Topswara.com -- Menyikapi fenomena menunda pernikahan dikalangan anak muda dengan alasan menunggu mapan, Founder Sekolah Tahfidz Plus Khoiru Ummah, Ummu Khoir, mengatakan, pernikahan itu sesuatu yang disarankan di dalam Islam, dianjurkan dalam Islam.
"Pernikahan itu sesuatu yang disarankan, dianjurkan dalam Islam. Disunnahkan bagi orang-orang yang belum mendesak untuk menikah. Bahkan pernikahan itu menjadi memenuhi separuh agama. Berartikan sesuatu yang mulia," ungkapnya di akun Instagram Ummukhoir.id, Rabu (29/1/2025).
Ia menjelaskan bahwa pernikahan itu sesuatu yang diperlukan oleh manusia, agar ada ikatan yang suci antara sepasang manusia yang ingin membangun kehidupan keluarga, ingin hidup bersama selamanya, bersama anak-anaknya.
Oleh karena itu, adanya fenomena menunda pernikahan dikalangan anak muda itu menyimpang dari fitrah manusia. Karena semua manusia itu ingin punya pasangan, punya anak. Semua budaya atau agama itu sebenarnya ada pernikahannya apalagi Islam.
"Jadi pernikahan ini adalah sesuatu yang diperlukan solusi. Sehingga jelas, siapa yang bertanggung jawab, dan jelas apa yang dipertanggung jawabkan, jelas siapa pencari nafkah, jelas siapa yang akan mendidik anak-anak. Jelas siapa yang akan menjadi manajer rumah tangga. Kalau kita lihat dari orang-orang Barat yang saat ini pergaulannya sudah bebas, mereka justru mempertanyakan kesetiaan pasangannya. Susah mendapatkan pasangan setia," paparnya.
Ia mengajak orang tua untuk mengedukasi anak-anak yang sudah remaja, baligh, mau mereka bekerja atau tidak setelah lulus kuliahnya, atau bahkan sebelum lulus kuliahnya tidak menjadi persoalan. Karena ketika orang dewasa terutama laki-laki dia punya rasa tanggung jawab untuk menafkahi dirinya sendiri itu bagus. Tetapi bukan berarti pernikahan itu harus dilakukan di usia lanjut.
"Oleh karena itu maka ayah bunda. Mendidik generasi muda, mendidik anak-anak kita terutama yang menjelang baligh agar mereka mempunyai persepsi bahwa pernikahan itu bukan sebuah beban. Bahwa tanggung jawab dalam pernikahan itu adalah fitrah yang muncul dalam diri manusia. Karena memang semua orang sebenarnya bisa bertanggung jawab," tegasnya.
Ia mengingatkan kepada orang tua, satu hal yang harus dihindari adalah selamatkan anak-anak dari pemikiran asing, pemikiran barat, pemikiran sekuler, pemikiran kapitalis, pemikiran liberalis yang menganggap bahwa kebahagiaan itu adalah materi semata. Menganggap hidup mewah itu kebahagiaan. Hidup sederhana itu bahagia ketika kita harmonis dengan pasangan, ketika bersama anak-anak, mendidik mereka agar berjalan sesuai dengan fitrahnya.
"Marena itu tidak ada kata lain kecuali mendidik anak-anak kita dengan Al-Qur'an. Dengan pemahaman Al-Qur'an. Karena itu adalah Wahyu Allah. Maka jagalah fitrah anak kita dengan mendidik anak kita dengan Al-Qur'an," pungkasnya.[] Alfia Purwanti
0 Komentar