Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Sudahkah Kebutuhan Energi Listrik Rakyat Diutamakan?

Topswara.com -- Sumber energi listrik merupakan salah satu sumber energi yang sangat dibutuhkan oleh setiap rakyat. Karena tanpanya, rakyat akan kesulitan dalam menjalani kehidupannya dengan baik. 

Namun, sudahkan kebutuhan rakyat akan energi listrik ini terpenuhi? Ternyata, fakta yang terjadi justru memberikan jawaban yang menohok. Bagaimana tidak? Kebutuhan akan energi listrik ini rupanya masih belum terpenuhi dengan baik. 

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jisman P Hutajulu, mengabarkan bahwa 0.13 persen daerah dimana terdapat sebanyak 112 desa/kelurahan belum mendapatkan aliran listrik hingga pada triwulan I 2024 ini. 

Walaupun jumlah persentase ini mengalami penurunan jika dilihat dari tahun 2023, akan tetapi hal ini tetap menjadi persoalan yang harus diselesaikan. Sebaliknya, dari total 83.763 desa/kelurahan sebanyak 77.342 desa/kelurahan atau kurang lebih 92,33 persen sudah telah mendapat aliran listrik dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atu PLN. 

Data ini dilihat berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri (Kepmendagri) Nomor 100.1.1-6117 tahun 2022 tentang Pemberian dan Pemutakhiran Kode, Data Wilayah Administrasi Pemerintahan dan Pulau, dimana rasio desa yang sudah teraliri listrik sebesar 99,87 persen. 

Sedangkan, desa yang mendapat aliran listrik dari perusahaan penyedia listrik selain PLN sebanyak 3.573 desa atau sekitar 4,27 persen. Dan desa/kelurahan yang mendapat aliran listrik dari Program Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) Kementerian SDM, sebanyak 2.736 desa/kelurahan atau sekitar 3,27 persen. (Tirto.id 10/06/2024) 

Di sisi lain, sebanyak 22.000 Kepala Keluarga (KK) belum teraliri listrik di Jawa Barat. Dedi Mulyadi yang merupakan Calon Gubernur (Cagub) Jawa Barat pada nomor urutan ke-4 mentargetkan dalam 2 tahun masa pemerintahannya akan meratakan aliran listrik ke seluruh warga jika memenangi Pilkada jabar 2024. 

Rencananya, pihaknya akan memanfaatkan dana pemerintah untuk membantu warga yang belum teraliri listrik. Selain itu, dia juga akan memanfaatkan sumber daya alam untuk membangun listrik sendiri (Beritasatu.com 23/11/2024). 

Padahal, data ini hanya dilihat dari daerah Jawa Barat saja, belum dilihat secara keseluruhan. Seandainya dilihat secara keseluruhan, maka bisa dipastikan jika KK yang belum mendapat aliran listrik jumlahnya lebih banyak dari itu. 

Listrik yang merupakan kebutuhan penting bagi kehidupan rakyat, seharusnya lebih diperhatikan lagi oleh negara. Karena, negara memiliki tugas besar dalam memenuhi segala kebutuhan rakyatnya, termasuk kebutuhan rakyat terhadap energi listrik. 

Namun bagaimana faktanya jika hal itu tidak terwujud? Ya, sesuai fakta yang terjadi hingga detik ini, negara dibuktikan tidak berhasil dalam memenuhi kebutuhan rakyatnya, salah satunya dalam kebutuhan mereka terhadap energi listrik. 

Hal ini disebabkan karena adanya liberalisasi tata kelola listrik pada sumber energi primer dan layanan listrik yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Akibatnya, penyediaan listrik di pedesaan tidak mendapat perhatian lebih karena mahalnya biaya. 

Padahal, jika dilihat dari sumber daya alam pada negeri ini yang jumlahnya sangat melimpah, seharusnya negara tidak kesulitan dalam memenuhi hajat hidup rakyat. Namun, saat ini negara tidak bisa mewujudkan hal itu, karena penyediaan hajat hidup termasuk dalam bidang energi listrik, telah dikendalikan oleh korporasi. 

Sehingga, tingginya harga listrik tidak dapat dipungkiri. Hal ini tentunya juga bermula dari negara yang berlepas tangan terhadap menjamin kebutuhan hidup rakyatnya. Bahkan mirisnya, ketika rakyat merasa menderita akibat belum terjaminnya kebutuhan listrik kepada mereka, negara justru memalak mereka melalui tata kelola listrik yang kapitalistik ini.

Mirisnya, tak hanya kebutuhan listrik saja yang tidak merata tersedia di berbagai wilayah, namun banyak kebutuhan lain yang juga terhenti atau bahkan terbatas di beberapa kota, seperti air bersih, pendidikan dengan fasilitas yang lengkap dan nyaman, pelayanan terbaik pada berbagai bidang termasuk kesehatan. 

Hal ini membuktikan bahwa sistem di negeri ini tidak mampu memberikan pengaturan terbaik dalam kehidupan. Mengapa demikian? Karena sistem kapitalis sekuler lahir dari akal manusia, dimana sifat manusia itu sendiri adalah lemah dan terbatas. 

Lalu, bagaimana mungkin sosok yang bersifat lemah dan terbatas mampu menciptakan sebuah aturan yang sempurna? Hal ini tentu tidak mungkin. 

Jika aturan ini tetap dipaksa untuk diterapkan, maka terjadilah berbagai kerusakan. Karena, penerapan sistem kapitalis sekuler ini yang menjadi penyebab timbulnya segala permasalahan pada segala aspek kehidupan. 

Sementara, permasalahan yang ditimbulkan ini tentunya tidak bisa diselesaikan dengan solusi dari sistem kapitalis sekuler ini. Sehingga, kebutuhan terhadap sistem lain untuk menyelesaikan segala permasalahan saat ini tidak bisa terelakkan. 

Sedangkan, sistem yang mampu menyelesaikan setiap problematika kehidupan tentunya adalah sistem yang terbaik dan harus dirancang oleh sosok yang Maha Sempurna, bukan oleh manusia yang bersifat lemah dan terbatas. 

Sistem terbaik ini bernama sistem Islam. Selain Islam merupakan sebuah agama, Islam juga merupakan sebuah ideologi yang darinya melahirkan peraturan. Sistem Islam dengan seperangkat aturannya yang lengkap dan sempurna mampu memberikan solusi terbaik bagi setiap masalah kehidupan. 

Karena, aturan yang lahir dari sistem Islam adalah aturan yang terbaik untuk mengatur segala aspek kehidupan manusia, baik dari segi pendidikan, ekonomi, budaya, sosial, kesehatan, dan lainnya. Tidak hanya itu, sistem Islam juga merupakan satu-satunya sistem yang mampu menjamin segala kebutuhan masyarakat, mulai dari kebutuhan primer, sekunder, bahkan tersier. 

Seperti halnya listrik yang merupakan kebutuhan primer bagi manusia, tentunya tidak akan diabaikan dalam penanganannya. 

Dalam Islam, listrik merupakan kepemilikan umum. Sehingga tidak boleh ada seorangpun yang memprivatisasinya. Pengelolaan listrik akan diserahkan kepada negara yang kemudian nantinya akan dikembalikan oleh negara kepada masyarakat dalam bentuk free biaya atau biaya murah (mudah dijangkau oleh semua masyarakat). 

Bahkan, negara akan menyediakan prasarana terbaik untuk memudahkan rakyat dalam mengaksesnya hingga ke pelosok desa terpencil sekalipun. Memastikan terpenuhinya kebutuhan energi listrik bagi setiap individu rakyat, merupakan tangungjawab dari sebuah negara. 

Dalam sistem Islam, negara memiliki peran besar dan penting bagi kesejahteraan rakyatnya. Jika negara mampu mengemban tugasnya dengan baik, maka keberkahan dan kesejahteraan akan mudah diraih. 

Namun sebaliknya, jika negara tidak melaksanakan tugasnya dengan baik, maka kesengsaraan yang akan didapat. Sebab itu, Islam tidak pernah main-main dalam mengatur sebuah negara. Negara dalam Islam merupakan sebuah wadah untuk memudahkan seorang pemimpin dalam mengatur urusan rakyatnya, dimana tugas seorang pemimpin dalam Islam adalah sebagai ra'in (pengurus). 

Tugas ini bukanlah suatu hal yang remeh, melainkan merupakan suatu amanah yang besar yang dibebankan kepadanaya. Karena, nantinya ia akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat terhadap masa kepemimpinannya. 

Wallahu a'lam bish-shawwab. 


Oleh: Zahra K.R.
Aliansi Penulis Rindu Islam
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar