Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Jihad dan Khilafah: Solusi Tuntas Penjajahan Zionis terhadap Palestina

Topswara.com -- Tahun 2024 telah berlalu. Saat ini kita sudah berada di awal tahun baru 2025, namun penjajahan bagi saudara Muslim kita di Palestina belum kunjung usai. Seperti yang diberitakan Al Jazeera, Ahad (5/1) zionis Israel terus meningkatkan serangannya di tengah kabar bertolaknya perwakilan Israel dan Hamas untuk membahas kemungkinan gencatan senjata dan pertukaran tawanan.

Lebih dari 200 warga Palestina tewas dalam tiga hari terakhir akibat serangan Israel yang terus meningkat di Jalur Gaza, mayoritas korban adalah wanita dan anak-anak yang merupakan warga sipil. Jumlah korban yang tewas di Gaza telah mencapai 45 ribu jiwa, lsementara 108 ribu orang lainnya terluka, terhitung sejak awal dimulainya perang pada bulan oktober 2023 (kumparan.com).

Di tengah masifnya serangan zionis Israel terhadap Palestina, negeri-negeri di seluruh dunia termasuk negeri muslim masih sibuk dengan berbagai dialog upaya mediasi hingga gencatan senjata, namun tak kunjung memberikan solusi yang berarti. Makin hari kondisi Muslim di Palestina semakin memburuk, disebabkan penguasa negeri-negeri Muslim tak kunjung mengirimkan tentara militernya untuk membebaskan Palestina. 

Padahal baru-baru ini, Menlu RI Sugiono menyatakan bahwa Indonesia siap mengirimkan pasukan perdamaian ke Palestina. Pernyataan ini bukan pertama kalinya, karena hal yang sama pernah dikatakan oleh Prabowo pada tahun lalu saat menjabat menjadi Menhan. Namun sampai saat ini belum juga terlaksana, sebab Dewan Keamanan PBB tidak kunjung memberikan restu. 

Cita-cita penguasa negeri Muslim membebaskan Palestina terlihat hanya sekedar pencitraan. Dunia internasional termasuk lembaga dunia pun hanya mampu memberikan kecaman. Sebab keadaan politik internasional saat ini yang menempatkan negeri-negeri Muslim sebagai negara pengekor Barat. 

Kita juga tidak usah heran melihat Barat sangat mendukung penuh zionis Israel. Selain mereka sahabat dekat, zionis Israel dipercaya mampu memuluskan kepentingan Barat di Timur Tengah. 

Itulah sebabnya negara-negara Barat harus bersatu membela entitas Zionis Israel untuk terus memelihara agar konflik di Timur Tengah terus bergejolak, sebagai jaminan agar intervensi negara-negara kafir tetap eksis terhadap penjajahan negeri-negeri Muslim. 

Semua ini menunjukkan bahwa hari ini dunia tidak memiliki solusi jitu untuk menghentikan penjajahan. Sebab sampai saat ini baik Indonesia, Arab Saudi bahkan Mesir tidak mampu mengirimkan tentara militernya membebaskan Palestina. 

Alasannya untuk menghindari konflik dengan AS, akhirnya Indonesia hanya mampu memberikan kecaman atas kebiadaban zionis Israel, Arab Saudi meyakini gencatan senjata dan solusi damai dua negara adalah solusi jitu atas konflik Palestina. 

Sementara Mesir lebih mementingkan keamanan negerinya sendiri, dengan membangun tembok besar di perbatasan Rafah dan Mesir hingga menolak para pengungsi Palestina dengan alasan ekonomi. 

Sikap penguasa negeri-negeri Muslim saat ini, menunjukkan sebuah pengkhianatan terhadap saudara Muslimnya sendiri. Semua ini disebabkan paham nasionalisme (cinta terhadap bangsanya sendiri) yang ditanamkan Barat atas negeri-negeri Muslim. Menjadikan negeri-negeri Muslim enggan membantu muslim di Palestina dengan alasan bukan urusan negara mereka. 

Seharusnya dengan kondisi politik seperti ini, membuat kaum Muslim sadar bahwa tujuan dari nasionalisme adalah untuk memisahkan antara negeri-negeri Muslim dari perasaan yang satu, bahwa setiap Muslim itu bersaudara di belahan dunia mana pun karena terikat akidah yang satu yakni Islam.

Akhirnya, para penguasa negeri Muslim akan tunduk hanya pada Barat, termasuk menyetujui solusi dua negara untuk konflik Palestina yang ditawarkan PBB. Yakni memaksa negeri muslim untuk mengakui keberadaan zionis Israel sebagai sebuah negara.

Sangat jelas, solusi dua negara bukanlah solusi hakiki karena ini sama saja negeri Muslim menyetujui perampasan tanah milik Palestina, ini adalah sebuah pengkhianatan besar kaum Muslimin. Untuk melawan pengkhianatan ini, umat butuh sistem politik negara yang berdaulat dan terbebas dari kendali Barat. 

Satu-satunya sistem yang mampu membebaskan negeri-negeri Muslim dari sekat nasionalisme kebangsaan, untuk menyatukan kembali seluruh umat Muslim sedunia adalah khilafah islamiyah. 

Khilafah Islamiah adalah sebuah sistem negara yang diterapkan berdasarkan Al-Qur'an dan Sunah, yang akan menggerakkan tentara militernya berjihad membebaskan Palestina dari penjajahan dan menumbangkan pengkhianatan penguasa negeri Muslim. 

Selain itu, khilafah bukan hanya memberikan perlindungan hakiki bagi kaum Muslim Palestina saja tetapi seluruh negeri-negeri Muslim di dunia yang teraniaya. Seperti Muslim Uighhur di Xinjiang Cina, Muslim Rohingya di Myanmar dan lainnya.

Khilafah juga akan mengeluarkan kaum Muslimin dari berbagai keterpurukan ekonomi, kebodohan, ketidakadilan, dan penderitaan lainnya. Maka tegaknya khilafah adalah sebuah keniscayaan, sebab khilafah adalah pengurus dan pelindung bagi seluruh umat Islam yang mampu menghadapi musuh Islam saat ini. 

Maka dari itu, dalam penegakannya diperlukan upaya serius dalam memahamkan umat untuk mengambil solusi hanya dari Islam. Upaya tersebut adalah dengan dakwah berdasarkan metode Rasulullah SAW yang diwajibkan atas seluruh kaum Muslimin. 

Selain itu, umat juga membutuhkan kelompok dakwah Islam ideologis yang melebur bersama dalam menyadarkan umat untuk berjuang menyerukan jihad dan menegakkan Khilafah metode Rasulullah SAW sebagai solusi tuntas masalah penjajahan di Palestina dan masalah lainnya. 

Maka sudah saatnya umat Muslim melebur bersama-sama kelompok dakwah Islam ideologis, turut berjuang menyerukan jihad dan khilafah. []


Oleh: Desi Rahmawati 
(Aktivis Muslimah)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar