Topswara.com -- Khadim Ma'had Syaraful Haramain Kiai Hafidz Abdurrahman, M.A., menjelaskan suami yang temperamental itu tidak paham statusnya sebagai qawwam.
"Suami yang temperamental, dia tidak paham statusnya sebagai qawwam," ungkapnya dalam akun Instagram @har.030324, Selasa (26/11/2024).
Ia menjelaskan, menjadi qawwam, artinya bukan seperti raja, penguasa ataupun majikan. Tetapi qawwam adalah laki-laki yang dijadikan sandaran oleh perempuan di dalam hidupnya, itulah makna qawwam sesungguhnya.
Karena itu Rasulullah kemudian menyatakan dalam haji wada', "sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap perempuannya (istrinya)” (H.R. Ibnu Majah No. 1978). Itu pesan Nabi. Bahkan Rasulullah secara khusus di dalam khutbah wada' menyebutkan "aku pesankan kepada kalian wahai kaum laki-laki agar berbuat baik kepada kaum perempuan,"
Sehingga, lanjutnya, mestinya suami menjadi qawwam, sandaran bagi kaum perempuan dan kemudian dia bisa membimbing, mengarahkan, dan kemudian membentuk mereka (istri dan anak). Sehingga keluarganya bisa menjadi sakinah mawadah warahmah.
"Tadi, karena tidak memahami semua filosofi, semua konteks tadi maka yang muncul adalah ego, merasa bahwa ini adalah aku. Keakuannya yang muncul. Kemudian melihat orang lain semuanya harus tunduk kepada dia. Itu kesalahan yang tidak boleh terjadi. Ketika rumah tangga seperti itu, dengan suami yang model begitu, maka keluarga ini akan menjadi neraka," pungkasnya.[] Alfia Purwanti
0 Komentar