Topswara.com -- Co Founder Program Pelatihan Pola Pertolongan Allah (PPA) Ustaz Sonny Abi Kim, menjelakan bahwa kunci kepuasan hidup itu sesungguhnya ada di dalam pikiran.
"Kunci kepuasan hidup itu sesungguhnya ada di dalam pikiran kita," ungkapnya dalam Bagaimana Menemukan Kepuasan Hidup! Jumat (8/11/2024), di kanal YouTube Sonny Abi Kim.
Ia menjelaskan bahwa kunci kebahagiaan dan kepuasan hidup, berorientasi kedalam, menikmati apapun yang dimiliki dengan penuh syukur. Makin banyak enjoying (menikmati) makin bahagia, makin banyak wanting (keinginan) tanpa diiringi enjoying itu membuat seseorang makin menderita.
"Untuk itu agar bahagia dalam hidup, kita perlu punya dua kemampuan yang pertama meningkatkan dan memperbanyak enjoying yang kedua mengelola dan menempatkan wanting pada porsi yang tepat," jelasnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan sebagaimana dikutip dalam buku Arvan Pradiansyah bahwa yang namanya kepuasan hidup itu, terdiri dari dua unsur yang pertama itu enjoying atau menikmati dan kedua wanting atau menginginkan.
"Jadi enjoying itu adalah apa-apa yang kita nikmati. Wanting itu apa-apa yang kita inginkan. Enjoying adalah hal-hal yang sangat kita nikmati dalam hidup, sesuatu yang sangat membuat kita bersyukur, berterima kasih atas anugerah indah yang telah Allah berikan dan sudah ada saat ini. Sedangkan wanting adalah hal-hal yang kita inginkan, sesuatu yang mungkin sedang dikejar dan berusaha kita wujudkan, hal-hal yang belum nampak dan masih ada di depan," paparnya.
Sehingga, pengurangan dari dua hal ini itu akan menghasilkan skor kepuasan hidup seseorang. Enjoying dikurangi wanting hasilnya itu skor kepuasan hidup seseorang. Kalau jumlah enjoying lebih banyak dari jumlah wanting maka hasilnya positif, tetapi kalau jumlah wanting lebih banyak dari enjoying maka hasilnya minus. Karena pada akhirnya kepuasan hidup itu tidaklah tergantung pada kekayaan.
"Saya mengatakan seperti itu sama sekali bukan berarti bahwa harta benda itu enggak penting, itu penting itu mungkin salah satu faktor dasar kepuasan hidup. Tetapi bukan faktor yang menentukan ya. Tentu saja kita akan sulit bahagia kalau kebutuhan hidup kita yang dasar belum kita penuhi. Tetapi kalau kebutuhan sandang pangan papan yang minimal itu sudah terpenuhi sudah tercukupi pertambahan materi setelah itu menjadi bersifat relative," tuturnya.
Artinya penambahan kekayaan tidaklah dengan serta-merta membuat orang lebih bahagia, tidak serta-merta membuat lebih puas hidupnya. Bahkan boleh jadi bisa bahagia daripada seorang konglomerat yang punya harta jauh lebih banyak, kalau memahami konsep ini. Sehingga, menikmati itu enjoying itu adalah mengisi pikiran dengan segala sesuatu yang sudah dimiliki, enjoying itu adalah membuka mata lebar-lebar untuk memperhatikan dan menghayati segala sesuatu yang telah dimiliki.
"Bukankah dulu semua ini tidak pernah ada, bukankah banyak orang yang tingkat kehidupannya, mungkin jauh di bawah kita makin kita meresapi dan menghayati semua yang kita miliki makin indah lah hidup kita, makin gembira kita, semakin bersyukur dan akhirnya semakin tinggi kepuasan hidup kita," jelasnya.
Sehingga, kunci terpenting dalam menikmati adalah memperhatikan, yakni betul-betul meluangkan waktu untuk membuka mata, membuka pikiran, menjiwai, merasakan semua nikmat dan karunia.
"Maka kalau kita ingin meningkatkan kepuasan hidup, enjoying harus ditingkatkan setinggi mungkin, kita boleh memiliki wanting, namanya manusia pasti kita memiliki keinginan, kalau pun kita memiliki pertambahan keinginan maka itu juga perlu diselaraskan dengan penambahan enjoying, hal-hal menikmati dalam hidup," pungkasnya. [] Alfia Purwanti
0 Komentar