Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pornografi Anak makin Masif, Butuh Solusi Komprehensif

Topswara.com -- Miris, kasus pornografi yang melibatkan anak di negeri ini makin masif. Anak-anak menjadi korban kejahatan seksual dan dijadikan komoditas penjualan konten pornografi. Usia produktif yang seharusnya diisi dengan kegiatan positif justru digempur dengan konten negatif yang merusak. 

Dilansir dari laman nasional.sindonews.com, (13/11/2024), Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri berhasil membongkar kasus eksploitasi anak dan penyebaran konten pornografi melalui aplikasi telegram. 

Tersangka MS memproduksi konten video asusila anak di bawah umur dan menjualnya di media sosial. Selain memproduksi sendiri, ia juga mengunduh video konten asusila melalui berbagai sumber di internet, kemudian menjualnya dengan harga Rp50.000 hingga Rp250.000.

Adapun tersangka lainnya, bertugas mencari talent serta beradegan asusila dengan anak di bawah umur dan merekamnya menjadi sebuah konten video asusila, lalu disebarkan melalui media sosial. Korban diberikan iming-iming akan dibelikan HP baru bahkan bagi hasil dari penjualan video yang dibuat. Nyatanya, itu hanya tipuan belaka untuk menjerat korban demi kepentingan tersangka meraup cuan. 

Korban Sistemis

Masifnya konten pornografi yang menjerat anak-anak hari ini tak lepas dari pengaruh media. Kemajuan teknologi dan digitalisasi media membuat industri pornografi berkembang bebas. Apalagi saat ini banyak aplikasi yang mudah diakses oleh semua kalangan, termasuk anak-anak. 

Anak-anak tak hanya bisa mengakses, namun juga dijadikan pemeran video porno. Sungguh malang nasib mereka, tumbuh dan berkembang di lingkungan yang tidak aman. Terpapar konten asusila dalam dunia maya dan di kehidupan nyata perilaku mengumbar syahwat selalu ada di sekitar lingkungan. 

Orang-orang jahat sungguh tega merusak masa depan generasi bangsa sebagai komoditas bisnis syahwat. Saat ini, demi meraup cuan apapun dilakukan. Mirisnya lagi, masyarakat penikmat konten pornografi juga tak sedikit. Seakan bisnis syahwat tak kehilangan pasar meski berkali-kali penguasa melakukan pemblokiran situsnya dan memberikan sanksi bagi pelakunya. 

Semua terjadi akibat sistem kehidupan yang tidak lepas dari prinsip hidup sekuler yang mengadopsi nilai-nilai kebebasan, salah satunya kebebasan berperilaku. Dalam sistem sekuler, setiap individu berhak melakukan apa saja yang diinginkan. 

Diperparah lagi dengan kondisi kehidupan yang serba materialisme. Orang berlomba-lomba mengumpulkan harta agar hidup terjamin dan bahagia, tidak peduli dengan cara yang benar atau salah. Karena dalam sistem sekuler, gelimang materi merupakan standar kebahagiaan yang hakiki.

Agama dalam sistem sekuler hanya dijadikan sebagai ritual peribadatan saja. Ajaran agama tidak mampu menjadi kontrol dalam menjalani kehidupan. Atas dasar ini, wajar jika seruan moral selalu mental meski selalu disuarakan ketika kasus amoral terjadi.

Begitu pula posisi negara dengan sistem sekuler, yang menjamin kebebasan individu warganya justru menimbulkan banyak probelamatika. Atas nama hak asasi manusia, setiap individu memperoleh kebebasan sebagaimana yang dijamin dalam demokrasi yakni bebas berpendapat, bebas berperilaku/berekspresi, bebas untuk memiliki sesuatu hingga bebas untuk menentukan agama yang dianutnya. 

Solusi Komprehensif

Masalah pornografi anak harus segera diatasi dengan solusi komprehensif, karena ini merupakan persoalan sistemik. Tidak hanya merugikan individu anak yang menjadi korban, tapi juga masa depan negara. Islam memiliki solusi yang komprehensif untuk mengatasi masalah pornografi anak dengan menggabungkan peran individu, keluarga dan masyarakat, serta negara. 

Untuk mengurai masalah pornografi, sistem Islam menerapkan syariat tata sosial dan menerapkan politik media untuk melindungi masyarakat dari konten pornografi. 

Orang tua merupakan penanggung jawab utama bagi anak-anaknya. Sedini mungkin, anak-anak harus dididik dengan akidah Islam untuk membangun karakter muslim yang bertakwa. Memahamkan aturan pergaulan antara laki-laki dan perempuan, mengajarkan kewajiban menutup aurat laki-laki dan perempuan, serta menjaga pandangan antar lawan jenis dalam kehidupan sosial.

Orang tua juga bersinergi dengan sekolah dan masyarakat, sama-sama mendidik dan menjaga anak-anak dari kerusakan moral. Islam menerapkan sistem pendidikan berbasis akidah Islam yang dapat menguatkan keimanan. Iman dapat berperan sebagai alarm agar manusia dapat berupaya menjauhi perbuatan maksiat, apalagi menjadi budak syahwat.

Masyarakat dalam sistem Islam merupakan entitas hidup yang menegakkan aktivitas amar makruf nahi mungkar bukan sebagai penikmat kemungkaran. 

Masyarakat saling menjaga kehormatan dengan tidak mudah bercampur baur dalam interaksi, kecuali dalam perkara muamalat, pendidikan, dan kesehatan. Masyarakat Islam senantiasa memperhatikan halal dan haram dalam memehuni kebutuhan kehidupan sehingga tidak terjerumus dalam bisnis haram.  

Selain hal itu, negara dalam sistem Islam memiliki peran besar yakni sebagai raa'in bagi rakyatnya. Negara akan menjamin kesejahteraan masyarakat dengan menerapkan sistem politik dan ekonomi Islam. 

Negara juga menerapkan politik media untuk melindungi masyarakat dari paparan konten pornografi. Media tidak dilarang menayangkan konten negatif yang dapat merusak akal serta keimanan masyarakat. Negara Islam akan membangun sistem keamanan digital untuk memberikan jaminan perlindungan dari paparan konten tak bermakna. 

Tidak kalah pentingnya sanksi yang diterapkan oleh negara dalam sistem Islam mampu memberikan efek jera. Kasus pornografi termasuk terkategori kasus takzir dalam syariat Islam, di mana kepala negara berwenang menjatuhkan sanksi kepada pelaku. Sanksi dapat berupa pemenjaraan hingga hukuman mati sesuai hasil ijtihadnya. 

Pada kasus pornografi yang berkaitan dengan perzinaan, maka sanksinya berupa had zina. Bagi pelaku yang belum pernah menikah (ghayru muhsan) di cambuk 100 kali dan bagi pelaku yang sudah menikah (muhsan) dihukum rajam. Sedangkan anak-anak yang terlibat dalam kasus ini akan diselidiki lebih lanjut untuk menentukan takzirnya. 

Dimikianlah upaya solusi komprehensif yang diterapkan dalam sistem Islam mengatasi masalah pornografi, terlebih yang melibatkan anak di dalamnya. Hanya sistem Islam yang memiliki konsep jelas dalam melindungi masyarakat sekaligus menjamin hak hidup mereka dalam sistem sosial yang sehat. []


Oleh: Eni Imami, S.Si., S.Pd. 
(Pendidik dan Pegiat Literasi)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar