Topswara.com -- Adakah makanan itu masih gratis dalam sistem kapitalisme?
Pelayanan kepada rakyat dijadikan komoditas politik
Janji kampanyenya melangit ke puncak tertinggi
Apa daya aplikasinya berat karena tidak biasa melarat
Sebuah kebingungan di tengah gerakan makan siang
Niat memperbaiki gizi anak negeri yang katanya pintar makan ikan
Menjauhkan dari stunting yang kondisinya genting
Makan bergizi seolah jalan keluar di tengah kebimbangan
Dari mana datang pendanaan
Di tengah tumpukan bunga utang yang tak karuan
Dari mana datang pasokan bahan makanan
Di tengah kemiskinan mendera berkepanjangan
Bukan tidak mungkin makanan bergizi bingungi rakyat negeri
Mulanya semua ditanggung negara
Kini minta bantuan rakyat karena tahu dermawan di Jumat berkah
Mencoba mencari dana zakat padahal bukan mustahik hukumnya
Mana di mana program yang terlihat jumawa
Tanggunlah semua pangan tak hanya makan siang
Bukankah sehari makan tiga kali yang dipraktikkan selama ini?
Maka sarapan dan makan malam tak boleh dilupakan
Program makan bergizi di siang hari
Katanya meniru Syekh Abdul Qodir Al-Jailani
Ulama yang sekaligus dermawan hidup dalam naungan Islam
Ini tentu beda dengan negarawanan yang dipundak ada kewajiban menanggung makan
Makanan bergizi problematika di negeri sejuta tanaman
Tanah yang subur dan gembur nyatanya gagal mendapatkan keberkahan
Sebab kerakusan pemakan tanah untuk cuan
Tanah produktif berganti dengan gedung pencakar langit
Seribu upaya melahirkan generasi
Tidak cukup dimulai dengan makanan bergizi
Ada suprastruktur politik dan ekonomi yang wajib dibenahi
Dengan tuntunan dan panduan ilahi Rabbi
Menanggung makan adalah kewajiban penguasa
Tidak perlu jadi bahan kampanye yang sebenarnya biasa saja
Kalau sudah kewajiban tak perlu digembar-gemborkan
Kerjakan, kerjakan, dan kerjakan
Berikanlah makanan kepada rakyat yang ikhlas
Jangan mengharapkan apapun demi siapa pun
Jangan sampai makan bergizi terdapat harga utang luar negeri
Jangan sampai makan bergizi ada misi yang terputus sampai di sini
Oleh: Hanif Kristianto
Analis Politik dan Media
0 Komentar