Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Maraknya Tawuran Potret Buram Pendidikan

Topswara.com -- Tindakan kriminal yang dilakukan remaja/pelajar terus meningkat dan sungguh sangat mengkhawatirkan akhir-akhir ini. Tidak sedikit remaja/pelajar yang terlibat dalam pembunuhan, penganiayaan, pencurian, pembegalan, pemerkosaan, geng motor dan tawuran. 

Baru-baru ini, misalnya tawuran antarpelajar yang terjadi di Jatinangor di Jalan Raya Ir. Soekarno, depan Kampus ITB Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Selasa (11/12/2024) malam,dan buntut dari tawuran tersebut sebanyak 16 orang pelajar diamankan. karena diduga terlibat dalam kasus tersebut (kejakjmpolNews Com 11/12/2024)

Dari mereka yang diamankan, ada yang mengalami luka ringan diduga sabetan celurit. Selain mengamankan 16 orang pelajar, polisi pun berhasil menyita senjata tajam (sajam) jenis celurit. 

Tawuran tersebut, kata Awang dilatarbelakangi dendam kedua belah pihak yang sudah berlangsung lama.Saat ini pihak Polsek Jatinangor yang telah mengamankan 16 pelajar dan polisi masih melakukan pendataan dan pemeriksaan serta mengamankan celurit.

Sungguh miris, tawuran remaja masih terus terjadi. Bahkan dilakukan dengan cara kekinian demi mendapatkan cuan. Hal ini menunjukkan rusaknya generasi, dan menunjukkan betapa kebahagiaan berdasarkan materi telah menghunjam kuat dalam diri umat termasuk generasi.

Generasi telah kehilangan jati dirinya sebagai pemuda Muslim yang seharusnya
taat kepada Allah dan membawa
kebaikan bagi masyarakat, mereka tidak memahami tujuan hidup yang benar di dunia ini. Sebaliknya, telah terpengaruh
pemikiran sekuler yang memisahkan
agama dari kehidupan.

Makin banyaknya remaja terseret
tawuran menggambarkan gagalnya
sistem pendidikan hari ini dalam
mencetak generasi berkualitas
Pasalnya, sistem pendidikan yang
diterapkan berasas sekuler. 

Sehingga bukannya memahamkan jati dirinya yang hakiki, pemikiran sekuler liberal semakin menguat dalam diri mereka.

Di sisi lain, negara gagal menghindarkan generasi dari tontonan yang tidak mendidik dan tidak menuntunnya bertindak benar, termasuk bagaimana menyalurkan naluri baqa' (eksistensi diri) dengan benar. Karena itu, problem tawuran untuk mendapat cuan sebenarnya bukan sekadar problem personal.Akan tetapi problem sistemik, yakni akibat penerapan sistem kehidupan kapitalisme oleh negara.

Solusi tuntas problem ini adalah
hadirnya negara yang berperan sebagai raa'in atau pengurus umat yang bertanggung jawab membentuk ketakwaan individu masyarakatnya
dan membangun suasana takwa pada
setiap individu.

Negara yang dimaksud adalah negara Islam (Khilafah). Khilafah berkewajiban
melindungi generasi dari paparan
ideologi Kapitalisme sekuler yang merusak kepribadian mereka.

Hal ini diwujudkan negara melalui
penerapan sistem pendidikan Islam
yang memiliki tujuan luhur, yakni memahamkan tujuan hidup setiap
Muslim untuk beribadah kepada Allah dan membawa manfaat bagi umat. Selain itu, pendidikan Islam juga akan menjadikan anak dapat bertahan hidup dalam situasi apapun dengan tetap terikat aturan Allah dan Rasul-Nya.

Negara juga berkewajiban menyaring
dan mencegah tontonan yang tidak mendidik dan menjerumuskan pada
krisis moral. Seperti konten kekerasan, porno, atau tayangan yang mengajarkan nilai-nilai liberal.

Dengan demikian mekanisme khilafah mampu mencegah generasi dari perilaku
buruk yang merusak dirinya dan masyarakat. Alhasil, ajaran Islam justru untuk memperbaiki kehidupan manusia.Itulah juga yang dipraktikkan
Rasulullah Saw. Beliau contohkan
bagaimana mengatur urusan,individu, masyarakat, dan negara berdasarkan syariah Islam. Semestinya, itu pula yang dilakukan umatnya hari ini.

Wallahua'lam bishawab.


Oleh: Neneng Kulsum, S.Pd.SD
Seorang Guru
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar