Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Refleksi 2024 (7): Koruptor Diampuni, Korupsi Jadi Tradisi

Topswara.com -- Korupsi menjadi anak kandung politik demokrasi
Kekuasaan jadi arena mempermudah menyelewengkan dana
Atas nama rakyat proyek ditebar dan ditenderkan
Bermainlah akal licik membujuk pejabat yang tahu warna duit

Korupsi telah mentradisi
Sedikit dan banyaknya pejabat yang memegang kursi kuasa
Level terendah hingga di atasnya
Korupsi dengan ragam bentuk atas nama terima kasih

Koruptor seolah menjadi makhluk paling kotor
Dibenci jutaan rakyat yang uangnya disetor
Dicaci jutaan netizen aib pribadi kesohor
Dihina jutaan bibir rakyat yang ramai-ramai lapor

Koruptor bersembunyi dalam ruang terang kekuasaan
Terang-terangan penjahat itu datang di kantor
Di bawah dan di atas meja bertumpuk uang panas setara nilai emas
Gelap mata kongkalikong penguasa dan pengusaha

Coba kembali cermati penguasa di negeri ini
Adakah yang bisa terbebas dari jeratan korupsi?
Biaya politik yang mahal dan begitu tinggi
Dari mana calon penguasa itu mendapatkan suntikan dana dibanding gaji tak seberapa

Korupsi jadi tradisi
Muak rakyat melihat tingkah pola pejabat
Memperkaya diri sendiri dengan bukti sederet aset berderet-deret
Rakyat sendiri berjibaku dalam lumpur kesengsaraan hidup yang ditindas penguasa korup

Koruptor diampuni
Padahal bukan Tuhan Yang Maha Mengampuni
Atas taubat apa koruptor mendapatkan ampunan?
Rakyat menyenggol ancaman hukuman pun menakutkan

Koruptor diampuni
Sebegitu mudahkan melupakan dosa besar yang melebihi perzinaan
Kemakmuran yang seharusnya dibagi pada rakyat yang diurusi
Rakyat gigit jari dan emosi mencaci maki

Koruptor diampuni korupsi jadi tradisi
Korupsi jadi tradisi hasil jahat demokrasi
Pejabat korup menjadi-jadi
Rakyat memberontak ingin rezim berganti

Selama negeri ini berselimut korupsi
Selama itu koruptor nyaman hidup merasa punya segalanya
Selama negeri ini koruptor dipelihara hingga jatuh pada hari apsenya
Selama itu catatan kelam korupsi tak mampu diberantas jika sistem masih seperti ini


Oleh: Hanif Kristianto 
Analis Politik dan Media 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar