Topswara.com -- Remaja laki-laki berinisal AI (16) Desa Banjarejo, Kecamatan Sukodadi, Lamongan, diduga membunuh teman perempuannya VPR (16). Pembunuhan tersebut dipicu rasa sakit hati karena VPR menolak cinta AI. Pelaku lantas memukul perut korban, membenturkan kepala ke tembok, hingga menggunakan kerudung korban untuk mengikat lehernya
Dikutip dari detikJatim, kasus ini awalnya terungkap dari penemuan mayat membusuk di sebuah warung kopi kosong di Perumahan Made Great Residence, Desa Made, Rabu (15/1).
Bersamaan dengan itu, VPR dilaporkan hilang sejak Jumat (10/1). Tetangga setempat mengenali ciri-ciri mayat itu dan menduga bahwa itu adalah jasad VPR (cnnindonesia.com, 17/1/2025).
Kasus remaja berusia 16 tahun yang tega menganiaya dan menghabisi nyawa remaja yang dicintainya menunjukkan bahwa bagaimana kondisi kepribadian generasi hari ini sangat mengkhawatirkan dan itu terjadi akibat penerapan sistem kapitalisme sekularisme yang telah merusak fitrah manusia dan bagaimana bisa mengubah satu karakter manusia yang sangat tidak masuk akal dan itu cukup mencengangkan dan mengagetkan.
Karena, bagaimana mungkin seorang remaja berusia 16 tahun bisa melakukan perbuatan sesadis itu hanya karena sakit hati, cintanya ditolak dan sang pujaan hati mengaku telah memiliki pacar.
Hal tersebut juga membuktikan bahwa sistem kapitalisme sekuler menjadikan kemampuan atau kepintaran generasi saat ini hanya bersifat akademik. Jadi yang terjadi tidak mencerminkan kepandaian mereka dalam upaya manajemen emosi dan perasaannya. Itulah yang kemudian menjadikan kondisi psikisnya itu juga bermasalah.
Ditambah lagi, kehidupan sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan justru semakin memperparah kondisi ini. Problem generasi ini akan terus menghantui satu peradaban kapitalisme sekuler dan itu menjadikan potret buram generasi di masa mendatang.
Bagaimana kita melihat kondisi pergaulan bebas, kriminalitas bahkan jeratan judi online, belum lagi narkoba itu juga cukup mengkhawatirkan perkembangan nasib generasi di masa yang akan datang.
Oleh karena itu, negara harus berani melepaskan diri dari kungkungan sistem sekularistik yang menjauhkan agama dari kehidupan. Kita harus mengembalikan aturan hanya kepada Islam agar semuanya bisa berjalan dengan benar sebagaimana Allah Ta'ala berfirman dalam Al-Quran surah Ar-Rum ayat 41
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Jadi, ada kerusakan di darat dan di laut. Dimana kehidupan sosial masyarakat kita sekarang mengalami kerusakan, mental health menggejala, kondisi anak-anak muda yang sangat rentan dari sisi psikisnya menjadikan mereka itu menjadi generasi yang sakit dan ternyata itu tidak bisa diselesaikan kecuali dengan mengembalikan para generasi kepada fitrahnya, yaitu kembali kepada Allah Swt.
Fitrah kembali kepada seorang hamba yang harus terikat kepada aturan-aturan Allah Swt. Ketika dia sudah mengikrarkan diri sebagai hamba Allah dengan bersyahadat Lailahaillallah Muhammadar Rasulullah, maka sejatinya dia harus menjadi hamba yang tunduk hanya kepada Allah.
Karena laa ma'buuda illallah, tidak ada sesembahan, tidak ada yang layak memberikan aturan, memberikan satu jalan hidup, kecuali jalan hidup yang memang Allah ridhai, yaitu syariat Islam.
Maka harapannya untuk solusi yang ada adalah bagaimana kembali kepada aturan Allah Swt. kembali manusia menyadari akan fitrahnya bahwa dia tidak bisa lepas dari syariat Allah Swt, manusia secara fitrahnya harus tunduk kepada perintah-perintah Allah, menjauhi larangan-larangan Allah termasuk larangan menganiaya bahkan membunuh dan bagaimana itu terjadi? Ya tentu saja dengan penerapan syariat Islam secara kaffah.
Karena posisi di dalam penerapan syariat Islam secara kaffah posisi pemimpin (penguasa) dalam sebuah negara itu adalah raain, penguasa adalah pengurus urusan umat sehingga tekanan-tekanan hidup yang ada hari ini yang kemudian memunculkan mental health baik itu pada generasi ataukah masyarakat mampu diselesaikan dengan penerapan Islam secara kaffah.
Karena posisi negara selalu hadir dan meriayah di dalam konsepsi-konsepsi berbagai bidang termasuk bagaimana menghasilkan konsepsi pendidikan yang berakidah Islamiah yang berasaskan kepada keimanan kepada Allah Ta'ala dan menjalankan semua syariat-syariat Allah Ta'ala yang nanti ukuran-ukuran standarisasi perilaku adalah apakah itu diperbolehkan oleh syariat dengan halal ataukah sesuatu yang dilarang oleh Allah yang itu harus ditinggalkan, yaitu berupa keharaman.
Negara akan menerapkan sistem
sistem pendidikan yang berasaskan akidah Islam. Ukuran kepandaian seseorang tidak hanya dinilai dari sisi akademis, tetapi juga keimanan kepada Allah Swt.
Khalifah di bawah sistem politik dan ekonomi Islam akan menghadirkan pelayanan terbaik bagi umat, mulai dari pendidikan gratis hingga kurikulum pendidikan yang menghasilkan generasi yang beriman dan bertakwa, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta berjiwa pemimpin.
Kemudian negara akan membangun kehidupan masyarakat sesuai fitrah, menjamin kesejahteraan rakyat dan kehidupan sosial yang jauh dari kekerasan.
Karena takutnya seorang hamba pada saat dia dipimpin dengan penerapan syariat Islam secara kaffah dalam bingkai Khilafah Islamiah menjadikan mereka tunduk, patuh kepada aturan-aturan yang diberikan oleh Allah Swt. []
Oleh: Nabila Zidane
(Jurnalis)
0 Komentar