Topswara.com -- Allah tak pernah tidur, begitulah ungkapan seseorang ketika mendengar atau melihat suatu musibah yang terkena pada orang yang zalim.
Tepat juga sekiranya ungkapan itu ditujukan pada kondisi yang tengah menimpa Amerika saat ini.
Negara yang dikenal sebagai negara adidaya yang berkuasa dan selalu mengendalikan dunia kini tak berdaya ketika Allah Sang Pencipta Alam Semesta menunjukkan kuasanya.
Dalam hitungan hari, Kota Los Angeles yang dikenal sebagai pusat perekonomian dunia dan tempat para konglomerat, selebriti dan produser dunia tinggal ludes tanpa sisa.
Diprediksi kerugian AS akibat dari kebakaran itu sekitar 70 billion dollar atau hampir 1000 triliun rupiah atau sepertiga APBN Indonesia. Ini merupakan bencana tercepat dan termahal di dunia. Dalam peristiwa itu banyak rumah para bintang dunia hangus terbakar seperti Paris Hilton, Adam Brody, dan Anthony Hopkins serta selebriti lainnya (Channel Youtube Bossman Mardigu, 12-01-2025).
Sungguh, peristiwa ini diluar dugaan siapa pun, musibah datang tanpa disadari oleh manusia meskipun Los Angeles dikenal dengan kota smart city yang secara logika bisa mengantisipasi musibah tersebut tetapi pada faktanya ketika Sang Maha Pemilik dunia, Allah Swt berkehendak secanggih apapun teknologi yang dimiliki manusia tetap tidak bisa berkutik sama sekali.
Tiga hari sebelumnya presiden AS Donald Trump berkoar-koar akan menjadikan Palestina neraka besar tetapi nyatanya negaranya yang kini menjadi neraka besar.
Dari sini, seakan Allah hendak membungkam atas kesombongan Trump tersebut.
Dari peristiwa ini, hendaknya manusia menyadari bahwa sehebat apa pun manusia di dunia ini tetap saja tidak bisa mengalahkan Sang Pencipta. Seperti halnya firaun yang mengaku tuhan dan menantang Allah Swt, pada akhirnya mati dalam keadaan hina, tenggelam dalam lautan.
Peristiwa kebakaran di Los Angeles telah membelalakkan mata dunia bahwa ketika Allah telah menggerakkan bala tentaranya berupa api dan angin tidak ada lagi yang sanggup membedung.
Itulah gambaran kiamat kecil bagaimanakah lagi kiamat besar yang meluluhlantahkan semua alam semesta. Hanya kepada Allah kita mengharapkan ampunan dan pertolongan-Nya.
Dari peristiwa ini, kita semua harus segera berkaca dan berbenah diri bahwa Allah tidak pernah lengah atas apa yang manusia lakukan di atas muka bumi ini.
Allah hanya menangguhkan azabnya saja agar memberi kesempatan manusia untuk bertobat tetapi ketika manusia tak kunjung menyadari juga maka peringatan Allah akan diturunkan.
Sebagaimana firman Allah dalam Al qur’an surat Ibrahim ayat 42:
وَلَا تَحْسَبَنَّ اللّٰهَ غَا فِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظّٰلِمُوْنَ ۗ اِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيْهِ الْاَ بْصَارُ
“Dan janganlah engkau mengira, bahwa Allah lengah dari apa yang diperbuat oleh orang yang zalim. Sesungguhnya Allah menangguhkan mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak."
Jangan berbicara konspirasi dalam peristiwa ini karena ini jelas merupakan azab yang Allah turunkan bagi manusia yang telah melampaui batas dalam melakukan kezaliman.
Begitu banyak kezaliman yang telah dilakukan negara Amerika terhadap masyarakat dunia internasional terkhusus di wilayah Timur Tengah dan Palestina.
Dunia menyaksikan kezalimannya tetapi bungkam seribu bahasa karena gelar adikuasa telah terlanjur melekat pada Amerika. Padahal hakikatnya Amerika tidak akan menjadi negara yang ditakuti jika semua negara meninggalkannya sendirian.
Apalagi negeri muslim punya potensi sumber daya manusia yang besar dan sumber daya alam yang melimpah. Jika semua kaum muslimin sadar bahwa merekalah yang layak menjadi adikuasa maka Amerika tidak akan punya nyali sebesar saat ini.
Peristiwa ini sekaligus menjadi peringatan pada manusia yang telah bertindak di luar batas. Mereka telah melupakan siapa yang menciptakan mereka, alam semesta dan kehidupan yang ada di dalamnya.
Amerika yang merasa juana, angkuh, dan adikuasa saat ini serta merasa politik dunia berada dalam genggamannya, kini tak berdaya sama sekali dalam menghalau musibah ini.
Amerika tak menyadari bahwa Allah tak pernah tidur, Allah akan terus memperhatikan tindak tanduknya. Hal ini terbukti saat ini, semua kecanggihan sistem teknologi untuk menanggulangi bencana tidak bisa berfungsi sama sekali.
Dalam hitungan hari semua kekayaan berupa harta, bangunan, tempat bisnis dan industri habis tak bersisa. Manusia tunggang langgang mencari keselamatan jiwa. Harta yang selama ini dibanggakan ternyata pada hari itu tak berguna sama sekali.
Hanya baju yang melekat di badan itulah yang dimiliki. Betapa lemah dan tak berdayanya manusia ketika musibah tertimpa padanya.
Dan alangkah malangnya manusia ketika sudah tertimpa musibah tidak bisa mengambil hikmah darinya malah saling menyalahkan dan memfitnah.
Peristiwa ini bisa menjadi azab bagi manusia yang kufur terhadap hukum Allah, bisa juga menjadi peringatan bagi manusia yang lalai terhadap hukum-Nya.
Semua peristiwa pasti menyimpan hikmah yang bisa dijadikan bahan renungan bagi manusia. Merenung dan mengevaluasi apa yang telah diperbuatnya selama ini.
Bagi seorang muslim seyogianya peristiwa ini akan memperkuat keimanannya kepada Allah Swt, bahwa Allah tidak akan diam ketika umatnya dihinadinakan dan dijadikan bulan-bulanan penguasa biadab yang tak mengenal adanya Pencipta.
Sudah saatnya kaum muslimin bangkit dan menyadari potensi yang dimilikinya dan bersegera untuk merapatkan barisan berjuang menumpas kezaliman dan ketidakadilan dunia.
Dan bangkit memberikan solusi dengan bekal akidah yang dimiliki. Umat Islam pernah memimpin dan menerapkan hukum Islam selama rentang waktu 13 abad yang di dalamnya dipenuhi dengan keadilan dan kedamaian tanpa memandang ras dan agama.
Semua umat akan merasakan keadilan selama tunduk dalam naungan Islam yaitu tunduk kepada aturan Sang pemilik alam semesta, Allah Swt.
Wallahu'alam bishshawwab. []
Oleh: Emmy Emmalya
Analis Mutiara Umat Institute
0 Komentar