Topswara.com -- Geram, marah, ingin rasanya bertanya "dimanakah hati nuranimu wahai pelaku kejahatan?" Perbuatanmu sungguh biadab, hatimu sudah dibutakan oleh hawa nafsu .
Tidak lama ini, ada kejadian yang membuat otak naik pitam. Gara-gara kalah saat main judi, pria berusia 40th ini tidak terima, melampiaskan kemarahannya dengan menganiaya ibu kandungnya berusia 80th mulai dari menyiksa, mencekik bahkan sampai menyekapnya di dalam kamar. Sungguh durhaka!! (Urban.id. 09/02/2025)
Dengan waktu yang sama tetapi berbeda tempat, ada seorang perempuan di bawah umur membuang bayinya dimasukan kedalam parit. Karena takut ketahuan sedang hamil, maka dengan tega menghabisi anak yang tidak berdosa. (Hi.Pontianak. 09/02/2025)
Kriminalitas makin marak dengan kadar kekerasan yang semakin mengerikan, dan pelakunya semakin muda usianya.
Tidak bisa dipungkiri kemajuan teknologi menjadikan semua sistem informasi bisa di akses dengan sangat mudah. Banyak sekali tayangan dan tontonan di media sosial yang bisa merusak mental tetapi saat ini dijadikan sebagai panutan.
Kasus judi online begitu masif kontennya, menawarkan jalan pintas untuk menjadi kaya raya, tetapi pada kenyataannya itu hanya ilusi yang menyebabkan manusia terjerembab dalam kejahatan.
Mereka terjebak, kaya raya menjadi standar kesuksesan, materi menjadi tujuan hidupnya, mengumpulkan sebanyak-banyaknya tanpa mempermasalahkan cara perolehannya, bahkan menghalalkan segala cara, tidak menghiraukan tuntunan agama. Itulah sistem Kapitalisme yang saat ini digunakan sebagai dasar dalam menjalani kehidupan ini.
Saat ini pun manusia mempunyai kebebasan dalam mengatur kehidupannya sesuai dengan standar yang ditentukan oleh manusia itu sendiri. Ada anggapan bahwa kebebasan adalah hak setiap manusia, termasuk dakam kebebasan berekspresi dan bertingkah laku yang melahirkan gaya hidup hedonis dan permisif.
Tidak luput asas kebebasan ini bersemayam dalam pergaulan, adanya angka dispensasi nikah setiap tahunnya mengalami kenaikan karena hamil diluar nikah. Kehamilan yang tidak diinginkan menyebabkan adanya tindakan aborsi ataupun membuang bayi dari hasil hubungan gelapnya.
Gambaran tersebut menjadikan batasan halal-haram sudah tidak lagi menjadi standar. Tuntunan agama sudah tidak dihiraukan. Kebebasan diatas segalanya. Inilah bukti dari penerapan sistem sekularisme liberalisme.
Sistem sekularisme kapitalisme memperlihatkan kegagalannya dalam menjamin keamanan dan menjaga nyawa manusia. Begitu pula menunjukan dampak penerapan sistem hidup yang rusak pada semua bidang kehidupan baik ekonomi, sosial/pergaulan, pendidikan, media dll.
Dalam sistem ini juga lemahnya dalam sistem sanksi yang tidak menjerakan sehingga membuat kejahatan dan kriminalitas terus meningkat bahkan kejahatannya semakin bervariatif.
Peran orang tua yang saat ini disibukkan untuk mencari nafkah sehingga kurang terjalin ikatan kuat antara anak dan orang tua. Peran masyarakat yang saat ini bersikap apatis, sibuk dengan urusannya masing-masing.
Yang tidak kalah penting yaitu peran negara yang seharusnya bertanggung jawab, tetapi abai seolah melegitimasi semua yang terjadi. Itulah yang ditanamkan dalam sistem sekularisme kapitalisme.
Berbeda dengan Islam. Islam menjadikan negara sebagai pelindung dan menjamin keamanan rakyat. Negara akan menutup pintu kriminalitas dengan menjamin kesejahteraan rakyat, menjamin keamanan rakyat dan penerapan sanksi ditegakkan dengan adil, karena sanksi dalam Islam bersifat jawabir dan jawazir.
Islam juga mempunyai sistem pendidikan Islam yang akan mencetak generasi peradaban yang unggul, yang dapat memahami hakikat penciptaan dan memiliki kepribadian Islam sehingga bisa menjaga dirinya dari perbuatan maksiat dan kriminal.
Tegaknya tiga pilar mulai dari ketakwaan individu, kontrol masyarakat dan penerapan sistem sanksi oleh negara akan menjamin terwujudnya keamanan dan kenyamanan pada masyakat.
Wallahu'alam Bishawab.
Oleh: Irma Legendasari
Aktivis Muslimah
0 Komentar