Topswara.com -- Mubaligah Ustazah Rif'ah Kholidah, mengatakan, kepemimpinan sekuler kapitalis yang melahirkan kesengsaraan dan penderitaan rakyat.
"Kepemimpinan sekuler kapitalis yang melahirkan kesengsaraan dan penderitaan rakyat," ungkapnya di kanal YouTube Supremacy, Ahad (8/12/2024), Bagaimana Nasib Pemimpin yang Menyengsarakan Rakyat?
Ia menjelaskan, kepemimpinan sekuler kapitalisme merupakan bentuk penyimpangan dari petunjuk dan hukum-hukum Allah. Allah Swt. telah memperingatkan semua itu dalam firman-nya Q.S. Thaha ayat 124 yang attinya; "dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit".
"Sehingga, hari ini umat membutuhkan sosok pemimpin yang berjiwa ra'iyyah (pempin) berjiwa pengurus rakyat, yakni pemimpin Islam sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah Saw," ujarnya.
Ia mengungkapkan, sejarah telah membuktikan sepanjang peradaban Islam, sosok pemimpin (ra'iyyah) benar-benar hadir di tengah umat, seperti Umar bin Khattab yang sangat memperhatikan kebutuhan dan hak-hak rakyat. Bahkan Beliau mengibaratkan jika sampai ada keledai yang terperosok di jalan maka beliaulah yang bertanggung jawab.
Ia mengutip hadis Rasulullah Saw. yang artinya; 'siapa saja yang menangani suatu urusan umatku, lalu dia bersikap baik kepada mereka, maka Allah akan bersikap baik kepada dirinya. Siapa saja yang menangani urusan umatku, lalu ia menyulitkan mereka, maka baginya bahlallahu. Para sahabat bertanya, wahai Rasulullah apakah bahlallahu itu? Rasulullah menjawab, laknat Allah' (HR. Abi Amanah).
"Serta, Rasulullah Saw. mencela pemimpin yang abai dan yang zalim terhadap rakyatnya sebagaimana dalam sabdanya; 'tidak seorang pemimpinpun yang memerintah kaum Muslimin, lalu tidak bersungguh-sungguh dan tidak tulus menasehati mereka, kecuali dia tidak akan masuk surga bersama mereka' (HR. Muslim)," ungkapnya.
Kemudian, ia mengutip kitab Ash-Syakhsiyah al-Islamiyah jus 2 halaman 95, karya Syekh Taqiyuddin An-Nabhani dalam kitabnya menjelaskan tanggung jawab umum seorang pemimpin meliputi dua hal.
Pertama, tanggung jawab pemimpin yang berkaitan dengan hal-hal yang wajib dipenuhi dalam dirinya sebagai seorang pemimpin. Diantaranya yaitu sifat-sifat pemimpin. Seperti seorang pemimpin wajib memiliki kepribadian yang kuat, baik akhliyahnya maupun nafsiyahnya. Memiliki ketakwaan yang tinggi, lembut terhadap rakyat dan tidak menimbulkan antipati.
Kedua, tanggung jawab pemimpin yang berkaitan dengan hal-hal yang berhubungan dengan rakyat. Diantaranya seorang pemimpin wajib memelihara segala urusan rakyatnya, memenuhi kebutuhan rakyat, memperingatkan kepada rakyat agar tidak menyentuh sedikit pun harta milik umum. Memerintah rakyat dengan Islam bukan dengan yang lainnya.
Kemudian, ia mengutip hadis Nabi; 'pemimpin itu adalah pihak yang berkewajiban untuk memelihara urusan rakyat dan dia bertanggung jawab atas rakyatnya' (HR. Muslim).
Syaikh Muhammad Abdul Aziz bin Ali Ashadali dalam kitabnya Al Adab An Nabawi, menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan ar'rain dalam hadis ini adalah Al Hafid Al Muqtaman (penjaga, pengurus, pelindung, pengawal, dan pengasuh yang diberi amanah). Sehingga seorang pemimpin sebagai pengurus rakyat wajib mewujudkan kemaslahatan siapapun yang dibawah kepemimpinannya, memenuhi hak-hak rakyat dan bukan menyengsarakan rakyat. [] Alfia Purwanti
0 Komentar