Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Rajab dan Keimanan Kita terhadap Solusi Palestina

Topswara.com -- Umat Islam saat ini telah memasuki bulan Rajab. Bulan Rajab termasuk bulan yang Istimewa karena merupakan salah satu diantara bulan-bulan haram, yaitu sebutan untuk bulan yang dimuliakan Allah di dalam Al-Qur’an. 

Umat Muslim sejak dahulu terbiasa mengisi bulan-bulan haram dengan meningkatkan amal shalih, apalagi di bulan Rajab ini dua bulan menjelang bulan suci Ramadhan.

Rajab ibarat bulan “Latihan” dimana ketika Ramadhan tiba, umat Muslim bisa dengan khusyu menjalankannya dan optimal dalam mendulang pahala dibulan yang pahala-pahala dilipatgandakan. 

Pada masa hidup Rasulullah, di bulan Rajab-lah beliau diperjalankan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha untuk kemudian diperjalankan lagi ke sidratul muntaha.
 
Dalam peristiwa yang dikenal dengan isra’ mi’raj tersebut, kaum kafir dibuat terbelalak dengan keagungan Allah SWT yang telah memperjalankan Rasul ke tiga tempat yang jaraknya sangat berjauhan dalam waktu satu malam saja. Disitulah tampak pembeda antara keimanan dan kekafiran. 

Sudah sedemikian nyatanya Allah memperlihatkan kuasa-Nya namun kaum kafir Quraisy tak juga mau beriman. Berbeda dengan kaum muslimin yang sudah sejak awal beriman kepada Allah dan Rasul serta risalah yang dibawa beliau, peristiwa isra’ mi’raj malah menambah keimanan dalam diri kaum muslimin.     

Begitu pula dengan peristiwa yang menggambarkan keagungan Allah SWT yang baru-baru ini terjadi negara super power Amerika Serikat (AS) yaitu kebakaran hebat yang melanda kota New York dan Los Angeles.

Dimana kerugian yang diderita AS akibat kerugian tersebut mencapai dua kali lipatnya anggaran persenjataan yang dikeluarkan AS ke Israel. Kaum muslimin nampak kembali ter-refresh kembali keimanannya, bahwa sangatlah mudah bagi Allah untuk memporak-porandakan musuh-musuh-Nya hanya dalam waktu sekejap mata saja.

Penderitaan rakyat Palestina adalah penderitaan kaum muslimin bersama di seluruh dunia karena sesama muslim itu bagaikan satu tubuh. Ketika kita merasa cukup hanya dengan mengirimkan sumbangan ke Palestina, sedangkan penderitaan mereka tidak selesai hanya dengan donasi kaum muslimin di seluruh dunia. 

Pernyataan diatas tak hendak mengecilkan peran dan aktivitas donasi kepada saudara kita di Palestina. Tetapi selama penderitaan rakyat Palestina akibat pendudukan Israel disana belum berakhir, belum tuntas pula kewajiban kita terjadap saudara kita di Palestina.

Keimanan kita tidak seharusnya berhenti dalam aktivias donasi maupun menyuarakan kemerdekaan Palestina. Ataupun berhenti pada harapan bahwa Allah suatu saat akan menghancurkan Israel begitu saja meski itu mudah bagi-Nya. 

Keimanan seharusnya mengarahkan kita untuk berpikir logis tentang sebab-akibat dan bertindak bergerak sesuai dengan solusi yang tepat yang sesuai dengan sabab-akibat tersebut. 

Masalah Palestina adalah masalah pendudukan oleh Israel sehingga untuk menghentikan penderitaan rakyat Palestina adalah dengan menghentikan pendudukan atau penjajahan tersebut. Sedangkan Israel disokong oleh negara adidaya AS yang sangat memusuhi Islam.

Dimasa sekarang tak ada satu negara pun di dunia ini yang berani menghentikan kekejaman Israel dan AS. Tak ada yang kita harapkan dari satu negara pun didunia ini untuk itu. Apabila kita mengacu pada sejarah, pembebasan Palestina terjadi beberapa kali ketika kaum Muslimin berada dalam naungan kekhilafahan atau kepemimpinan yang satu sebagai sebuah negara.

Saat ini hal tersebut memang belum terwujud, namun Upaya mewujudkannya sendiri adalah sebuah kewajiban dari Allah SWT. Terwujudnya negara khilafah juga sudah menjadi janji Allah dalam hadits Rasul SAW, “…kemudian akan ada kekhilafahan yang sesuai dengan metode kenabian”.

Upaya mewujudkan khilafah sudah pernah dicontohkan oleh Rasul SAW sehingga tugas dan kewajiban kita bersama setiap kaum muslimin adalah beraktivitas menegakkan khilafah hingga tegak di muka bumi dan kemudian atas perintah seorang khalifah bisa dikomando jihad untuk membebaskan Palestina sebagaimana yang telah dilakukan oleh Shalahudin Al Ayyubi. 

Wallahu’alamu bi ash shawab.


Oleh: Ratna Mufidah, SE.
Pemerhati Masalah Keumatan 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar