Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Gaza Butuh Bantuan Tentara

Topswara.com -- Di berbagai belahan dunia, anak-anak sedang berbahagia karena sedang melalui masa liburan. Destinasi wisata ramai dikunjungi oleh orang tua yang membawa anak-anaknya. Tawa canda bersahut-sahutan sembari bermain dan menyantap kudapan. 

Sungguh indahnya masa kanak-kanak. Namun, di belahan dunia lain kondisi di Gaza Palestina terutama anak-anak semakin mengenaskan. Masa kanak-kanak seharusnya menjadi masa yang paling menyenangkan dalam hidup, akan tetapi tidak berlaku pada anak-anak di Gaza. 

Menurut laporan badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada hari Selasa (24/12/2024) mengatakan bahwa tiap jam satu anak tewas di Jalur Gaza akibat serangan brutal Zionis Yahudi. Anak-anak terpaksa mengais-ngais puing-puing bangunan, mereka kehilangan nyawa dan masa depan. 

Pernyataan badan anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) pada hari Sabtu (28/12/2024) juga mengatakan bahwa dalam perang genosida yang dihadapi di Gaza Palestina telah menewaskan setidaknya 17.492 anak selama 15 bulan. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa "fasilitas kesehatan utama terakhir" di Jalur Gaza utara telah dilumpuhkan oleh serangan Israel terhadap Rumah Sakit Kamal Adwan. 

Hingga saat ini aksi genosida masih terus berlanjut. Hal ini membuktikan bahwa tidak mungkin bagi kaum muslim untuk bergantung pada dunia internasional, juga tidak mungkin bergantung kepada para pemimpin yang sering menggunakan masalah Palestina hanya untuk kepentingan diri sendiri. 

Yang lebih menyakitkan lagi, para pemimpin ini justru mengambil solusi dua negara sebagaimana arahan Barat yang sama sekali tidak dapat menyelesaikan perang ideologi ini.

Umat Islam harus ingat, bahwa keberadaan Zionis di tanah Palestina adalah hasil dari perjanjian keji international negara-negara front Barat. Perjanjian Skyes-Picot, Deklarasi Balfour dari inggris sehingga menjadi jalan awal penjajahan Zionis di Palestina. 

Penjajahan Zionis tersebut tetap dipelihara oleh negara pengemban ideologi kapitalisme, Amerika Serikat. Amerika Serikat menjadikan Zionis sebagai penjaga kepentingannya di Timur Tengah. Pada dasarnya, alasan Amerika Serikat mendukung Zionis adalah karena mereka melihat Zionis sebagai alat yang berguna untuk menahan pengaruh Uni Soviet di Timur Tengah, diantara negara-negara Arab selama Perang Dingin berlangsung.

Untuk itu kaum Muslimin harus memiliki agenda sendiri untuk menyelamatkan saudara-saudara Muslim di Palestina. Harus ada upaya dakwah yang menyatukan pemikiran dan perasaan bahwa akar masalah di Palestina adalah perang ideologi antara Islam dan Kapitalisme, dan solusi syar’inya hanya jihad fi sabilillah, yaitu dengan mengusir mereka dari bumi Palestina melalui jihad tentara Muslim.

Sebagaimana perintah dalam surah Al-Baqarah:191 yang artinya “Bunuhlah mereka (yang memerangimu) di mana pun kamu jumpai dan usirlah mereka dari tempat mereka mengusirmu. Padahal, fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Lalu janganlah kamu perangi mereka di Masjidilharam, kecuali jika mereka memerangimu di tempat itu. Jika mereka memerangimu, maka perangilah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir.” 

Aktivitas dakwah yang demikian hanya bisa dilakukan oleh partai politik Islam ideologis, sebab merekalah yang mengambil fikrah dan thariqah dakwah berlandaskan pada ideologi Islam, sehingga mereka juga yang mampu memahami dengan benar realita masalah dan solusi untuk menyelesaikannya. 

Mereka juga terus istiqamah membimbing umat untuk mengenali kembali perisai (junnah) dan pengurus (raa’in) umat Islam, yakni khilafah. Hal itu di buktikan dengan keistiqamahkan mereka yang senantiasa menawarkan solusi mengirimkan tentara untuk berjihad dan penyatuan kaum Muslimin di bawah naungan khilafah untuk menyelamatkan kaum Muslim di palestina. 

Perjuangan para pemuda di Timur Tengah tidak hanya sekedar membebaskan Palestina, namun juga menuntut tegaknya khilafah dan mengangkat seorang khalifah untuk memimpin kaum Muslimin. Inilah agenda umat yang harus di prioritaskan dan diperjuangkan. 

Wallahu a’lam bissawab.


Oleh: Deti Kutsiya Dewi
Aktivis Muslimah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar