Topswara.com -- Los Angeles tengah dilanda tragedi besar akibat kebakaran hutan yang meluas hingga ke kawasan permukiman. Kebakaran terjadi sejak Selasa (7/1/2025) di Distrik Pallisades. Dalam waktu singkat, api telah meluas ke sejumlah wilayah, termasuk Eaton dan Hollywood Hills, menghanguskan ribuan hektar lahan.
Salah satu penyebab utama kebakaran ini diduga adalah kekeringan parah yang melanda California Selatan. Wilayah ini tercatat hanya menerima kurang dari 10 persen curah hujan rata-rata sejak 1 Oktober 2024.
Ditambah lagi, angin lepas pantai yang kuat pada hari kejadian turut memicu penyebaran api ke area yang lebih luas. Meski begitu, penyelidikan mendalam oleh petugas pemadam kebakaran masih berlangsung untuk memastikan faktor-faktor lain yang mungkin berkontribusi terhadap bencana ini (liputan6.com).
Keadaan semakin memburuk dengan adanya angin kencang Santa Ana yang bertiup dengan kecepatan hingga 129 km/jam, mendorong api menyebar dengan cepat dan sulit dikendalikan.
Ditambah lagi fenomena alam langka terjadi yaitu "tornado api" terlihat juga di Los Angeles pada Jumat (10/1/2025) di tengah kebakaran besar yang melanda Pallisades di Utara Santa Monica, California. Kepala Meteorologi setempat menjelaskan bahwa tornado api terjadi ketika angin kencang bertemu dengan aliran udara panas dari api, menciptakan pusaran udara mirip pusaran debu.
Akibat kebakaran tersebut, lebih dari 10.000 properti, termasuk rumah tinggal dan fasilitas bisnis, dilaporkan hancur.
Diperkirakan kebakaran dasyat yang melanda Los Angeles akan menjadi yang termahal dalam sejarah Amerika Serikat.
Tak Ada yang Kebetulan
Bagi seorang Muslim, segala sesuatu yang terjadi di alam ini tentu atas izin dan kehendak Allah SWT. Termasuk musibah kebakaran yang melanda Los Angeles. Sekalipun para ahli dengan logika berpikir ilmiahnya mengungkapkan faktor penyebab adalah cuaca ekstrem: api, angin, vegetasi kering, namun semuanya adalah makhluk Allah.
Dengan izin dan kuasa-Nya, semua digerakkan dengan mudahnya, untuk meluluhlantakkan hunian-hunian mewah menyisakan puing-puing dan abu sisa kebakaran.
Menjadi runtuh semua logika manusia, sirna seluruh kepandaiannya mengatur tata kota yang harmoni, bahkan ketika terbersit jumawa pada diri manusia, dengan mudah Allah luluh lantakkan.
Tidakkah cukup kisah-kisah terdahulu menjadi pelajaran bagi manusia hari ini? Bagaimana air hujan telah menenggelamkan kaum Nabi Nuh, atau kaum Nabi Luth yang Allah binasakan dengan gempa yang dahsyat karena mereka ingkar dan justru bermaksiat?
Kemudian tidakkah menjadi pelajaran hancurnya pasukan gajah milik raja Abrahah yang hendak menghancurkan Kakbah, diserang oleh serombongan makhluk Allah lainnya yaitu burung ababil dengan batu panas dikakinya.
Secara logika manusia seekor burung tentu akan mudah dikalahkan oleh seekor gajah. Namun logika itu dengan mudah Allah patahkan, serombongan burung ternyata mampu memporak-porandakan bahkan membinasakan seluruh pasukan gajah milik Raja Abrahah.
Semua akan mudah bagi Allah, jika Allah telah berkehendak, jadilah maka jadilah.
Allah SWT berfirman:
إِنَّمَآ أَمْرُهُۥٓ إِذَآ أَرَادَ شَيْـًٔا أَن يَقُولَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ
"Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: 'Jadilah!' maka terjadilah ia" (QS. Yasin: 82).
Kehebatan Akal Bukan untuk Menjadi Jumawa
Tidak bisa dipungkiri, opini yang berkembang pasca kebakaran hebat di Los Angeles, banyak yang memberi respon bahwa peristiwa ini jawaban dari sang pemilik alam semesta saat manusia begitu jumawa mengunggulkan kehebatan dan arogansinya.
Tidak menunggu waktu lama, hanya dalam hitungan hari saja, lautan merah bak neraka betul-betul terealisir. Namun bukan di tanah Gaza, justru di tanah sang arogan, Donal Trump.
Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump baru-baru ini mengultimatum milisi Hamas Palestina untuk segera membebaskan seluruh sandera sebelum ia dilantik 20 Januari mendatang. İa mengancam akan mengobarkan "neraka" di Timur Tengah jika sandera belum juga bebas ketika ia menjabat. Pernyataan yang sangat arogan.
Tidak ingin opini yang berkembang menyudutkannya, baru-baru ini beredar kabar bahwa kebakaran ini karena konspirasi elit global untuk membangun smart city. Konon opini ini dibangun untuk meredam bahwa musibah ini karena murka sang pemilik alam semesta. Entahlah.
Satu hal yang pasti bahwa ketika Allah Ta'ala menciptakan akal pada manusia, sesungguhnya agar ia dipergunakan untuk mengagungkan Sang Pencipta. Memperhatikan bagaimana malam dan siang dipergilirkan, bagaimana alam di hamparkan, langit ditegakkan, gunung ditinggikan.
Sebagaimana dalam firman Allah SWT,
اِنَّ فِىۡ خَلۡقِ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ وَاخۡتِلَافِ الَّيۡلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الۡاَلۡبَابِ ۚۖ ١٩٠
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal" (QS. Al Imran: 190).
Firman Allah yang lain dalam QS Al Ghasyiyah 17-20:
اَفَلَا يَنْظُرُوْنَ اِلَى الْاِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْۗ ١٧
Tidakkah mereka memperhatikan unta, bagaimana ia diciptakan?
وَاِلَى السَّمَاۤءِ كَيْفَ رُفِعَتْۗ ١٨
Bagaimana langit ditinggikan?
وَاِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْۗ ١٩
Bagaimana gunung-gunung ditegakkan?
وَاِلَى الْاَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْۗ ٢٠
Bagaimana pula bumi dihamparkan?
Dengan pengagungan tersebut, makin lemahlah manusia dihadapan Allah Ta'ala, sehingga yang muncul adalah ketaatan sepenuhnya. Kecerdasan akal bukan untuk menindas dan menzalimi sesama namun senantiasa membimbingnya menjadi manusia beradab, peduli pada sesama sekaligus manusia yang patuh tunduk pada Sang Khalik. []
Oleh: Sari Diah Hastuti
(Aktivis Muslimah)
0 Komentar