Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Laki-Laki Itu Harus Kuat, Jangan Gampang Mengeluh

Topswara.com -- Pakar Parenting Islam Iwan Januar menjelaskan bahwa laki-laki jika memendam perasaan itu berat, padahal harusnya kuat, jangan mudah menyerah.

"Laki-laki memendam perasaan itu kan berat, stereotipnya laki-laki itu kan harus kuat, jangan gampang mengeluh, jangan banyak ngomong," tutur Ustaz Iwan di kanal YouTube Cinta Qur'an Foundation bertajuk Benarkah Laki-Laki (Perlu) Bercerita?, Rabu (18/12/24).

Lebih lanjut ia mengatakan, stereotipnya laki-laki kita lihat kesehatan mentalnya kasian kalau jarang ngomong. Kalau laki-laki banyak ngomong dibilang mmulutnya kayak perempuan, bawel banget lu. Padahal kalau memang dia punya persoalan, dia punya satu masalah yang enggak bisa pecahkan sendiri, dia kan butuh support dari orang lain. 

"Ada opini yang muncul di tengah-tengah kita pergaulan di pihak laki-lakinya pihak perempuannya bahwa laki-laki itu kalau punya masalah enggak cerita, enggak ngomong," imbuhnya.

Beda sama perempuan kata Ustaz Iwan, yang memang banyak ngomong, antusias bicara. Juga ada yang menghitung laki-laki itu jumlah kata yang dia keluarkan itu di bawah perempuan seperti itu. 

"Ini bukan saja kita bicara masalah ini, benar atau enggak sih? Tetapi juga bicara kemudian sebetulnya kalau orang enggak cerita itu apalagi kalau punya masalah sehat enggak sih? Sebetulnya untuk mental dia dan juga untuk hubungan dengan pasangan. Dalam kehidupan rumah tangga begitu," beber Ustaz Iwan.

Pertama, memang ini satu bayes sebetulnya atau stereotip, pandangan dari yang condong itu menjude, menilai dari sudut pandang tertentu bahwa laki-laki itu dia jarang bicara.

"Laki-laki itu dia kemudian kosakata yang keluar lebih sedikit dibandingkan dengan perempuan seperti itu. Itu bahaya sebetulnya. Dan juga banyak riset yang menunjukkan ternyata laki-laki perempuan itu sama saja, keduanya senang ngomong," bebernya.

Ia mengatakan, ada satu penelitian di University of a Arizona ada sekian ribu mahasiswa itu selama beberapa bulan ditempeli recorder voice. Kalau dia bangun nyalain kalau dia tidur dimatiin. Kemudian dihitung berapa jumlah kata yang keluar. 

"Ternyata mau laki-laki atau perempuan jumlahnya enam belas ribu per hari per kata yang keluar. Jadi memang kalaupun ada selisih antara laki-laki dan perempuan memang banyakan perempuan tapi secara statistik tidak signifikan sebetulnya," tegasnya.

Kedua, secara fakta. Pembicara-pembicara top itu ternyata laki-laki. Ustaz Fatih, Ustaz Felix, Ustaz Somad, Ustaz Adi Hidayat misalnya itu kan laki-laki semua. Jadi sebetulnya ini memang bayes.

"Pembicara-pembicara top, dia motivator, narasumber, mubaligh, ya Ustaz, Penceramah itu dominan laki-laki bukan perempuan. Bahwasanya, mereka setiap hari itu berapa ribu kata yang dia keluarkan. Bisa jadi mungkin lebih banyak dibandingkan dengan perempuan," tutur Ustaz Iwan.

Ketiga, laki-laki sebenarnya kalau sudah ngobrol dengan laki-laki yang konek banyak juga bicaranya. Ngomongin bola, hobi peliharaan, tanaman bonsai segala macam. Begitu dia konek dengan orang yang dianggap pas terutama laki-laki wah itu banyak pembicaranya. Secara fakta memang sebetulnya enggak signifikan antara laki-laki dengan perempuan. Sama-sama mereka itu senang bicara dikatakan makhluk sosial.

"Kita punya kebutuhan, diantara kebutuhan kita kan ingin validasi, dianggap diakui oleh orang sekitar kita. Caranya bagaimana? Ya ngomong salah satunya. Yang kedua kita juga butuh nasihat, butuh support, dari orang sekitar kita, caranya juga ngomong. Hal seperti itu menunjukkan bahwa laki-laki perempuan enggak jauh beda, mereka sama-sama senang ngomong senang ngobrol. Yang beda itu paling topiknya. Kalau topiknya itu nyambung laki dengan perempuan ya pasti jumlah kata yang keluar banyak," pungkasnya [] Munamah
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar