Topswara.com -- Ramadhan bulan suci yang ditunggu sejuta umat dengan gembira namun disisi lain membuat masyarakat merasa berat dikarenakan kenaikan semua harga di pasar. Tiap tahun kejadian serupa selalu berlangsung tanpa ada yang bertanggung jawab terhadap melonjaknya berbagai kebutuhan pokok jelang Ramadan.
Banyaknya permintaan pasar terhadap kebutuhan jelang Ramadan dimanfaatkan oknum untuk mempermainkan harga.
Badan Pusat Statistik telah mengingatkan bahwa jelang Ramadan ada kenaikan harga pada komoditas pangan. Menurut Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar bahwa telur ayam ras, daging dan kebutuhan pokok lainnya akan mengalami kenaikan.
Mengingat kebutuhan pangan tersebut paling banyak diincar untuk merayakan Ramadan sebagai bahan dasar pembuatan kue dan olahan daging. Hal ini berdasarkan catatan BPS bahwa harga telur rata-rata pada minggu kelima Januari 2025 berada di atas Harga Acuan Penjualan (HAP). Yaitu Rp 31, 322 per kg.
Hal serupa pun terjadi di sebagian wilayah Indonesia, dengan harga tertinggi mencapai Rp 42.000 per kg di Kabupaten Kepulauan Anambas, Sumatera. Untuk harga daging ayam ras secara nasional saat ini masih di bawah HAP yaitu Rp 40.000 per kg, namun BPS mencatat juga nantinya akan adanya kenaikan (rubicnews.com, 07/02/2025).
Di sini jelas terlihat bahwa tujuan pemerintah mengingatkan masyarakat terhadap kenaikan sejumlah kebutuhan pokok, hanya untuk mencari perhatian rakyat tanpa memberikan solusi. Sementara lonjakan harga pasar kian hari kian tinggi.
Siap atau tidak siap yang pasti masyarakat sudah terbiasa terhadap berbagai kebijakan pemerintah yang katanya pro rakyat. Realita tetap harga melangit jelang Ramadan.
Apa Penyebab Harga Meroket?
Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan bahwa beberapa komoditas pangan mengalami kenaikan di atas harga yang telah ditetapkan pemerintah. Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, mengatakan komoditas-komoditas tersebut kini masih dijual di pasaran dengan harga di atas Harga Acuan Pembelian (HAP) serta Harga Eceran Tertinggi (HET).
Beliau mengatakan tingkat konsumen, komoditas harga yang di atas HAP dan HET, di antaranya MinyaKita, cabai rawit merah, cabai merah keriting, dan beras medium, pada Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi IV DPR RI (kumparan.com. 04/02/2025).
Dari uraian tersebut dapat kita lihat bahwa peran pemerintah untuk menstabilkan harga kebutuhan pokok hanyalah omong kosong belaka dan sama sekali tidak ada keberpihakan dari pemerintah untuk rakyat.
Kenaikan harga-harga menjelang Ramadan terus berulang. Meningkatnya jumlah permintaan pasar menjadi alasan klise terhadap kenaikan harga bahan makanan pokok jelang Ramadan. Padahal diakui atau tidak, ada problem lain yang memengaruhi naiknya harga di tengah daya beli masyarakat yang makin menurun, seperti jaminan kelangsungan produksi barang kebutuhan, problem pada rantai pasok (mafia impor, kartel, monopoli, iktikar, dan lain-lain).
Kondisi ini menunjukkan adanya masalah pendistribusian barang sehingga berpotensi terjadi kelangkaan dan membuat kenaikan harga barang. Pendistribusian terhadap sejumlah barang tidak ada pengawasan dari pemerintah secara langsung.
Oleh karena itu akan menguntungkan para kulakan atau pemilik modal sehingga mereka dapat membeli sejumlah bahan pokok untuk dijual kembali dengan harga yang tinggi karena permintaan pasar yang meningkat (kesempatan dalam kesengsaraan).
Islam Mengatur Distribusi Pangan
Kebutuhan pokok dalam Islam menjadi hal yang utama dipenuhi oleh negara sehinga rakyat tidak hanya berfokus pada pemenuhan perut saja, karena sudah dijamin negara, sehingga rakyat dapat fokus untuk beribadah hanya kepada Allah SWT.
Islam telah membagi berdasarkan tiga kepemilikan yaitu kepemilikan umum, kepemilikian individu dan kepemilikan negara. Dalam pengelolaan sumber daya alam dan pendistribusian pangan dilakukan secara merata. Islam menjadikan ketersediaan pangan dan jaminan distribusi yang merata sebagai tanggungjawab negara.
Islam juga akan memastikan tidak ada penimbunan, tidak ada kecurangan dan tidak ada permainan harga, sehingga masyarakat bisa mendapatkan kebutuhan-kebutuhannya dengan harga yang terjangkau.
Dalam Islam, negara akan mendata setiap individu serta memastikan bahwa semua warga negara tidak ada yang kekurangan dan kebutuhan dapat terpenuhi dengan baik tanpa ada perbedaan si kaya dan miskin.
Negara akan meningkatkan produksi untuk menyelesaikan problem kelangkaan, pemantauan dan pengendalian harga komoditas-komoditas ini beserta antisipasinya sesuai syara. Pentingnya memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa Islam sudah memberikan solusi dalam kehidupan.
Sistem ekonomi Islam meniscayakan adanya pengaturan yang dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan rakyat atas pangan dengan harga murah dan mudah diakses serta berkualitas terbaik. Pelayanan publik dalam negara yang dicontohkan Rasullulah sangatlah terjamin, dengan pendistribusian secara langsung pada rakyat tanpa mekanisme yang dapat merugikan masyarakat. Islam merupakan agama yang sempurna, yang mengatur seluruh aspek kehidupan.
Seluruh kehidupan sudah diatur dalam Islam secara menyeluruh (kafah), Allah SWT sudah menegaskan, Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam (kedamaian) secara menyeluruh dan janganlah ikuti langkah-langkah setan! Sesungguhnya ia musuh yang nyata bagimu (QS Al Baqarah: 208).
Sangat jelas, bahwa Allah sudah menyerukan kepada kita bahwa masuk Islam secara menyeluruh jangan setengah-setengan. Oleh karena itu, umat harus segera bangkit untuk menegakan Islam secara kaffah.
Oleh: Ariyana
Aktivis Muslimah
0 Komentar