Topswara.com -- Mengapa selalu berulang setiap tahun? Setiap Menjelang Bulan suci Ramadhan harga bahan pokok mengalami lonjakan. Hal ini terjadi dipasar taman Rawa Indah (Tamrin), Tanjung Laut Indah, Bontang Selatan terpantau mengalami lonjakan signifikan. (Tribun kaltim.co, 7/2/2025)
Badan Pusat Statistik (BPS) telah memberikan peringatan dini terkait dengan potensi kenaikan harga barang menjelang bulan Ramadhan 2025. Komoditas pangan yang menjadi perhatian utama adalah telur ayam ras, daging ayam ras, cabai merah, cabai rawit dan minyak goreng. (Rubicnews.com, 7 Februari 2025
Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengakui adanya beberapa barang komoditas pangan yang mengalami kenaikan harga, bahkan lebih tinggi dari yang ditetapkan oleh pemerintah. (Kumparan Bisnis, 4 Februari 2025)
Kenaikan harga komoditas setiap menjelang bulan suci Ramadhan sebenarnya telah diakui oleh Badan Pangan Nasional. Pertanyaannya mengapa hal ini terus berulang?
Dengan memperhatikan tren peningkatan konsumsi masyarakat menjelang Ramadhan, pemerintah seharusnya sudah melakukan berbagai langkah antisipasi sehingga harga tidak sampai melambung tinggi.
Pemerintah tidak boleh menganggap kenaikan harga ini sebagai hal yang lumrah dengan menjadikan alasan klasik naiknya permintaan barang di pasar menjadikan harga barang bahan makanan pokok naik. Sebenarnya semua ini menunjukkan adanya masalah pendistribusian barang sehingga berpotensi terjadi kelangkaan dan menyebabkan kenaikan harga.
Pemerintah seharusnya menjaga stabilitas harga pangan sehingga rakyat mudah mengakses pangan, karena hal ini merupakan tanggung jawab negara untuk menjamin pemenuhan kebutuhan pokok setiap individu rakyat yang berada dalam kekuasaanya.
Semua ini menunjukkan kegagalan negara yang menganut sistem kapitalisme dalam mengurusi urusan rakyat. Dalam sistem kapitalisme negara hanya berfungsi sebagai regulator dan fasilitator para pemodal besar. Akibatnya penguasaan pangan oleh korporasi makin menguat.
Korporasi diberikan keleluasaan untuk menguasai seluruh rantai pengadaan pangan mulai dari produksi, distribusi dan konsumsi berada di tangan korporasi yang tentunya berorientasi mencari untung semata, tanpa peduli pada kebutuhan rakyat.
Oleh karena itu dibutuhkan evaluasi mendasar dan komprehensif dalam tata kelola pangan, yaitu dengan penerapan sistem pengelolaan pangan Islam. Tata kelola pangan dalam Islam berpijak pada dua konsep mendasar yaitu secara politik dan secara ekonomi.
Secara politik, Islam mengharuskan kehadiran negara secara penuh sebagai penanggung jawab semua kebutuhan rakyat sekaligus sebagai pelindung rakyat. Pemerintah wajib mengatur semua rantai pangan mulai dari produksi,distribusi sampai konsumsi rakyat.
Negara wajib menjamin semua individu rakyat mampu memenuhi kebutuhan pangan yang layak, berkualitas dan harga yang terjangkau.
Secara ekonomi, sistem Islam akan menerapkan ekonomi yang adil dan menyejahterakan seluruh rakyat, dengan diatur secara rinci tentang hak kepemilikan harta dan cara mendistribusikan kekayaan yang benar sesuai syariah Islam.
Negara dalam Islam juga akan menerapkan sistem sanksi yang tegas kepada pelaku pelaku penimbunan bahan pokok makanan yang menjadi kebutuhan rakyat. Dengan demikian tidak akan terjadi kelangkaan barang dan harga akan stabil dalam kondisi apapun.
Allahu a'lam bish shawab.
Dewi Asiya
Aktivis Muslimah
0 Komentar