Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Anak Bunuh Keluarga, Sistem Kapitalisme Menjamurkan Penyakit Mental Remaja

Topswara.com -- Heboh, seorang remaja MAS (14 tahun) di Lebak Bulus Jakarta Selatan, menghabisi ayah dan neneknya serta melukai ibunya dengan pisau dapur pada dini hari (29/11/2024). Pada saat kejadian, pelaku mengaku malam itu tidak bisa tidur dan mendapat bisikan gaib untuk membunuh keluarganya. Bahkan, sang ibu berhasil selamat dari kehilangan nyawa karena terbangun dan berhasil lari keluar rumah dan dari kejaran MAS yang saat itu menyerang dirinya juga.   

Saat ini kasus masih dalam penyidikan yang berwajib, dan pelaku juga masih dalam tahap pemeriksaan kejiwaan. Meski begitu, banyak analisa yang telah bermunculan baik dari postingan guru les, orang tua dari teman ketika pelaku di SD, hingga pernyataan para ahli yang mengungkapkan apa yang terjadi pada diri MAS selama ini. 

Dugaan penyakit mental pada diri MAS menjadi dominan. “Saya seperti ada beban berat kemudian saya mendapatkan bisikan, saya harus melakukan hal itu (pembunuhan)….. saya harus melakukan hal itu, saya ingin mengambil beban berat itu yang ada di keluarga ”, ujar Ade Arifah dari pihak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menirukan ucapan MAS. (tribunnews.com, 8/12/2024)

Pengakuan Satpam di perumahan terjadinya kasus mengaku, setelah melakukan pembunuhan, MAS tersebut bilang padanya kalau MAS dalam keadaan sakit. Ketika ditanya sakit apa, apakah mabok, MAS menjawab tidak. MAS mengaku dirinya pernah diajak empat kali ke psikiater oleh ibunya. 

Selain itu, MAS juga mengaku sering dicurhati ibunya mengenai masalah keluarga. Analisa sementara Ade adalah sang anak mendapatkan tekanan psikis karena sering dicurhati sang ibu. Hingga saat ini, penjelasan dari pihak ibu yang saat ini masih dalam perawatan intensif di Rumah Sakit menjadi kunci yang dinantikan semua pihak.

Efek dari penyakit kejiwaan memang sungguh diluar dugaan, bahkan sangat fatal. Karena bisa sampai yang bersangkutan melakukan pembantaian keluarganya sendiri. Padahal, sehari-hari pelaku dikenal sebagai anak yang baik, ramah, pendiam, berprestasi dan rajin ibadah. Isi dari ponsel pelaku ketika diperiksa polisi juga normal saja, tidak menunjukkan tanda-tanda yang mengarah kepada perbuatan kekerasan. 

Banyak kasus kekerasan, pembunuhan hingga pengrusakan dimana pelaku mengaku mendapat bisikan gaib untuk melakukan hal tersebut. Perihal “bisikan gaib” ini, tentu tak bisa kita simpulkan sebagai gangguan jin dan perkara mistis lainnya, meski secara normatif ajaran agama, perbuatan-perbuatan tersebut adalah karena godaan setan kepada manusia. Bisikan gaib merupakan salah satu gejala penyakit mental yang bisa dialami oleh seseorang. 

Menurut artikel di Disway.id (9/12/2024), bisikan gaib atau halusinasi suara merupakan gangguan psikosis atau sulit membedakan mana yang nyata dan tidak. Selain halusinasi, gejala gangguan ini adalah delusi, gangguan perilaku, perubahan mood, perubahan pikiran serta pembicaraan. Adapun penyebabnya adalah gangguan keseimbangan zat kimia di dalam saraf otak yang terjadi bila ada kelelahan fisik dan psikis serta kapasitas mental yang kurang baik.

Bisa dikatakan penyebab psikosis multifaktor dan sama sekali bukan gangguan mistis. Sehingga cara pengobatannya adalah dengan mengurangi tingkat stressor, obat antipsikotik, psikoterapi, rehabilitasi psikososial, terapi stimulasi dan sebagainya. 

Bila kita perhatikan, penyakit mental seperti ini memang akan mudah dialami ketika masyarakat hidup dalam suasana yang menyebabkan hadirnya stressor yang tinggi.

Hal itu sangat mungkin ketika manusia saat ini hidup dalam suasana kapitalis-sekularistik yang melahirkan jiwa individualistis, dan yang paling menonjol adalah menjadikan kebahagiaan tertinggi ada pada capaian materi. 

Berbeda dengan Islam yang menjadikan kebahagiaan hidup manusia adalah mencapai ridho Allah dengan cara mentaati seluruh aturan-Nya serta menjauhi segala yang dilarang-Nya.

Islam juga melengkapi ajarannya dengan konsep penerimaan terhadap qadha-qadar, dimana manusia bisa berusaha pada area yang mereka kuasai dan kapan manusia harus berserah diri menerima ketetapan dengan sepenuh hati.  

Agama Islam sebagai agama wahyu dari Allah SWT telah lengkap berisikan agama serta ideologi. Saat agama hanya dipakai sebagai sarana ritual semata serta nasehat-nasehat semata, tentu fungsi agama sebagai ideologi akan tumpul. 

Padahal ideologi inilah yang akan menyelesaikan sebagian besar permasalahan hidup manusia. Karena ideologi berisi aturan, sistem dan hukum yang adil dan sesuai dengan fitrah manusia. Ideologi Islam yang lengkap dan komprehensif hanya bisa diterapkan oleh sebuah negara. 


Oleh: Ratna Mufidah, SE.
Pemerhati Masalah Sosial
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar