Topswara.com -- Beberapa bulan terakhir, diberitakan terjadi kecelakaan maut di sejumlah jalan tol. Diantaranya tabrakan beruntun enam kendaraan di gerbang tol Ciawi Bogor Jawa Barat menewaskan 8 orang dan 11 lainnya luka-luka.
(BBC.com, 5 Februari 2025)
Pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio, menilai kesejahteraan dan standar sopir truk sebagai salah satu penyebab berulangnya kecelakaan maut di jalan tol. Kesejahteraan sopir jauh di bawah ideal. Upah sopir di bawah UMR, sementara jam kerja sangat panjang. Mereka dipekerjakan tanpa memperhitungkan waktu istirahat. (Berita Satu, 6 Februari 2025)
Wakil ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad angkat bicara terkait kecelakaan maut di jalan tol. Salah satu penyebab kecelakaan adalah rem blong, yang bisa terjadi pada kendaraan karena itu perlunya pengecekan rutin untuk memastikan keselamatan.(Berita Satu, 6 Februari 2025)
Dasco mengimbau agar pemerintah dan aparat kepolisian memperketat pengawasan terhadap pemilik kendaraan. Jika terbukti lalai dalam melakukan pengecekan berkala, sanksi akan diberikan sesuai dengan peraturan perundang undangan. (Berita Satu, 6 Februari 2025)
Terjadinya kecelakaan lalu lintas termasuk di jalan tol disebabkan oleh banyak faktor, baik faktor manusianya maupun sistem pengaturannya, faktor manusianya diantaranya sistem pemberian SIM, kecerobohan pengendara, Kurangnya jaminan kesejahteraan bagi sopir.
Terkait dengan sistem yang ada yaitu regulasi dan pelayanan infrastruktur transportasi, karena jalan rusak, tidak berfungsinya rambu, marka. Terkait dengan regulasi transportasi hal ini tidak bisa dilepaskan dari kelalaian pemerintah sebagai penanggung jawab urusan rakyat termasuk sarana prasarana lalu lintas.
Juga lemahnya sanksi hukum bagi proses peradilan yang mudah dikendalikan oleh uang. Yang berduit akan mudah terbebas dari jeratan hukum. Hal- hal teknis ini menjadi persoalan besar ketika paradigma negara sebagai pengurus urusan rakyat tidak terwujud.
Pemerintah cenderung menyalahkan rakyat atas tingginya kecelakaan, padahal abainya pemerintah terhadap nasib rakyat adalah akar masalahnya. Hal ini tak bisa dilepaskan dari paradigma negara kapitalis yang menjadikan fungsinya hanya sebagai regulator dan fasilitator bagi pemilik modal besar. Negara tidak lagi serius mengurusi urusan dan rakyat termasuk dalam masalah transportasi.
Jauh berbeda dengan sistem Islam. Islam menjadikan penguasa memperhatikan dengan serius kondisi jalan sebagai bentuk tanggung jawabnya sebagai pengurus urusan rakyat. Terkait dengan kecelakaan yang banyak menelan korban jiwa, Islam akan memberikan perhatian penuh pada persoalan ini, karena menyangkut nyawa manusia.
Negara akan sungguh-sungguh mewujudkan sarana prasarana lalu lintas dan menjaganya agar bisa bermanfaat untuk rakyat.
Perhatian penguasa dalam Islam dicontohkan oleh Khalifah Umar bin Khattab ra. Ia menangis ketika ada seekor keledai yang terperosok akibat jalan berlobang.
Beliau mengatakan, "Seandainya seekor keledai terperosok karena jalanan yang rusak, aku sangat khawatir karena pasti akan ditanya oleh Allah swt. Mengapa kamu tidak meratakan jalan untuknya?"
Demikian takutnya khalifah akan pertanggung jawabannya di akhirat hal ini akan menjadikan penguasa benar benar memperhatikan semua urusan rakyatnya tanpa terkecuali dalam urusan apapun.
Allahu a'lam bish shawab.
Dewi Asiya
Aktivis Muslimah
0 Komentar