Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Seorang Diuji Berdasarkan Kadar Agamanya

Topswara.com -- Mubaligah Ustazah Rif'ah Kholidah menjelaskan seseorang itu akan diuji oleh Allah Swt. berdasarkan kadar agamanya. "Seorang diuji berdasarkan kadar agamanya. Apabila dia teguh dalam agamanya maka cobaan baginya akan ditambah. Apabila ia lemah dalam agamanya, cobaannya akan diperingan," ungkapnya di kanal YouTube Supremacy, Ahad (1/12/2024). Bagaimana Hukum Memfitnah Pengemban Dakwah?

Ia melanjutkan, cobaan itu akan selalu dialami oleh seorang hamba sampai ia hidup di muka bumi ini dengan tidak memiliki satupun dosa atau kesalahanpun. Para Nabi dan Rasul adalah orang-orang yang menempati posisi pertama dalam menerima ujian. Posisi kedua adalah pengemban dakwah yang ikhlas, yang benar dan bersungguh-sungguh. Posisi ketiga adalah seluruh kaum Muslimin sesuai dengan kadar kebenaran dan keikhlasan mereka dalam menerima ujian dan penderitaan yang mereka alami.

"Allah Swt. menimpakan ujian kepada siapa saja yang menyukai keutamaan dan kemuliaan dari kalangan hamba-hambanya. Demikian juga Allah Swt. menganugerahkan kesabaran bagi mereka yang menghadapi ujian. Keduanya merupakan perkara yang harus ada pada diri seorang mukmin yang shalih dan ikhlas terutama bagi seorang pengemban dakwah," sambungnya.

Ia mengutip Al-Qur'an surah Az-Zumar ayat 10 yang artinya: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”

"Jalan dakwah merupakan jalan yang dipenuhi dengan ranjau yang tidak mungkin dilewati dan diseberangi, kecuali dengan kesabaran dan ketegaran. Hanya dengan kesabaran dan ketegaran seorang pengemban dakwah dapat mengatasi setiap ujian dan fitnah dalam melawan penderitaan dan menolak setiap perkara yang kita benci," tegasnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, fitnah atau tuduhan palsu sejatinya adalah hal yang buruk yang dihadapi oleh pengemban dakwah. Allah Swt. sebagai Zat Pemilik Kemuliaan telah memerintahkan pada pengemban dakwah untuk menghiasi dirinya dengan sikap sabar dan tegar atas ujian atau penderitaan yang dialaminya.

"Sehingga ia memandang hal yang buruk itu sebagai sesuatu yang baik dan merasakan penderitaan sebagai sesuatu yang nikmat dan anugerah, dengan demikian kesabaran merupakan satu gerbang kebajikan yang tidak boleh diabaikan, dijauhi, dan ditinggalkan oleh seorang pengemban dakwah, jika tidak demikian berarti ia telah meninggalkan kebajikan yang banyak di dalamnya," terangnya.

Ia mengutip hadis Rasulullah Saw: 'Barang siapa yang menuduh seorang mukmin dengan sesuatu yang tidak ada padanya, maka Allah akan menempatkannya dalam nanah dan darah penduduk neraka hingga ia terlepas dari apa yang ia ucapkan' (HR. Abu Dawud). Hadis ini menjelaskan betapa besar dosa seseorang yang menuduh seorang Muslim tanpa adanya bukti dan azab yang berat bagi pelakunya.

"Menuduh seorang Muslim apalagi pengemban dakwah berarti mengatakan sesuatu negatif tentang seseorang tanpa dasar yang jelas dan benar dan tuduhan ini bisa berupa fitnah, kebohongan, atau asumsi yang tidak berdasar," pungkasnya.[] Alfia Purwanti
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar