Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Sistem Islam, Solusi Tuntas Keamanan Jalan Raya

Topswara.com -- Memasuki masa liburan panjang menuju tahun baru 2025, kecelakaan lalu lintas kembali menjadi perhatian serius. Jumlah kejadian kecelakaan terus meningkat. 

Kepala Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri, Aan, menjelaskan data terbaru, “Tercatat lebih dari 152.000 kecelakaan lalu lintas, dengan korban meninggal dunia mencapai lebih dari 27.000. 

Artinya, setiap satu jam, ada korban kecelakaan lalu lintas yang meninggal dunia di jalan raya.” Ia juga menambahkan, "Kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab kematian terbesar ketiga setelah penyakit TBC dan HIV-AIDS."

Berdasarkan data Kompaspedia (04/09/2023), 74,35 persen kecelakaan disebabkan oleh sepeda motor, diikuti oleh angkutan barang (13,16 persen), angkutan orang (7,81 persen), dan mobil penumpang (1,55 persen). Tingginya angka kecelakaan sepeda motor juga dipengaruhi oleh peningkatan penjualan kendaraan roda dua. 

Indonesia bahkan menduduki peringkat kedua di Asia Tenggara untuk penjualan sepeda motor (Indonesiabaik, 14/06/2023). Pada tahun 2024, penjualan meningkat 3,19 persen dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai 4,87 juta unit (DetikOto, 04/11/2024). Fenomena ini didorong oleh pertumbuhan pesat layanan ojek motor online (CNBC, 03/12/2024).

Fakta ini seharusnya menjadi perhatian serius bagi para pemangku kebijakan. Mengapa angka kecelakaan semakin sulit ditekan meskipun berbagai upaya telah dilakukan?

Akar Masalah Dibalik Tingginya Kecelakaan Lalin

Kemudahan memiliki kendaraan pribadi, khususnya sepeda motor, menjadi salah satu penyebab tingginya angka kecelakaan. Di era kapitalisme modern yang menuntut segalanya serba cepat, kendaraan roda dua telah bergeser menjadi kebutuhan primer. Pola hidup konsumtif juga mendorong banyak orang merasa perlu memiliki lebih dari satu kendaraan.

Ironisnya, meningkatnya jumlah kendaraan pribadi tidak diimbangi dengan pengembangan moda transportasi umum yang memadai. Transportasi umum sering dianggap tidak nyaman, kurang aman, dan memakan waktu lebih lama. Sementara itu, infrastruktur jalanan juga sering tidak mendukung, dengan banyaknya jalan rusak, lampu lalu lintas mati, dan rambu yang tidak berfungsi.

Administrasi pengendara juga menjadi masalah. Praktik kecurangan dalam penerbitan Surat Izin Mengemudi (SIM) dan penegakan hukum yang lemah turut berkontribusi pada tingginya angka kecelakaan. Paradigma kapitalistik yang berorientasi pada keuntungan, bukan keselamatan rakyat, memperparah kondisi ini.

Lebih menyedihkan, perhatian pemerintah sering kali baru muncul setelah ada korban jiwa. Laporan masyarakat terkait infrastruktur jalan sering lambat ditindaklanjuti. Proses pengaduan pun berbelit, sering kali membutuhkan biaya tambahan agar bisa segera diproses. Hal ini menunjukkan adanya kelemahan sistem yang mendasar.

Islam Menghadirkan Solusi Konkret Untuk Keamanan Jalan 

Sistem Islam menawarkan solusi menyeluruh atas permasalahan ini. Dalam sistem Islam, setiap masalah, sekecil apa pun, dipandang serius karena pemimpin merasa bertanggung jawab langsung kepada Allah SWT. 

Sebagai contoh, Khalifah Umar bin Khattab RA pernah berkata, "Seandainya seekor keledai terperosok karena jalan yang rusak, aku khawatir akan ditanya oleh Allah: Mengapa kamu tidak meratakan jalan untuknya?"

Berbeda dengan sistem saat ini, dalam sistem Islam, laporan masyarakat akan ditangani dengan cepat dan efisien tanpa birokrasi berbelit. Pemimpin yang bertakwa akan memastikan infrastruktur jalanan selalu dalam kondisi baik, mengutamakan keselamatan rakyat, bahkan untuk binatang sekalipun.

Sumber pembiayaan dalam sistem Islam juga berasal dari harta yang halal dan berkah. Tata kelola wilayah tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tetapi juga perawatan jangka panjang. 

Dengan pengelolaan transportasi yang baik, penggunaan kendaraan pribadi dapat diminimalkan. Negara akan menyediakan transportasi umum yang aman, nyaman, dan efisien, sesuai dengan kebutuhan masyarakat.


Oleh: Ariesta Putri 
Aktivis Dakwah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar