Topswara.com -- Media RayahTV mengatakan, tahun baru (Masehi) yang bertentangan dengan akidah dirayakan pertama kali Bangsa Romawi sebagai ajang persembahan untuk dewa-dewa mereka.
"Soal tahun baru ini yang bertentangan dengan akidah, bangsa pertama yang merayakannya adalah Bangsa Romawi yang menjadikan tanggal 1 Januari sebagai ajang persembahan untuk dewa-dewa mereka," ungkapnya di akun Instagramnya, Ahad (29/12/2024).
RayahTV menambahkan, perayaan tahun baru biasanya identik dengan kegiatan hura-hura yang tidak jarang diisi dengan minuman keras hingga perzinaan. Ia menyayangkan karena banyak umat Islam yang malah ikut merayakannya. Entah lupa atau tidak tahu bahwa Rasulullah Saw. melarang umatnya menyerupai orang kafir.
'Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka' (HR. Abu Daud dan Ahmad).
"Lebih miris lagi fenomena ini seolah dibiarkan bahkan didukung oleh negara yang sejatinya penjaga akidah umat, padahal negara semestinya berusaha menjaga keimanan umat dari hal-hal yang berpotensi merusaknya," tegasnya.
Ia mengutip firman Allah 'Dan barang siapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi' (QS. Ali Imran 85). Tidak hanya itu yang dapat merusak akidah, atas nama toleransi banyak umat Islam yang ikut merayakan natal dan tahun baru seolah jadi tradisi kedua momen ini jadi wahana untuk mengopinikan kebhinekaan dan kerukunan umat beragama, tidak ikut merayakan malah dianggap intoleran.
"Terkait natal, sejak 1981 MUI sudah mengeluarkan fatwa haramnya umat Islam ikut merayakan natal, berbuat baik kepada orang kafir yang tidak berbuat buruk kepada umat Islam memang dianjurkan, namun perlu dicatat itu hanya dalam perbuatan yang terkategori muamalah bukan masalah akidah dan ibadah, bukan ikut mengucapkan selamat atau turut merayakan peribadatannya," tegasnya.
Sehingga, Natal jelas ibadah umat Nasrani yang juga berhubungan dengan akidah pada hari itu mereka mengagungkan kelahiran Tuhan mereka Yesus Kristus, ingat Yesus Kristus yang dijadikan Tuhan bukan Isa Al masih yang seorang hamba Allah.[] Alfia Purwanti
0 Komentar