasiswa untuk golongan mahasiswa tertentu, akan tetapi tidak semua bisa mendapatkannya sebab banyak kriteria yang harus dipenuhi.

Walaupun biaya kuliah mahal namun sayangnya tetap saja para pendidiknya kurang mendapatkan perhatian. Padahal UKT juga merupakan sumber PNBP yang akan masuk ke kas negara. Seharusnya dengan sumber yang banyak tersebut, tentu para pendidik juga harus mendapatkan perhatian. 

Islam sebagai agama yang juga memancar darinya segala aturan kehidupan untuk memecahkan problematika umat manusia, mempunyai pandangan sendiri terhadap dunia pendidikan.

Islam melalui sistem pendidikannya, memandang seorang pendidik baik itu guru maupun dosen dan lain-lain adalah profesi mulia yang harus dihormati jasa-jasanya. Sebab dari mereka ilmu sampai kepada generasi. Melalui mereka para generasi dididik juga dibina menjadi individu yang bertakwa, cerdas, dan bermanfaat.

Untuk itulah Islam akan memberikan kesejahteraan yang layak terhadap para pendidik. Salah satunya disampaikan dalam kitab An-Nafaqat wa Idaratuha fid Daulatil Abbasiyyah, Dr. Rudhaifullah Yahya Az-Zahrani menyebutkan bahwa pada masa pemerintahan Khalifah Harun Al-Rasyid, gaji tahunan untuk rata-rata pendidik umum mencapai 2.000 dinar. 

Sedangkan gaji untuk periwayat hadis dan ahli fikih mencapai 4.000 dinar. 
Apabila gaji tersebut dikonversi dengan mata uang rupiah kurang lebih gaji guru saat itu mencapai Rp12,75 miliar pertahun. Sementara pengajar hadis dan fikih mencapai Rp25,5 miliar per tahun, dengan asumsi harga 1 gram emas murni sekitar Rp1.500.000.

Jumlah gaji tersebut tentu sangat fantastis dan sangat cukup untuk menjamin kesejahteraan para pendidik. Jika para pendidik sejahtera, maka mereka akan bisa fokus dan optimal mengajar. Mereka tidak harus sampai kekurangan gaji hingga harus mencari pekerjaan sampingan demi menutupi kebutuhan.

Lalu bagaimana dengan sumber keuangannya? Maka ini tidak diambil dari sistem pembayaran UKT ataupun dari sumber pajak lainnya seperti hari ini. Anggarannya akan diambil dari kas baitul mal yang sumber pendapatan bermacam-macam, salah satunya dari pengelolaan sumber daya alam.

Maka dapat dipastikan pendidikan mudah diakses dengan biaya yang murah bahkan gratis karena ditopang oleh kas negara yang optimal dari baitul mal. Berbagai kemudahan ini tidak lepas dari pandangan mengenai penting pendidikan yang berasaskan akidah Islam. Dimana jelas visinya adalah mencetak generasi bertaqwa dan bermanfaat bagi umat melalui ilmu yang mereka pelajari.

Dengan demikian Islam jelas akan memperhatikan para kesejahteraan pendidik, akan tetapi ini hanya akan terwujud jika diterapkan dalam kehidupan.

Wallahu’alam bis shawab.


Oleh: Sarinah 
Pegiat Pena Banua
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar