Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Anak-Anak Gaza dan Kegagalan Kapitalisme: Seruan untuk Kebangkitan Islam Ideologis

Topswara.com -- Kondisi Gaza, terutama nasib anak-anak yang hidup di tengah reruntuhan dan blokade, semakin mengenaskan. Mereka kehilangan hak-hak dasar, seperti makanan, pendidikan, dan keamanan. Sementara itu, dunia internasional hanya memberikan retorika kosong tanpa solusi nyata. 

Para pemimpin Muslim yang seharusnya menjadi pelindung umat, lebih memilih menjadikan isu Palestina sebagai alat pencitraan politik. Bahkan, mereka mengikuti solusi dua negara yang digagas Barat solusi yang dirancang untuk melanggengkan penjajahan Zionis.

Sistem kapitalisme global bukan sekadar gagal memberikan keadilan; ia justru menjadi akar permasalahan yang menjerat Palestina. Dalam kapitalisme, kepentingan ekonomi dan politik negara-negara besar mendominasi setiap keputusan. 

Sistem ini menjadikan nilai-nilai moral dan kemanusiaan sebagai hal yang relatif dan subordinat terhadap kepentingan materiil. Dalam konteks Palestina, kapitalisme memberikan ruang kepada Zionis untuk merampas tanah kaum muslimin melalui mekanisme yang dilegalkan, seperti kesepakatan Balfour, resolusi PBB, hingga perjanjian Oslo. 

Semua ini dirancang untuk melanggengkan penguasaan terhadap wilayah strategis dan sumber daya. Kapitalisme juga memfasilitasi pembentukan aliansi internasional yang melindungi agresor, sambil menekan pihak yang berusaha membela hak-hak rakyat Palestina.

Lebih dari itu, kapitalisme menciptakan pola hubungan internasional yang timpang. Negara-negara besar yang mengusung kapitalisme, seperti Amerika Serikat, tidak pernah netral. Mereka adalah pendukung utama Zionis dengan aliran dana dan senjata yang tak pernah berhenti. 

Negara-negara Muslim, di sisi lain, ditekan agar tunduk pada aturan permainan kapitalisme melalui utang, tekanan diplomatik, dan ancaman militer. Sistem kapitalisme menjadikan Palestina bukan hanya medan konflik ideologi, tetapi juga sumber keuntungan ekonomi dan politik bagi negara-negara besar yang mengambil manfaat dari penderitaan rakyat Palestina.

Kapitalisme bukanlah sistem yang peduli pada keadilan; ia adalah sistem yang memelihara ketidakadilan. Dengan menjadikan materi dan kekuasaan sebagai poros utama, kapitalisme menjadikan penjajahan sebagai jalan untuk menguasai dunia. Seperti yang dilakukan Zionis, berlangsung tanpa konsekuensi serius. 

Sebab Zionis adalah anjing penjaga AS untuk menakut-nakuti Timur Tengah. Selama kapitalisme tetap menjadi sistem global, penderitaan rakyat Palestina, termasuk anak-anak Gaza, hanya akan terus berlanjut.

Kaum Muslim tidak bisa terus berharap pada sistem yang telah nyata gagal ini. Sudah saatnya umat memiliki agenda sendiri, yakni agenda kebangkitan Islam. Kebangkitan ini dimulai dari menyatukan pemikiran dan perasaan kaum muslim terhadap tragedi Gaza dan seluruh penjajahan yang menimpa umat Islam. 

Persatuan ini harus diarahkan untuk membangkitkan para pemuda, khususnya di Timur Tengah, agar mendobrak kekuasaan yang menjadi pelindung penjajahan Zionis.

Namun, kebangkitan ini tidak bisa dibiarkan berjalan tanpa arah. Dibutuhkan partai politik ideologis yang memiliki visi dan misi yang jelas untuk membebaskan Palestina dan seluruh wilayah muslim yang terjajah. 

Partai ini harus menanamkan kesadaran ideologis kepada umat, bahwa satu-satunya solusi adalah menegakkan khilafah yang akan mempersatukan kaum muslim di bawah satu kepemimpinan.

Para pemuda yang bergerak tidak hanya harus memiliki keberanian, tetapi juga harus memahami bahwa perjuangan mereka adalah bagian dari jihad untuk membebaskan Palestina dan menegakkan keadilan Islam. 

Mereka harus menyerukan tegaknya khilafah sebagai institusi politik yang akan memimpin umat menuju kebebasan, melindungi anak-anak Gaza, dan menegakkan syariat Islam secara kaffah.

Tragedi Gaza adalah bukti kegagalan sistem kapitalisme dan lemahnya posisi umat tanpa khilafah. Sudah waktunya umat Islam bangkit dari keterpurukan, menghentikan penderitaan anak-anak Gaza, dan memulai perjuangan nyata untuk membebaskan Palestina. Hanya dengan khilafah, keadilan sejati dapat ditegakkan, dan Palestina dapat kembali ke pangkuan umat Islam. []


Oleh: Mahrita Julia Hapsari 
(Aktivis Muslimah Banua)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar