Topswara.com -- Khadim Ma'had Syaraful Haramain Kiai Hafidz Abdurrahman, M.A., menjelaskan beberapa faktor penyebab anak suka berbohong.
"Pertama, faktor duplikasi. Anak berada di lingkungan, di mana lingkungan itu mengkondisikan dia untuk berbohong, misalnya dia punya contoh entah orang tuanya, saudaranya, teman-teman pergaulannya, yang dia lihat melakukan perkara seperti itu lalu kemudian dia meniru," ungkapnya di Instagram @har.030324, Selasa (19/11/2024).
Kedua, ketika anak berbohong tidak ada punishment. Sehingga dia tidak merasakan (berbohong) itu sebagai satu kesalahan tapi justru merasakan seolah-olah itu hal yang biasa. Padahal ini merupakan perkara yang tidak boleh, apalagi kalau itu sudah menjadi habit. Maka dalam hal ini, orang tua ketika tau anaknya melakukan kebohongan, untuk menghentikan itu, dia harus melakukan atau memberikan punishment.
Ia menyarankan, sebelum adanya punishment, perlu dibangun komunikasi, dialog, edukasi, anak harus dididik kenapa dia tidak boleh berbohong, karena merupakan perkara yang serius, harus dijelaskan nalarnya. Ketika anak itu dijelaskan nalarnya bahwa ini terkait dengan integritas kamu, kredibilitas, kalau nanti kamu biasa berbohong, maka kredibilitas kamu akan hancur, dan itu kaitannya nanti dengan masa depanmu.
"Itu cara membangun narasi, cara menjelaskan pada anak tadi, supaya kemudian dia paham bahwa ini adalah tindakan tercela, dan merugikan dirinya, ketika itu masih dia lakukan maka punishment seperti itu bisa ditempuh," pungkasnya.[] Alfia Purwanti
0 Komentar