Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Generasi Sadis Lahir di Sistem Kapitalisme

Topswara.com -- Publik dikejutkan dengan berita seorang remaja yang menghabisi keluarganya sendiri. Tragedi ini terjadi pada Sabtu, 30 November 2024 dini hari. MAS (14) melukai ayah, ibu, dan neneknya dengan sebilah pisau di rumah mereka yang berada di Perumahan Taman Bona Indah, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan. 

Akibatnya, APW (40) dan RM (69), ayah dan nenek pelaku meninggal dunia. Sementara itu, AP (40) sang ibu terluka parah akibat tikaman pisau dari MAS. (kompas.com, 4-12-2024).

Polisi masih mendalami motif pelaku hingga tega membunuh orang tua dan neneknya sendiri. Sempat beredar kabar bahwa tindakan tersebut dilatarbelakangi tekanan belajar dari orang tua. 

MAS sendiri mengaku bahwa dirinya mendengar ‘bisikan meresahkan’ sebelum melakukan pembunuhan terhadap anggota keluarganya. Namun, polisi belum bisa memastikan motif sebenarnya di balik peristiwa pembunuhan tersebut. 

Sungguh memilukan dan menyesakkan dada mendengar kasus pembunuhan yang dilakukan MAS. Mirisnya, kasus anak yang terlibat kekerasan bukanlah yang pertama kali. Makin ke sini, makin banyak anak-anak yang menjadi pelaku kriminal. 

Lingkungan yang Tidak Kondusif

Kita tidak bisa menyalahkan sepenuhnya pada anak-anak yang terlibat kriminalitas. Mereka terbentuk oleh pendidikan dan lingkungannya. 

Pendidikan hari ini menitikberatkan pada materi dan mengabaikan aspek agama, termasuk akhlak. Pendidikan agama tidak diberikan secara mencukupi, bahkan cenderung ditinggalkan. Akibatnya, anak-anak tidak paham agama, apalagi menerapkannya. Mereka tidak paham konsep baik dan buruk maupun benar dan salah.

Keluarga yang seharusnya mendidik anak-anak juga terlampau sibuk mengejar materi akibat tuntutan ekonomi yang makin berat. Keluarga tidak menjalankan fungsi pengasuhan dan pendidikan untuk anak. Tidak hanya abai dalam memberikan perhatian, keluarga juga tidak mengajarkan agama kepada anak-anaknya. 

Banyak orang tua yang merasa telah mengurus anak-anaknya hanya dengan mencukupi kebutuhan materinya, padahal anak-anak juga butuh perhatian dan diajarkan tentang agama. Ditambah lagi, adanya tuntutan agar anak-anak belajar demi meraih nilai bagus dan berprestasi. 

Anak-anak ini sudahlah kurang perhatian, masih dituntut dengan harapan orang tua yang tinggi. Mereka pun mengalami tekanan hebat hingga mencari pelarian. 

Kondisi makin parah ketika masyarakat sama sekali tidak peduli satu sama lain. Egoisme dan individualisme begitu tinggi hingga kepedulian dalam masyarakat kian terkikis. Ketika ada yang melakukan penyimpangan, masyarakat seperti tutup mata. Fungsi kontrol sosial masyarakat tidak berjalan. Akibatnya, kejahatan makin merajalela.

Hal ini tidak terlepas dari penerapan sistem kehidupan yang serba bebas dan jauh dari agama oleh negara. Inilah sistem sekularisme kapitalisme yang menciptakan lingkungan yang tidak kondusif untuk anak-anak. 

Sistem ini pula yang telah merusak fitrah generasi sehingga menjadi pribadi yang rusak dan merusak. Akibatnya, generasi hari ini begitu lekat dengan kriminalitas dan makin sadis.

Islam Melindungi Generasi

Situasi buruk hari ini yang melanda generasi hanya dapat dihilangkan dengan penerapan aturan yang tepat. Aturan tersebut ada pada Islam sebab Islam tidak hanya sebagai agama, tetapi sebagai pandangan hidup. Islam memiliki aturan yang lengkap untuk kehidupan. Aturan Islam tidak hanya mengatasi permasalahan, tetapi mencegah masalah terjadi.

Karena itulah, negara akan menyelenggarakan sistem pendidikan Islam untuk mendidik generasi. Sistem pendidikan ini berbasis akidah Islam yang akan mencetak generasi unggul, baik dalam aspek kecerdasan dan penguasaan teknologi maupun ketakwaan. 

Sistem pendidikan Islam membentuk pola pikir dan pola sikap generasi sesuai dengan Islam. Generasi Islam ini tangguh dan senantiasa berpegang pada akidah Islam dalam setiap keadaan.

Penerapan sistem Islam juga akan menjauhkan keluarga dari hal-hal yang merusak seperti sekularisme, kapitalisme, liberalisme, atau pluralisme. Orang tua mampu mendidik anak-anaknya sesuai ajaran Islam. Orang tua mampu memberi perhatian untuk anak-anaknya karena tidak disibukkan dengan urusan perut. 

Masyarakat juga akan terkondisikan dengan suasana ketakwaan. Masyarakat mampu menjalankan peran sebagai kontrol sosial melalui amar makruf nahi mungkar. Bibit-bibit kemaksiatan akan dapat segera dideteksi dan diatasi sebelum sempat berkembang. 

Negara juga akan menerapkan sanksi yang tegas atas setiap pelanggaran hukum. Setiap pelanggar hukum akan disanksi secara tegas sesuai ketentuan syariat. Hukuman ini dapat menjerakan pelaku dan mencegah terulangnya pelanggaran di kemudian hari. 

Dengan begitu, keamanan tercipta dan keselamatan jiwa akan terjaga sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 179: “Dan dalam hukum kisas itu terdapat kehidupan bagi kalian, wahai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.”

Konten-konten tidak berfaedah, apalagi yang merusak akidah tidak akan diberi celah. Negara akan menyeleksi dengan ketat tayangan sebelum ditayangkan ke tengah masyarakat. 

Seperti inilah Islam melindungi generasi. Penerapan Islam secara menyeluruh menjadi keharusan bila ingin melahirkan generasi cemerlang yang berakhlak mulia. 

Wallahu a’lam bishshawwab.


Oleh: Nurcahyani 
Aktivis Muslimah 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar