Topswara.com -- Di awal tahun 2025, rakyat disuguhkan oleh berbagai bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir dan tanah longsor disebabkan sebagian besar wilayah Indonesia mengalami hujan dengan intensitas ringan hingga tinggi.
Seperti yang terjadi di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, dilaporkan satu orang meninggal dunia dan tiga warga mengalami luka-luka, akibat banjir bandang. Di Pulau Jawa, tepatnya di Kabupaten Cilacap banjir bandang melanda Kecamatan Cipari dengan ketinggian air 50 sentimeter, pada Jumat (10/1).
Sama halnya seperti di Kecamatan Maesan, Kabupaten Bondowoso, terjadi banjir akibat aliran sungai Peh yang membawa material kayu sehingga menyumbat jembatan pada Kamis (9/1) (cnnindonesia.com, 04/01/2025).
Mitigasi Lemah Niscaya dalam Kapitalisme
Upaya antisipasi dan mitigasi seharusnya dilakukan lebih serius oleh pemerintah, mengingat bencana alam sudah menjadi langganan setiap tahunnya. Kegagalan negara dalam lemahnya mitigasi membuat rakyat menjadi korbannya, bahkan ribuan nyawa melayang, rumah-rumah dan fasilitas umum terdampak kerusakan.
Sistem kapitalisme yang diterapkan saat ini, menempatkan penguasa hanya sebagai regulator dan fasilitator untuk kepentingan para pemilik modal semata. Hal ini menyebabkan penguasa abai terhadap urusan rakyat. Termasuk mementingkan keselamatan nyawa rakyat, dalam hal ini berkaitan dengan mitigasi bencana alam yang lemah.
Selain itu pembangunan di sistem kapitalis sangat jor+joran tanpa memperhatikan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Kapitalisme memberi ruang sebebas bebasnya untuk para pemilik modal mengubah lahan serapan menjadi lahan bisnis.
Hal ini mengakibatkan kerusakan alam tidak bisa dihindarkan dan nyawa rakyat menjadi taruhannya hanya demi bisnis dan mengejar pertumbuhan ekonomi.
Para ahli mengatakan bahwa deforestasi (pembukaan lahan) akan mengakibatkan berbagai masalah termasuk terjadinya bencana. Hal ini berbanding terbalik dengan pernyataan Presiden tentang pembukaan lahan sawit (deforestasi) dengan anggapan tidak membahayakan. Tentu saja hal ini dapat dijadikan sebagai landasan pembukaan lahan dan menjadi jalan mulus bagi para pemilik modal atas kepentingannya.
Sistem kapitalisme adalah aturan buatan dari manusia yang lemah dan terbatas. Sebuah keniscayaan akan menimbulkan banyak kerusakan termasuk pada alam. Untuk itu, tidak ada harapan bagi rakyat untuk tetap mengandalkan penguasa di sistem Kapitalis. Sebab faktanya, sampai saat ini tidak memberikan solusi tuntas masalah hidup.
Solusi Islam Membawa Berkah
Islam adalah aturan yang sesuai dengan fitrah manusia dan memandang nyawa satu manusia sangat berharga. Keselamatan rakyat pun akan diperhatikan, untuk itu negara wajib menghindarkan rakyatnya dari kemudaratan, termasuk bencana alam.
Pembangunan desa atau kota di negara Islam akan dilakukan secara matang dan berorientasi pada kemaslahatan rakyat. Untuk itu pembangunan akan berbasis mitigasi bencana yang kuat. Mulai dari mitigasi struktural (fisik) yakni membangun infrastruktur yang tahan bencana dan memperhatikan lingkungan alam sekitar, non struktural dan juga mitigasi ekonomi.
Kemudian Islam telah mengatur konservasi, melarang penebangan hutan dan pembukaan lahan besar-besaran yang akan merusak ekosistem lainnya. Semuanya diatur agar tidak ada pihak yang mengambil keuntungan dari kerusakan alam seperti yang terjadi saat ini.
Islam juga memperhatikan pemetaan wilayah sesuai potensi bencana berdasarkan letak geografisnya, kemudian akan membangun tata ruang yang berbasis mitigasi bencana, sehingga aman untuk alam dan manusia.
Pemanfaatan teknologi juga akan dilakukan demi kepentingan dan keselamatan rakyat agar dapat mengetahui sejak dini tatkala bencana alam melanda.
Semua ini akan dilakukan oleh pemimpin di negara Islam yang diposisikan sebagai junnah (perisai) untuk melindungi warga negara. Karena pemimpin dalam Islam adalah raa'in (pengurus) urusan rakyatnya. "Seorang pemimpin (raa'in) adalah pelayan bagi rakyatnya" (HR. Muslim).
Sejatinya hujan adalah rahmat dari Allah SWT. namun kerusakan alam yang terjadi akibat ulah manusia, maka hujan yang tadinya berkah akan berubah menjadi musibah.
Allah SWT berfirman, "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia" (QS. Ar Rum: 41).
Maka hanya dengan penerapan syariat Islam atau hukum-hukum Allah secara kaffah akan menjadi berkah, karena akan memberikan kebaikan bagi negeri ini dan seluruh dunia. Kebaikan dan keberkahan hanya akan diperoleh saat manusia beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dengan menjalankan syariat Islam secara kaffah. []
Oleh: Pani Wulansary, S.Pd.
(Pendidik dan Ibu Generasi)
0 Komentar