Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Penyangga Rumah Tangga Adalah Agama

Topswara.com -- Pengasuh Pondok Pesantren Darul Archam, Tangerang, Utaz Muhammad Nurrudin, Lc. M.A., menjelaskan bahwa penyangga rumah tangga adalah agama.

"Penyangga rumah tangga itu adalah agama, moralitas pengamalan terhadap agama bukan hanya pemahaman terhadap agama," tuturnya di kanal YouTube One Ummah Movement, Selasa (17/12/2024) Agar Tidak Menyesal Setelah Memilih Pasangan.

Ia menekankan, tolok ukur paling utama supaya saya enggak menyesal menikah adalah cari agamanya bagus. Ingat! Agama dalam hal ini bukan hanya sebatas ritual, yang rajin shalat, tahajud, dhuha dan lain-lain. Itu bagian dari ekspresi keberagaman, pengamalan terhadap agama, tetapi yang dimaksud disini adalah moral akhlak dalam makna yang luas.

Lebih lanjut, dia mengatakan, kalau menjadi laki-laki yang beragama, tahu betul pesan agama, tidak mungkin ia menjadi pengangguran. Karena tahu betul tanggung jawab laki-laki, akan berdosa besar kalau tidak menafkahi istrinya. 

"Eh istri juga sama, mungkin enggak istri yang agamanya bagus. Suaminya bercucuran keringat dari pabrik pulang malam dalam keadaan lelah, disambut dengan omelan-omelan. Enggak boleh. Karena itu dosa besar. Mengingkari nikmat dari Allah melalui suami dosa besar itu. Hati-hati itu dan menjadi penyebab keretakan utama rumah tangga," terangnya.

Dia mengungkapkan, banyak perseteruan rumah tangga terjadi gara-gara suami tidak dihargai sama istrinya. Kemudian cerai. Kebalikannya, kalau suami tidak menghargai istrinya, dibanding-bandingin istrinya dengan istri yang lain. Jadi agama itu mendorong masing-masing pasangan memenuhi hak pasangannya, menunaikan kewajibannya terhadap pasangannya.

Sehingga, kalau seandainya masing-masing kedua pasangan berusaha menunaikan kewajibannya, memenuhi hak pasangannya, itulah rumah tangga yang ideal, agama memberikan dorongan positif. 

"Lihat bagaimana kehidupan kalau seandainya dibasiskan atau disandarkan pada agama. Bisa membangun keharmonisan yang sangat luar biasa. Cuma, memang harus diingat juga pasangan kita itu bukan lagi sesempurna itu. Jangan melihat, agama bagus oh yang dhuhanya, yang tahajudnya, tutur katanya. Enggak bisa! Udah enggak ada manusia kayak begitu. Ada mungkin, ada 1 banding seribu. Pada akhirnya karena sesekali terjadi karena misalnya kepeleset, istrinya ngomong nyakitin ya udah minta maaf tapi, jangan menormalisasi," jelasnya.

"Saya kadang-kadang menerima pesan dari sebagian orang kalau perempuan mau wajar kayak begitu (berkata kasar, cerewet) enggak boleh, agama menyadarkan enggak boleh mengingkari kebaikan suami, tahu itu balasannya apa itu eh itu ancaman luar biasa loh, ingat itu ancaman bukan menakut-nakuti tetapi supaya kita menjalankan tugas kita masing-masing," tambahnya.

Ia mengingatkan, istri menghargai suami, suami berusaha menghargai istri dengan mencari nafkah sebaik mungkin.

Ia memberikan contoh, jodoh seperti filosofi shalat. Dalam salat, kalau mencari imam yang dicari itu yang punya pengetahuan, bisa ngaji, halafannya benar atau tidak. Kalau mau cari imam dalam kehidupan, cari yang memiliki pengetahuan, jangan orang bodoh. Orang bodoh dalam arti orang yang tidak punya pengetahuan. Karena bagaimanapun ketika menikah harus punya keahlian laki-laki. Ini pesan buat laki-laki kalau mau cari jodoh, gampang. Caranya bagaimana? Perbanyak kemampuan, perbanyak keahlian. dengan itu anda bernilai di mata perempuan.

"Karena bagaimanapun realistis perempuan itu wajar, kalau mencari suami yang punya keahlian. Karena dengan keahlian itu dia mencari nafkah, dia menghidupi keluarganya. Kalau enggak punya keahlian, kita mau makan apa? Kita tinggal di mana? Wajar, perempuan hanya begitu. Pesan laki-laki, ini kalau pengen nyari jodoh itu gampang! Caranya begitu. Bukan pacaran ke sana ke sini," jelasnya.

Sehingga, perempuan jika sudah mendapatkan imam memiliki pengetahuan, paham agama, berusaha istiqamah dijalan agama (Allah) ingin membawa rumah tangga ini sesuai dengan panduan Allah dan Rasulnya, apa tugas anda sebagai makmum (perempuan) ikut dong.

"Tolong Perempuan kalau punya suami paham agama, dan mengamalkan agama, ingin membawa rumah tangga sesuai dengan tuntunan agama, ikuti dia, jangan membangkang," tandasnya.[] Alfia Purwanti
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar