Topswara.com -- Iming-iming makan siang gratis saat kampanye pemilu membuat rakyat kepincut dengan segala janji manisnya. Setelah pak presiden melihat data keluarga menengah kebawah katanya sih ada keluarga yang memiliki 3-4 anak usia sekolah.
Akibatnya anggaran yang tadinya 15 ribu turun menjadi 10 ribu. Duh duh duh kok diturankan begitu anggarannya pak presiden? Mbok ya yang ikhlas kalau kasih bantuan.
Dikutip dari cnnindonesia.com (29/11), Presiden Prabowo Subianto menetapkan anggaran Makan Bergizi Gratis (MBG) Rp10 ribu per anak per hari. Hal itu ia putuskan setelah rapat terbatas di istana hari ini.
Prabowo mengatakan awalnya pemerintah menaksir porsi per anak Rp15 ribu. Namun, ia mengatakan penyesuaian dilakukan setelah melihat anggaran.
"Program makan bergizi ini nanti rata-rata minimumnya kita ingin memberi indeks per anak, per ibu hamil, itu Rp10 ribu rupiah per hari," kata Prabowo dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (29/11).
Tidak Serius
Harusnya sebagai pemimpin harus memenuhi kebutuhan asasi rakyatnya pak presiden. Baik itu dari kalangan bawah atau atas, sama-sama memiliki hak untuk diberikan pelayanan yang baik. Alih-alih dinaikkan anggaranya kok malah diturunkan, berkurang dong nilai gizi dalam makanan yang diberikan.
Sudah pastinya target perbaikan gizi tidak realistis nih pak presiden, karena harga-harga pokok sekarang sudah naik akibat dari inflasi di semua sektor. Terus anggaran MBG di potong karena keterbatasan anggaran, terus bagaimana solusinya?
Dalam hal ini pemerintah tidak serius dalam mengentaskan masalah gizi generasi. Jika pemerintah serius maka akan mencari solusi yang tepat agar rakyat makmur, sehat dengan terpenuhinya makanan bergizi.
Pendapatan Kurang
Dari segi ekonomi, memang masyarakat masih banyak yang mengalami pendapatan yang kurang. Upah sangat rendah, akibatnya banyak masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Bila melihat realita kondisi sekarang, begitu sangat memprihatinkan. Rakyat saat ini bisa makan saja sudah beruntung, sehingga tidak lagi memikirkan gizi apa yang terkandung dalam makanan tersebut. Hal ini menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat saat ini sangatlah buruk.
Oleh karenanya, pemerintah harus menangani masalah gizi ini dengan serius. Rakyat jangan dijadikan alat untuk kepentingan pribadi atau kelompok saja. Dijadikan tumbal untuk meraih kekuasaan, rakyat cuma diiming-imingi makan siang gratis, twtapi realisasi jauh dari janji-janji manis dahulu ketika kampanye. Ini lah wajah asli sistem kapitalisme yang setengah-setengah dalam mengurusi rakyat.
Padahal dalam setiap keluarga ada anak-anak yang membutuhkan nutrisi yang cukup agar anak tumbuh sehat dan kuat. Sehingga dapat belajar dengan baik, memiliki fokus dan konsentrasi yang bagus saat mengikuti pelajaran.
Islam sebagai Solusi
Untuk itu perlunya solusi yang benar dalam mengurus urusan rakyat. Tidak sekadar program-program saja, akan tetapi harus dipikirkan secara mendalam. Negara haruslah mengatur dengan sistem yang benar, aturan yang bersumber dari sang pencipta yaitu Allah SWT.
Karena tidak mungkin lagi berharap dengan sistem yang rusak kapitalisme saat ini. Tidak menutup kemungkinan juga jika program MBG ini jika tidak diawasi dengan baik maka akan membuka peluang perilaku korup atas dana yang digelontorkan negara.
Sudahlah rakyat tidak diurus dengan baik, negara juga rugi karena dana triliunan untuk rakyat tidak tepat sasaran. Akibatnya negara gagal karena tidak tepat dalam mengambil solusi dari permasalahan gizi di negeri ini.
Islam menetapkan standar hidup yang tinggi yang diwujudkan oleh negara. Negara dalam Islam akan mengupayakan pemasukkan negara dengan pengelolaan sumberdaya alam untuk kepentingan rakyatnya. Sehingga kebutuhan asasi rakyat dapat terpenuhi karena Allah SWT telah mewajibkan agar penguasa ataupun negara menjamin kesejahteraan semua rakyatnya.
Oleh: Munamah
Aktivis Muslimah
0 Komentar