Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ironi Banyak Jalanan yang Berlubang dan Rusak

Topswara.com -- Pernahkah kamu sedang mengendarai motor namun harus mengelus dada dan mengeluh saat melewati jalanan yang berlubang? Kalau pernah, kita berarti merasakan hal yang sama. Rasanya ingin marah dan meluapkan segalanya. 

Sebab, niat hati ingin cepat sampai menuju tujuan, tetapi terhalang dan laju kendaraan menjadi lambat akibat menghindari jalanan yang rusak dan berlubang. Sungguh miris. Begitulah yang terjadi di kawasan Arbes, Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon makin parah. 

Tampak sejumlah lubang menganga di badan jalan dan lubang-lubang tersebut sangat mengancam pengendara jika tidak menurunkan laju kendaraan mereka (Tribun Ambon, 07/01/2025). 

Kita sangat menyayangkan mengapa hal ini bisa terjadi. Padahal seharusnya pemerintah aware terhadap fasilitas publik. Apalagi jalan raya merupakan akses masyarakat untuk melangsungkan dan memenuhi kebutuhan akan kehidupannya. 

Dampak dari jalan berlubang yakni kerusakan pada kendaraan masyarakat, kalau hujan deras akan menjadi kubangan air sehingga tidak terlihat lagi kondisi lubang jalanan tersebut, yang akhirnya nanti berujung kepada kecelakaan yang menimpa korban jiwa. 

Padahal faktanya, di satu sisi pemerintah sangat getol memalak rakyat dengan mewajibkan membayar pajak, alasannya dari pajak tersebut rakyat akan merasakan manfaatnya, namun apakah benar? 

Nyatanya banyak jalan berlubang bertahun-tahun tidak mendapatkan perbaikan. Salah satu kasusnya terjadi pada kota Bali. Tercatat sampai pada tahun 2024, kondisi jalan yang rusak sepanjang 1.450 meter tersebut telah berlangsung sejak tahun 2017. 

Pihak Desa Pegadungan, yang terletak di Kecamatan Sukasada, terus mengajukan usulan perbaikan baik dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) Desa maupun Kecamatan. Namun, hingga saat ini, belum ada kepastian mengenai waktu perbaikan jalan yang merupakan akses utama bagi masyarakat setempat. 

Menurut wawancara dengan salah satu masyarakat, terkadang keberadaan jalan rusak ini hampir membahayakan pengendara yang melintas. Untuk menghindari korban jiwa, pihaknya pun bersama warga sekitar melakukan urunan secara swadaya untuk menambal kerusakan yang terjadi (Balipost, 06/05/2024)
 
Lantas, apa feedback yang diberikan oleh pemerintah kepada rakyatnya? Apakah masyarakat hanya menjadi “sumber pendapatan negara” saja? Padahal dibalik pajak tersebut, ada hak rakyat yang seharusnya dipenuhi oleh pemerintah. Dan hak itupun tidak mampu pemerintah memenuhinya. 

Beginilah yang kita dapatkan apabila berada dalam sistem kapitalisme. Semua kalangan termasuk pemerintah kita sendiri berusaha untuk mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya dari modal yang seminimal mungkin. Apapun boleh dilakukan asal menguntungkan, walaupun itu harus menyakiti rakyatnya sendiri. 

Hal ini berbeda apabila Islam yang menjadi sistem yang diterapkan untuk kehidupan. Seperti yang kita ketahui dari Khalifah Umar bin Khattab, pemimpin islam tidak akan sampai hati untuk membuat rakyatnya celaka. 

Tidak hanya manusia yang dipikirkan, termasuk juga hewan-hewan di dalamnya. Karena akibat dari jalan yang berlubang ini bukan hanya manusia yang terkena dampaknya, hewan pun juga bisa celaka. Maka dari itu beliau sangat memperhatikan kenyamanan dan keamanan jalan umum bagi rakyatnya. 

Karena Khalifah Umar meyakini bahwa segala sesuatu yang dilakukannya di dunia, ditambah lagi beliau adalah seorang pemimpin negara, akan dimintai pertanggung jawabannya di hadapannya Allah kelak apabila tidak bisa menunaikan amanahnya dengan sungguh-sungguh. 

Seperti inilah profil pemimpin yang seharusnya. Yang selalu sigap dan melayani rakyat dengan sungguh-sungguh. Bukannya malah memeras rakyat dengan pajak ini itu, tapi untuk hak dasar rakyat tidak dapat dipenuhi. Karena dalam islam, pendapatan negara tidak berasal dari pajak. 

Sebab apabila sumber daya alam dikelola dengan baik, serta koruptor-koruptor diadili dengan seadil-adilnya, yang mana kata adil ini ketika kita standarkan lagi dengan syariatnya Allah, insya allah segala macam infrastruktur publik dapat dengan nyaman dirasakan oleh makhluk-makhluk Allah.


Oleh: Nurul Fahira 
Aktivis Muslimah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar